Day 1(ekstra sabar)

35 5 8
                                    


Cuaca dingin menyelimuti tubuh Skaraya, subuh tadi kota jakarta dilanda  hujan yang cukup deras. Untung saat jam 6pagi hujan sudah berhenti. Dengan membenarkan letak switerya Skaraya sambil fokus memasukan garam kedalam nasi goreng buatannya.

Hari masih cukup pagi tapi gedoran pintu apartemennya membuat tidur Skaraya terusik. Dikta sibiang kerok yang membuatnya menjadi harus bangun lebih awal, malah dengan santai duduk dikursi pantry dengan menjenguk susu coklat yang tadi ia buatkan.

Dalam hati ia meringis seorang cowo badboy paling ditakutin seantero SMA MANDALA doyan susu coklat. Bagiamana reaksi mereka saat tau, pasti Dikta akan ditertawakan.

"Nih makan. Setelah ini Lo cuci piringnya sendiri?." Skaraya menyodorkan nasi goreng yang baru saja jadi dihadapan Dikta.

"Lo lah yang cuci." Skaraya mendelik tidak mau. Dirinya saja bahkan belum mandi dan sarapan!.

"Gue mau siap-siap buat berangkat sekolah. Gue juga mau sarapan!." ucapnya tak santai. Skaraya juga bukan tipekal orang yang sabar. Dan berhadapan dengan cowo rese ini cukup menguji kesabarannya yang setipis tisu.

Dikta cowo itu tadinya duduk lantas berdiri, menuntun Skaraya untuk duduk disampingnya."Lo juga duduk makan."

Jantung Skaraya terasa berdetak lebih cepat dari biasanya. Mengapa ia jadi mati kutu. Hanya beberapa detik Skaraya menggelengkan kepala untuk mengembalikan kesadarannya.

"Gausah gue mau makan diapartemen aja." 

"Lo pikir ini dipinggir jalan."jawab Dikta asal.

"Maksud gue diapartemen gue sendiri." makan bersama Dikta yang ada membuat ia tidak tenang. Mata elangnya itu selalu menatapnya dengan intens.

"Sama aja. Makan atau gue suapin!." dengan cepat Skaraya langsung melahap nasi gorengnya nampa meniup nya terlebih dahulu.

Lidahnya menjadi terbakar dengan rasa panas itu. "Panas... Ishh kenapa panas banget sih." Skaraya mengipas mulutnya dengan tangan guna mengurangi rasa panas.

"Lo bego atau gimana sih. Baru juga jadi masih panaslah." omel Dikta. Namun dia juga memberikan air minum.

Skaraya meneguknya dengan rakus, perlahan rasa panasnya pun hilang."makasih." ucapnya setelah meletakkan kembali air minumnya.

"Setelah ini Lo. Mandi disini, gue udah siapin seragam Lo. " Dikta sempat meminta pada orang suruhannya agar membelikan seragam baru untuk Skaraya. Agar mereka bisa berangkat bersama, karena ia yakin Skaraya pasti akan lebih awal sekolah untuk menghindarinya.

"Gak gue mau balik." seketika pikiran kotornya tentang Dikta berkelana diotaknya. Takut-takut jika Dikta mengintipnya saat mandi.

"Gak Lo mandi disini. Kita berangkat bareng."

"Berangkat bareng Lo?. Gak mau yang ada gue dibahan omongan disekolah." tak mungkin jika para fans Dikta tidak akan membully nya. Mengingat gimana kepopuritasan cowok itu.

"Lo lupa kalau Lo cewek cue sekarang." ucap Dikta dengan santainya.

Skaraya tertawa terpingkal, perutnya menjadi keram akibat terlalu kencang tertawa.

"Lo juga lupa kalau kita cuma pura-pura." Dikta terdiam. Ia lupa dengan fakta itu, dalam hati dirinya meruntukki kebodohannya.

Sebisa mungkin Dikta menutupi rasa malunya dengan tetap memasang wajah datar.

"Justru itu ini awal hari Lo jadi pacar pura-pura gue. Biar mereka tau kalau Lo pacar gue."

Skaraya masih bertanya-tanya apa tujuan Dikta menjadinya pacar. Maksudnya pacar pura-pura. Atau Dikta sebenarnya suka padanya? Tapi dia gengsi untuk mengakuinya. Tangan Skaraya mengutuk pelan kepalanya.

30days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang