Seorang gadis berusia 19 tahun tengah sibuk membersihkan meja yang kotor. Hari ini adalah, hari pertama dia diterima disalah satu cafe yang terbilang cukup rame untuk kalangan remaja.Cafe tersebut menjadi tempat ke 5 untuk Neta menambah uang jajan miliknya dan untuk keluarga nya yang terlilit utang.
Mau tidak mau Neta terpaksa harus melakukan semua pekerjaan itu untuk mendapatkan uang. Neta anak kedua dari 3 bersaudara. Kakak pertama nya narez yang masih duduk di bangku perkuliahan. Dan sedangkan sih bungsu masih duduk di bangku SMP.
Hidup mewah yang Neta rasakan dulu kini telah sirna. Dirinya merasa rendah ketika perusahaannya orang tuanya bangkrut, dan tidak ada lagi Neta sih gadis manja dan kaya.
Dalam satu Minggu dia bisa menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja paruh waktu di toko serba, cafe, dan menjadi cleaning service di salah satu Bar & kasino.
Setelah selesai Neta pun kembali kekasir untuk menerima pesanan baru.
"Silahkan pesanan nya pak?".
"Pak?, saya masih muda belum punya anak." Ucap pria di hadapannya dengan tatapan tajam. Neta tersenyum kecut melihat expresi itu.
"Maa..maaf kak. Pesanan nya yang mana." Ucap Neta lembut.
"Saya pesan America..." pria tersebut menerima panggilan masuk. Neta pun tak melanjutkan pesanan nya.
"Americano." Memberikan arahan sambil menunjuk papan menu
"Americano satu, ada lagi pesanan nya pak." Ucap Neta. Sambil menunggu jawaban pria bertubuh besar itu yang tengah melihat daftar menu lain. Tetapi panggilan itu masih berlangsung.
"Saya mau yang ini rasa Moch...
Tolong antarkan pesanan ini ke mobil di ujung sana." Pria itu menunjuk keluar cafe dan dia pun tiba-tiba pergi keluar untuk melanjutkan panggilan telfon tersebut."Dia pesan apa net." Tanya Adam yang baru saya keluar dari ruang penyimpanan.
"Americano 1 sama Roti isian nya rasa macha." Ucap Neta merobek kertas nota.
"Oke gue buat dulu." Neta mengangguk.
Setelah pesanan selesai Neta langsung berjalan keluar menghampiri mobil hitam yang terparkir di seberang jalan, sesuai perkataan pria tadi. Neta mencari pria tersebut namun tak dilihat nya.
Merasa ada aneh yang neta segera berlari keujung jalan. Untuk memberikan pesanan tadi, saat kaca mobil terbuka tampak sosok laki-laki berjas hitam rapi.
"Ini pesanannya." Diambilnya pesanan itu dan langsung menutup kembali kaca mobil.
"Ngeri banget muka nya." Batin Neta bergidik ngeri.
Neta segera berlari ke kafe melihat ada beberapa pelanggan baru yang masuk.
"Ini ketua pesanannya." Pria dibelakangnya hanya mengangguk pelan.
"Gadis itu adalah anak kedua dari Tommy redd trey. Namanya Netasky Azza Olivas jaminan pinjaman utang yang Tommy sepakati., keseharian gadis itu hanya melakukan pekerjaan paruh waktu selepas sekolah selesai."
"Awasi dan pantau terus, jangan ada luka Di bagian tubuhnya. kali ini penjamin yang Tommy berikan cukup bagus untuk Usaha kita." Sembari menatap keluar. Matanya menangkap wajah Neta yang tengah tersenyum kepada pelanggan.
"Baik." Mobil hitam itu segera pergi dari sana.
Dari dalam cafe dengan perasaan yang gugup Neta menatap mobil hitam tersebut hingga menghilang dari pandangannya.Bip..bipo.bipp
"Udah harus ke tempat selanjutnya." Neta segera siap-siap Menganti pakaian nya, karena dia akan ke tempat paruh waktu berikutnya.
"Adam gue deluan yah." Pamit Neta.
"Neta.. tunggu." Panggil Adam menghampiri Neta.
"Ini,.gue buatin buat Lo tadi, gue tau Lo belom makan." Adam memberikan kotak bekal yang berisikan roti sandwich kesukaan Neta.
"Kenapa musti repot-repot sih." Neta dengan senang hati menerima pemberian Adam.
baru-baru ini Neta belajar akan sesuatu yang berharga. jika ada seseorang yang memberikan sesuatu dengan tulus harus diterima dengan senang hati. Entah itu barang atau makanan dirinya cukup senang menerima itu semua. karena masih banyak orang yang peduli dan memberikan perhatian kecil membuat Neta bahagia.
"Makasih yah Dam, kalo gitu gue berangkat dulu yah." Adam tersenyum ramah melambai-lambaikan tangannya memberikan semangat 45 untuk Neta.
°∆∆∆∆°
Sekumpulan pria berbaju hitam serta benda-benda keras di genggamannya sudah siap. Mereka Tengah menunggu aba-aba dari boss nya untuk menggerebek salah satu tempat yang memiliki utang di Geng cobra.
"Arghhhhh..anjinglah kalah terus gua." Tommy mengebrak meja saat dia menurunkan kartu milik jelek miliknya, sedangkan sosok di depan nya tengah tersenyum sumringah.
"Semua milik gua..Ahahaha." pria kisaran berusia 45 tahun mengambil kepokan uang diatas meja. Senyum kemenangan nya membuat tommy kesal.
"Gimana tom. Mau pinjam gak." Tanya nya. Tommy hanya menatap gepokan uang tersebut tanpa berkedip.
"Gak dulu, yang di geng cobra ajah belum lunas." Tommy berdiri dari sana.
"Gila ajah lu. Ngutang di sana tom." Tegur Pria disampingnya.
"Iya, gak ada takut-takut nya dia."
"Bunga cicilan nya kecil yah kali gua gak tergiur, lagian ngapain urusin gua. Dahlah cabut gua " Ucap Tommy berlalu pergi dari sana.
"Dia belum tau seberapa kejam nya geng cobra." Yang lain mengangguk bersamaan.
"Ini pertama kalinya dia ambil pinjaman di geng cobra. Setelah sekian tahun lamanya dia bertekad tidak akan mengambil pinjaman ditempat itu. Dan di sana harus ada penjamin nya."
"gak tau lagi dah sih Tommy."
"Serah dia, nanti dia bakalan tau seberapa kejam nya corba the geng."
∆∆∆∆∆∆
KAMU SEDANG MEMBACA
'He is Mine'
General Fiction"maksud lo.? gue harus lunasin semua utang yang bahkan gue gak tau dari mana semua itu berasal." sarkas Neta dengan nafas naik turun. Pusat pandangan nya masih fokus menatap pria paruh baya, yang terlihat Menundukkan kepalanya ke lantai. Neta sekua...