Jisung

92 17 4
                                    

hai all! happy reading!

jangan lupa votementnya!
















▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬







Renjun terbangun karena sinar mentari yang menyusup masuk di balik tirai yang tersingkap. Badannya remuk, tenaga Jaemin benar-benar di luar batas Renjun.

Ketika Renjun mengedarkan pandangannya ke sekitar, ia baru sadar. Bahwa dirinya berada di kamar Apartemennya. Bukan di kamar hotel bintang lima tempat ia menghabiskan malam yang panas bersama Jaemin.

Ah, apa saat Renjun pingsan, Jaemin membawanya kemari?

Ketika ia menoleh ke samping kanan dan kirinya. Renjun juga baru sadar. Jaemin tak ada lagi di sana. Sebelah manapun kosong. Hanya ada dirinya seorang.

Namun, ia menemukan sebuah notes dan sepiring sandwich tergeletak diatas meja seberang tempat tidurnya.

Renjun pun bangkit dengan perlahan. Menutupi tubuh polosnya dengan selimut putihnya.

'Gue ada urusan sebentar. Abis Lo bangun, makan sandwich-nya, gue buatnya dengan sepenuh hati. Makasi buat yg kemarin. Kayak biasanya, Lo selalu enak. Gue juga udah beliin salep, obatin sendiri.'

-Jaemin Na.

Begitulah kira-kira isi secarik kertas yang Jaemin tinggalkan untuk Renjun.

Bukan hanya itu saja, sebuah amplop berisi sejumlah uang juga tergeletak disana.

Ah, Renjun jadi merasa seperti jalang saja.

Habis dipakai, ditinggal begitu saja dengan setumpuk uang.

Tapi Renjun percaya, di mata Jaemin ia tetap kekasihnya kan? Jaemin tak pernah menganggap seperti itu kan? Lagi pula, Jaemin memang biasa memberinya sejumlah uang. Bukan hanya setelah memakai tubuhnya seperti ini saja.

Renjun pun melangkah menyimpan uang tersebut di lemari, lalu berlalu ke kamar mandi guna membersihkan diri dan mengobati bagian belakangnya.

Setelahnya, ia mulai melahap sandwich buatan Jaemin dan segelas air putih yang lelakinya siapkan untuk dirinya. How sweet he's.

Seperti ini saja sudah cukup membuat Renjun berada di suasana hati yang senang sekali. Ia merasa benar-benar dicintai meski ditinggal pergi begitu saja. Toh, Jaemin bilangnya ada urusan kan? Mungkin memang sebuah urusan yang penting.

Ketika merasa tenaganya telah pulih kembali, Renjun melangkah keluar kamar, hendak menunggu kembalinya Jaemin di ruang tamu saja. Namun, sebuah suara mengagetkannya.

"Udah puas tidurnya, Tuan Putri?" nada yang sinis kentara sekali dari kalimat yang terlontar itu. Seorang pria jangkung yang lebih muda dari Renjun menatapnya dengan tatapan sinis nan sarat akan rasa tidak suka.

"Jisung?" Renjun agaknya terkejut melihat kehadiran kekasih temannya itu.

"Gak usah sok kaget gitulah. Bang Jaemin nyuruh gue mastiin Lo masih hidup abis dia gempur semaleman terus paginya ditinggal pergi jalan sama ceweknya." ucapan Jisung sontak membuat Renjun semakin terkejut.

"Gak usah ngarang." elakan Renjun membuat Jisung terkekeh. Menghampiri pria mungil itu sembari menatapnya dari atas sampai bawah. Tatapan mengintimidasi dari Jisung, membuat Renjun sedikitnya merasa risih.

"Lumayan juga bentukan Lo, pantes Abang gue betah. Jadi jalang gue juga mau gak? Gue juga punya banyak duit kok kalau itu yang Lo mau, berapa permalam?" cercaan penuh hinaan yang keluar dari mulut Jisung membuat Renjun marah.

AMARE (JAEMREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang