Dia lagi!

45 12 5
                                    


Terkadang apa yang terlihat oleh mata, belum tentu terlihat oleh hati. Mata bisa aja berbohong namun hati, sulit menyembunyikan.

Cuaca ibu kota pagi ini sangat menyengat padahal baru menunjukkan pukul 7 pagi. Jalanan ibu kota pun sudah mulai macet, suara klakson mulai bersahutan memenuhi jalanan. Pengendara satu sama lain agaknya tidak mau mengalah karena macet. Berbeda sekali dengan suasana dibandung tempat Skaraya tinggal.

Udara yang sejuk dan juga cuaca yang tidak semenyengat dijakarta dan tentu tidak semacet ibu kota itu. Skaraya mengusap butiran keringat sebiji jagung didahinya, menghela oksigen dengan rakus. Menatap gerbang sekolahnya yang sudah tertutup rapat. Hari pertama dirinya sekolah sudah telat saja, ia mengutuk tukang ojek yang sempat dirinya tumpangi.

Tukang ojek itu waras atau tidak sih sebenernya, yang benar saja bensinnya udah mau habis tidak diisi terlebih dahulu. Dan lebih parahnya lagi Skaraya disuruh bayar sesuai aplikasi nya! Rugi dong. Walaupun uang Skaraya masih ada, tetap aja itu tidak adil dirinya saja tidak diantarkan sesuai yang ada diaplikasi.

Ini yang dirinya tidak suka dengan jakarta, ribet!. Mau naik taksi nanti terkena macet, niat naik ojol malah ketimbang sial.

"Pak tolong bukain gerbangnya dong." ucapnya semelas mungkin kepada pak satpam. Terlihat dari name tagnya bertulis Dadang.

"Aduh neng. Gabisa bapak takut dimarahin sama kepala sekolah." ucap pak Dadang dengan tak enak hati.

"Pak ini awal pertama saya masuk. " Pak dandang nampaknya menimang-nimang terlihat jelas raut wajah ragu.

"Yasudah neng lain kali jangan telat lagi ya."

Senyum Skaraya kian mengembang. "Makasih pak Dadang." Pak Dadang pun mengangguk mengiyakan.

Skaraya langsung main lalu berjalan dengan dengan tergesa-gesa, waktunya sudah tak banyak lagi. Ia harus segera keruangan kepala sekolah untuk menanyakan dimana kelasnya. Namun saat dijalan dia bertemu dengan guru yang sedang keliling untuk memastikan apakah ada yang masih diluar kelas atau tidak.

"Kamu kenapa baru berangkat." tanya nya penuh selidik.

"Iya pak saya terlambat tadi kena macet."

"Kelas mana kamu."

"Saya murid baru pak pindahan dari bandung."

Skaraya baru sadar setelah menatap name tag guru tersebut. Rupanya guru itu adalah kepala sekolahnya, baguslah jadi dirinya tak perlu susah-susah mencari ruangannya.

"Baiklah kali ini saya maklumi lain kali berangkat lebih awal jakarta tidak seperti bandung, kota ini penuh dengan kemacetan. " Skaraya mengangguk mengerti

"Yasudah saya antarkan kamu ke kelas kamu. Mari ikutin saya." Dengan langkah pelan Skaraya mengekor dibelakang kepsek tersebut.

"Maaf Bu, menganggu waktunya saya mau mengantarkan siswi pindahan." ujar pak kepala saat sudah tiba dikelas yang akan Skaraya tempati.

"Eh iya pak terimakasih. " sahut Bu citra yang tadi sedang mengajar.

"Kalau begitu saya permisi. " Setelah pak kepala berlalu ia pun masuk kedalam kelas.

Suasana yang tadinya ramai kini menjadi hening saat dirinya masuk. Mereka sontak menatap kearahnya.

"Silahkan perkenalkan nama kamu."

30days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang