Part 7 (setelah malam itu?)

547 37 9
                                    

Pagi ini Deidara bangun lebih awal daripada Sasori. Ehh... Kenapa tumben sekali? Biasanya Deidara yang bangun paling akhir.

Yahh... Tadi pagi karna Deidara mendengar suara bising bising aneh yang membuat dirinya bangun lebih awal dan tidak bisa tidur lagi sampai sekarang.

.....

Terlihat seorang pemuda berambut merah yang masih asik dengan alam mimpinya itu, ehh... Padahal matahari sudah hampir di ubun-ubun tapi pemuda itu masih asik dengan alam mimpinya sepertinya.

Deidara menatap kearah dimana pemuda berambut merah itu tertidur. Senyum tipis sedikit terukir dibibirnya, membayangkan bahwa laki laki dingin itu sekarang sudah mengakuinya sebagai teman? Tunggu lebih tepatnya sahabat. Yah dia sangat senang tentunya.

Deidara melirik jam tanganya, terlihat sekarang jam sudah menunjukan pukul 11.00 sudah hampir siang kan? Tapi kenapa Sasori masih sangat betah dengan tidurnya? Padahal nanti jam 1 mereka ada kelas seni.

Deidara berjalan mendekat kearah tempat tidur Sasori, yah dia berniat untuk membangunkan pemalas itu.

"Heyy... Sasori! Mau sampai kapan kau akan terus tidur hahh... Ini sudah siang tau!!" yah begitulah ucapan Deidara dengan suara khas yang dimilikinya

"Sasori... Ayo bangun, kita ada kuliah jam 1 hari ini"
Tapi nihil, sasori masih diam tenang dengan posisi tidurnya bahkan tak berkutip sekalipun. Tentu saja hal iniembuat Deidara kesal setengah mampus, rasanya kalo bukan teman Deidara ingin sekali meledakan Sasori dengan seninya itu.

"Sasorii heyy... Bangun atau aku siram kau?" kali ini Deidara menggoyangkan tubuh saaori dengan sedikit ancaman

Dan lagi sasori masih belum bergerak, bahkan dengan santainya dia mengubah posisi tidurnya membelakangi tempat dimana Deidara berdiri dan hal itu sukses membuat Deidra geram.

"Hehhh sasori.. Kau mau bangun sekarang atau kam mau aku ledakan disini hah?" pertanyaan Deidara itu sedikit ada penekanan dikalimatnya.

Sasori menyerah, yah kupingnya terasa panas mendengar ocehan ocehan milik Deidara sejak tadi. Jadi dia memilih mengalah pada Deidara daripada dia mati konyol karna diledakan oleh Deidara itu lebih tidak elit.

"Cihh... Urusai. aku masih ngantuk"
Bukanya bangun, sasori malah kembali tidur dan menarik selimut untuk menutupi seluruh bagian tubuhnya termasuk kepala dan wajahnya

"Kau tau sasori, ini sudah jam 11.00 kita ada kelas jam 01.00 sku tak ingin terlambat hanya gara gara kau"
Ucapan tajam keluar dari mulut Deidara

"Hehh... Baiklah aku bangun!"
Sasori bangun dari tempat tidurnya lalu dia masuk kamar mandi untuk membersihkan diri

Terukir senyum kemenangn dibibir Deidara , yah dia bisa mengendalikan sikap sasori sekarang setidaknya itu cukup baik untuk suatu perkembangan, perlahan sikap dingin sasori mulai memudar dan Deidara harap itu bisa berubah dengan sikap yang hangat.

....

Deidara sedang berdiri di depan jendela kamarnya, menikmati udara pagi? Eh tunggu siang yang terik tepatnya. matahari mulai meninggi yahh mungkin karna memang jam sudah menunjukan pukul tengah hari.

Cklekkk.... Terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, seorang pemuda berambut merah darah terlihat keluar dari dalam kamar mandi itu yah kalian pasti tau kan? Siapa lagi kalo bukan Akasuna no Sasori.

Deidara memutar kepalanya kebelakang, mendapati pemuda Akasuna itu yang sedang menggunakan pakaian aneh miliknya, yah kalian tau Hiruko.
Deidara berjalan mendekat kearah sasori yah dia ingin tau bagaimana memakai pakaian itu.

"Sasori kenapa kau harus menggunakan pakaian aneh itu?" ungkap deidara yang terus menatap lekat sasori

"Memang kenapa?" bukanya menjawab sasori malah balik bertanya padanya. Dan hal ini sukses membuat Deidara kesal pasti.

"Huahhh~ kau terlihat aneh seperti ini. Mana ada gadis yang akan tertarik padamu jika begini sasori"
Entah ini nasehat atau saran, yang pasti perkataan Deidara itu benar juga.

"Bukankah aku sudah dicap sebagai orang aneh disekolah ini?" itu jawaban yang mengarah ke pertanyaan, yah sasori memang menyebalkan.

Deidara sedikit berfikir, yah memang benar sih sasori itu sudah di cap sebagai orang aneh disekolah ini tapi apa salahnya berubah kan? Tohh Deidara rasa sasori itu memang memiliki wajah yang tampan, bahkan dia akui bahwa saaori lebih tampan dari dirinya.

"Hahhh~baiklah terserah kau saja sasori" Akhirnya deidara mengalah dan lebih memilih berdiam daripada harus debat dengan sasori.

Naruto|| Arti SeniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang