Seperti kaca yang retak

38 9 5
                                    


Seperti biasa tinggalkan jejak vote ya teman-teman. Jangan julid!. Jadi pembaca yang bijak.

Jika benar kata mereka. Sebelum kita dilahirkan ada sesuatu hal indah  yang bikin kita yakin untuk lahirkan. Lalu bahagia seperti apa yang bikin aku yakin untuk lahir?. Bukankah selama ini kepahitan yangku terima.

_Arhan Dikta Ganindra

Nampaknya keputusan untuk balik ke Mansion, bukanlah keputusan yang  tepat. Mobil merchandise Benz Sls Amg gullwing, sudah terparkir rapi disudut halaman. Yang berarti pria tua itu sudah pulang dari bisnis di Amerika.

Dengan langkah berat Dikta masuk kedalam mansion, tanpa menoleh sedikitpun kearah papanya yang sedang duduk diruang tamu.

Stevano Ganindra menatap nyalang tingkah tidak sopan putra bungsunya. Semakin hari anak itu seperti tidak punya rasa hormat terhadapnya yang notabenya papa kandungnya.

"Begitu cara kamu menyambut papamu?. Setelah bikin kekacauan beberapa hari lalu." Dikta yang awalnya ingin naik ke udakan tangga lantas berbalik.

"Lalu dengan cara apa saya harus menyambut anda tuan, Stevano."

"Dasar anak tidak tau sopan santun. Begini cara kamu menghormati orangtua! Hah." Cih baru sekarang papanya membahas sopan santun?. Kemana selama ini. Disaat ia masih kecil butuh didikan darinya. Pria itu lebih memilih menitipkannya pada Bik asih. Pembantu dimansion ini.

"Sopan santun tidak berlaku untuk anda yang tak pernah mendidik saya dari lahir." ucapnya pedas. Tak perduli bahwa perkataannya semakin membuat papanya emosi.

"JAGA BICARA KAMU! ARHAN DIKTA GANINDRA. SAYA INI PAPAMU!." teriak Stevano. Para maid yang sedang bersih-bersih pun memilih menyingkir terlebih dahulu. Mereka bergedik takut melihat kemarahan majikannya.

"To the point saja. Untuk apa anda pulang kalau tidak ada hal penting bukan?." Dikta sudah hafal dengan tabiat papanya, pria tua itu tidak akan pulang jika tidak ada hal penting.

"Nanti malam ada pertemuan bisnis dengan keluarga Sebastian. Papa harap kamu datang menjaga tingkah lakumu. Jangan buat papa malu, dan kamu datang sama mamamu."

"Dia bukan mama saya!."

"Lalu siapa mamamu, wanita gila itu." ucap Stevano terkekeh sinis.

Dikta melempar guci yang berada disebelahnya. Dengan kencang guci itu ia lemparkan ke Stevano. Namun sayang guci itu meleset.

"Kalau anda lupa, dia Istri anda. Dan mama kandung saya!."

"Sampai kapan kamu menentang papa. Ingat papa bisa saja membuat mamamu itu lebih jauh dari kamu! Ikuti perintah papa jika kamu masih mau melihat mamamu." Dikta memandang punggung Stevano yang kian berlalu. Ia belum cukup power melawan papanya. Untuk sekarang Dikta terpaksa harus menuruti perintah pria tua itu, yang sialnya menjadi papa kandungnya.

"Kalau Lo gamau datang gapapa, biar gue aja yang datang sama mama. " ucap Andrian Yudis Ganindra, kakak Dikta.

Dikta memang terlahir menjadi putra bungsu keluarga Ganindra. Andrian dan Dikta adalah adik kakak, namun beda ibu. Mama Dikta merupakan istri siri Stevano sedangkan Saras istri sah, mama dari Andrian. Publik tidak ada yang tau bahwa Stevano memiliki Istri siri, pria itu menutup rapat-rapat tentang jejak buruknya.

30days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang