Tawaran 30hari.

30 6 5
                                    


Tidak perduli semua orang menjauhiku. Asal jangan kamu, karena kamu sudah menjadi duniaku.

Semalam suntuk Skaraya sama sekali tidak bisa tidur, matanya berjaga sampai subuh. ia hanya bisa tertidur sehabis subuh, pikirannya masih terpenuhi tentang siapa si penelfon itu. Dari semalam Skaraya rasanya ingin cepat-cepat pagi, dengan begitu ia bisa tau siapa orang itu.

Bahkan pagi tadi juga Skaraya tak nafsu sarapan padahal ia mempunyai Magh. Tapi ia tak mempedulikan itu. Paska waktu pembelajaran Skaraya mendapat pesan dari orang itu. Dia memintanya untuk datang kerooftof saat jam istirahat.

"Lo begadang, Ray tadi malam?." tanya Freya. Karena gadis itu sedari tadi menguap dan mata juga merah berair.

Skaraya yang tadinya asik melamun kini tersadar. "Iya tadi malam gue marathon drakor." alibinya. Terpaksa Skaraya berbohong karena tak mungkin ia jujur alasan sebenarnya tidak tidur.

Freya gadis baik dan juga tulus walaupun baru berteman Skaraya sudah bisa tau bagaimana gadis itu, lewat matanya bisa Skaraya lihat. Mata yang teduh dan hati yang baik.

Namun untuk jujur mengenai tentang dirinya, Skaraya masih belum bisa. Bukan tak percaya pada Freya, tapi ia takut jika nanti Freya malah takut dan berakhir menjauhinya setelah tau latar belakang hidup Skaraya.

"Jangan terlalu begadang, Ray. Gak baik umumnya orang tidur 8jam kurang dari itu Lo bisa sakit. "

"Iya, Frey. Lo kaya ayah gue deh cerewet setiap gue begadang." ucap Skaraya. Ia jadi rindu dengan omelan ayahnya.

"Cerewet itu tanda sayang asal Lo tau." Freya menoyor pelan kening Skaraya.

"Alasan Lo pindah ke Jakarta karena apasih, Ray. Gue juga belum tau alamat rumah Lo." dari awal Freya berteman dengan Skaraya ia sama sekali belum tanya soal itu.

Skaraya terdiam sesaat, memikirkan jawaban yang pas.

"Biasalah ada masalah disekolah lama. Kalau Lo mau main ke apartemen aja, gue tinggal sendiri disini." jelasnya semoga Freya percaya.

Freya mengangguk mengerti."Kenapa Lo gak tinggal sama bokap Lo, Ray." Hufft nampaknya Freya masih ingin tau tentang dirinya.

"Ayah gue kan ada kerjaan dibandung, Freya gak bisa ikut pindah dong. Itung-itung gue mandiri juga."

"Tinggal sama gue aja gimana. Rumah sepi semenjak kakak gue kuliah dilondon." Freya anak bungsu. Ia mempunyai kakak laki-laki yang sekarang masih menempuh pendidikan universitas dilondon. Freya dan kakaknya sangat dekat sehingga waktu kakaknya memilih dilondon Freya menjadi kesepian.

"Nggak usah, Freya. Kalau Lo kesepian Lo bisa kok ke apartemen gue kapan pun."ucap Skaraya. Seakan teringat dengan dugaan semalam, Skaraya jadi ingin bertanya pada Freya.

Lidahnya seakan keluh, hatinya bimbang apakah ia harus bertanya atau tidak. Namun rasa penasarannya semakin membuncak, tentang seorang Arhan Dikta Ganindra.

"Freya boleh gue tanya?."

Freya mengerut samar, sedikit heran kepada Skaraya. Untuk apa ia harus bertanya dulu?. Seakan mereka orang asing saja.

"Tanya aja kali, Ray?."

"Menurut Lo, Dikta orangnya gimana, Frey. Maksud gue dia benar-benar berbahaya?."

30days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang