Party

154 17 3
                                    




hai all! terimakasih untuk votementnya dan maaf karena telah menghilang terlalu lama.
hope u'all love this!







▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬





Seorang lelaki manis kini tengah sibuk mematut diri di hadapan cermin panjang di depannya. Tinggi cerminnya bahkan lebih tinggi dari dirinya sendiri. Ia tengah sibuk memilah-milah baju mana yang sekiranya cocok untuk ia kenakan ke pesta malam ini. Sweet Seventeen Party.

"Jaemin..." panggilnya pelan.

"Hm"

Hanya deheman yang Renjun terima. Ya, lelaki manis itu adalah Renjun.

Renjun yang kini tengah dilema dalam memilih pakaian yang harus ia kenakan untuk pergi ke pesta Sweet Seventeen-nya Winter. Sesuai dengan ucapan Jaemin yang lalu, pacar tempramentalnya itu benar-benar mengajaknya ikut serta ke dalam pesta tersebut.

Renjun mendengus singkat, menatap Jaemin dari cermin, lelakinya sibuk bermain game. Pantas saja ia tak dihiraukan.

"Menurut kamu bagusan yang mana? Ini acaranya semi formal kan?" tanya Renjun.

"Hm"

Kembali, hanya itu respon yang diberikan Jaemin.

Renjun lelah. Ia memilih untuk duduk kembali. Padahal di undangan tertera mereka harus hadir tepat pukul 8 malam. Sekarang baru jam 6 sore. Mungkin Renjun yang terlalu excited menyiapkan diri sedangkan yang diundang saja masih sibuk bermain game online.

Brak!

Suara handphone dilempar dapat Renjun dengar.

Jaemin melempar handphonenya ke lantai tanpa rasa bersalah. Renjun pun menatap miris handphone yang rusak akibat benturan keras itu. Namun, firasatnya mulai buruk.

Renjun memejamkan matanya ketika Jaemin mulai menatap tajam kearahnya. Sungguh, Renjun takut mereka tidak jadi pergi ke pesta Winter hanya karena kejadian handphone barusan. Renjun juga takut, Jaemin akan memukulnya atau bahkan menamparnya, lagi.

Tapi semua yang dipikirkan Renjun ternyata salah. Jaemin memang mendekat ke arahnya, tapi bukan untuk memukul atau menamparnya melainkan memberinya pelukan yang begitu hangat.

"Udah mandi?" tanya Jaemin dengan kepala yang mendusel ke leher kekasihnya itu.

"Udah..." Renjun membalas pelukan Jaemin, membiarkan kekasihnya menghirup aroma tubuhnya lewat lehernya.

Jaemin tersenyum kecil.

Kini pelukannya berubah. Renjun dibawa ke pangkuan Jaemin dengan kedua tangan Jaemin yang melingkar apik di pinggang sang terkasih. Renjun pun memberanikan diri mengusap lembut surai lelakinya.

"Kalah ya?" tanya Renjun pelan. Ia hanya penasaran akan alasan Jaemin membanting ponsel mahalnya.

"Iya. Game-nya ngeselin." jawab Jaemin sambil terus mencari posisi nyaman sembari mengendus aroma leher Renjun.

"Gue udah pesan 1 set pakaian couple buat kita ke pesta nanti, jadi stop bolak-balik cermin cuma buat nyobain baju jelek Lo itu." ucap Jaemin.

Renjun tersenyum, pipinya merona. Jaemin memesan pakaian couple untuk mereka? Sesuatu yang langka. Biasanya, lelaki tempramental itu hanya akan memberikan Renjun uang atau pakaian yang ia inginkan tanpa ada unsur couplenya. Sepertinya Renjun harus berterimakasih kepada Winter untuk kali ini.

"Turun. Bentar lagi dateng, gue mau mandi dulu." titah Jaemin.

Renjun pun menurut, ia turun dari pangkuan Jaemin dan membiarkan kekasihnya itu untuk mandi terlebih dahulu.

AMARE (JAEMREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang