Boss besar :
selesaikan dan laporkan kembali kesaya.Bawahan :
Baik pak."Cepat selesaikan dan kembali ke kasino." Ucap Daniel kepada yang lain sambil mengusap sudut bibirnya yang terluka.
Tidak hanya Daniel seorang. Melainkan beberapa dari kawan nya yang sedang bertugas pada sore ini. Mereka tengah melabrak penghianat di organisasi Cobra.
Organisasi yang terbilang cukup terkenal dengan. Kekerasan, prostitusi malam dll.
Organisasi yang tengah di ambil ahli oleh Dareen Azeeram Derizsk Pria berusia 22 tahun.
Sosok seorang anak laki-laki berusia 8 bulan yang diangkat langsung oleh mantan ketua cobra. Melainkan Ayah angkatnya yang bernama Febiand Gerous Derizsk.
Beberapa tahun telah berlalu darenn dijaga dan diberikan kasih sayang layaknya anak kandung. Oleh sepasang suami istri yang pada saat itu belum mendapatkan momongan di pernikahannya yang sudah hampir lewat 8 tahun lamanya.
Dareen sendiri sangat bersyukur akan hal itu, dirinya pun tidak ada niat untuk mencari orang tua kandungnya yang sudah membuang saat itu.
∆∆∆∆∆
Gadis manis yang tengah asyik mendengarkan lagu favorit nya. Dengan volume yang cukup kencang, siapa saja dari jarak beberapa meter bisa mendengar lagu tersebut. kepalan tangannya semakin keras menggenggam pulpen sembari memberikan coretan kasar diatas kertas putih.
Brakkkk..
"Stoppp." Seorang wanita yang berteriak diluar kamarnya dengan suara yang membuat nafas nya tersengal. Neta menanggapi hal itu sudah biasa sejak dia memasuki SMA.
Neta mematikan lagu tersebut dan berlalu keluar ingin melihat peristiwa apalagi yang malam hari ini.
Kejadian-kejadian ini sudah terbilang sering terjadi. Dan hanya Neta yang bisa menenangkan perasaan kesal bapak nya terhadap mamanya.
"Bapak jangan suka judi terus uang mama habis buat bayar utang bapak." Ucap pelan neta dengan wajah tanpa ekspresi.
Neta melihat mamanya yang lagi sibuk membersihkan kegaduhan tersebut, sedangkan pria Bayu Baya dihadapan nya hanya menatap mereka berdua dengan tatapan jengkel.
"Mending kamu masuk belajar yang bener." Tegur Tommy terhadap putri kedua nya.
Neta melihat tubuh lesu Tommy berlalu pergi keluar rumah. Dirinya segera kebawah tangga untuk mengambil sapu dan sekop sampah.
"Biar Neta ajah bu. Ibu Masuk istirahat ajah." Ucap lembut Neta memeluk erat bahu Febby yang bergetar hebat.
"Maafin ibu ya Neta." Febby memeluk putri nya erat. Neta merasakan bahu nya basah dia pun membalas pelukan itu tak kalah erat nya.
"Neta udah biasa kok bu. Gak apa-apa, ibu cape kan mending istirahat ajah biar aku yang beresin ini." Febby menggeleng dia mengambil sapu dan sekop ditangan Neta.
"Gak-gak biar ibu ajah. Kamu masuk ajah ke kamar belajar yang giat. Biar bisa jadi anak yang bisa banggain bapak kamu nanti." Neta tersenyum mendengar itu tapi tidak dengan mata dan hati nya berkata lain.
"Yah udah Neta masuk yah bu."
"Iya sayang, besok bekal nya mau ibu buat menu apa." Tanya febby.
"Neta pengen nasi goreng telur bu, tapi pedes yah." Neta kembali ke kamar nya. Dia langsung mencari cermin di dinding dekat lemari miliknya.
Yah. expresi inilah yang dia punya selama ini. Bertahun-tahun Inilah yang dia bawa sampai detik ini. Wajah tanpa expresi tetapi mata dan hati nya berkata lain.
Disaat dia Sedih senyuman manis nya itu sangat memanipulasi siapa saja yang melihat. Karena tak ada yang bisa menangkap kehampaan di sorot mata dan mereka juga tak bisa merasakan Perasaan yang ingin Neta beritahukan kepada yang lain.
Happy reading "She's mine" next chapter is Friday, enjoy next week
KAMU SEDANG MEMBACA
'He is Mine'
General Fiction"maksud lo.? gue harus lunasin semua utang yang bahkan gue gak tau dari mana semua itu berasal." sarkas Neta dengan nafas naik turun. Pusat pandangan nya masih fokus menatap pria paruh baya, yang terlihat Menundukkan kepalanya ke lantai. Neta sekua...