Part 5 (Deidara)

808 42 10
                                    


_Seni itu rapuh , dan menghilang dalam sekejap_

Deidara terlihat sedang berjalan menyusuri lorong sekolahnya. Yahh hari ini semua guru ada rapat jadi bisa dipastikan semua jam pelajaran kosong.

Deidara melangkah menuju balakang gedung sekolah, yah tepatnya halaman belakang sekolah, tempat yang sepi dan jarang orang yang datang mengunjunginya

Deidara berjalan ke tepi danau halaman belakang skolah itu, yah di halaman belakang sekolah ini sebenarnya adalah tempat yang indah. Disana terdapat sebuah danau kecil buatan yang didalamya berisi tanaman teratai, dan beberapa pepohonan yang terlihatnya sangat terawat.

"Huuuffftttt.... Sudah hampir seminggu aku tidak ke tempat ini. Rasanya aku sangat merindukan tempat ini" helaan nafas berat terdengar dari mulut Deidara.

Deidara mendudukan dirinya di tepi Danau, matanya terpejam menikmati semilir angin yang menerpa wajah Deidara, Damai? Itulah yang saat ini dia Rasakan

......

Sasori terlihat melangkah keluar dari kelasnya, matanya menatap ke segala arah, mencari sosok orang yang dia kenali mungkin yang sudah menjalin ikatan denganya yah dia adalah Deidara.

"Kemana anak itu sebenarnya?" Sasori bergumam pelan

Mata Sasori memicing saat melihat sekumpulan anak perempuan yang sedang bercakap cakap di bangku taman. Matanya terpatri pada satu sosok berambut pink bermata emerland yah dia adalah Sakura Haruno bintang atau bisa di sebut idola sekolanya, dia merupakan salah satu icon di sekolah itu, selain pintar dia juga cantik dan anak pemilik yayasan.

Sasori menatap gadis itu tersenyum, tunggu soasori tersenyum? Apa dia menyukai sakura? Tunggu apa sakura mau dengan sasori yang penampilanya sangat aneh? #entahlahh

......

Deidara terlihat sedang menggali tanah di tepi danau dengan tanganya.
Heyyy... Untuk apa Deidara menggali gali tanah? Apa dia sudah ganti profesi dari pelajar menjadi tukang bangunan?

"Ahhh... Ini menyebalkan, tanahnya sangat basah!" Deidara terlihat berdecak kesal

"Tapi ini juga menyenangkan, aku rindu dengan seniku. Hahaha" ucap Deidara yang tertawa girang.

Namun tawa Deidara terhenti saat suara seseorang yang dia kenal tiba tiba menegurnya.

"Hahh... Ternyata kau disini Deidara!" Deidara menoleh kearah sumber suara matanya berbinar saat mengetahui siapa yang memanggilnya

"Ahhh... Sasori. Ada apa?" tanya Deidara

"Tidak ada, apa yang kau lakukan? Untuk apa menggali tanah?" tanya sasori, matanya menatap aneh kearah Deidara yang sedang menggali tanah liat

"Kau tau, ini lah seniku" ucap deidara

"Seni? Apa ini yang kau maksud seni?" sasori bertanya sambil menautkan satu alisnya

"Yahh tentu lihatlah ini!" ucap Deidara sambil menunjukan telapak tanganya pada sasori terlihat sesuatu keluar dari mulit tangan Deidara,
Heyy.. Tangan Deidara memiliki mulut? Aneh, tungggu bukan bukan tapi itu menjijikan bagi sasori

"Seni mu itu menjijikan Deidara" ungkap sasori

Deidara hanya diam tanpa menanggapi ucapan sasori, Deidara masih asik dengan kegiatanya yang memuntah muntahkan tanah liat dari mulut tanganya itu. Sasori hanya manatap aneh kearah Deidara

"Heyyy... Saaori. Lihat ini!" Deidara mengrluarkan sesuatu dari mulut telapak tanganya yah sebuah burung dari tanah liat yang besar.

Sasori hanya menatap kearah Deidara, sebuah burung keluar dari tangan Deidar, sasori sedikit kaget.

"Jadi ini seni mu Deidara?" tanya sasori sambil menatap kearah langit, terlihat burung tanah liat itu terbang berputar putar diatas mereka.

"Masih ada lagi, lihat ini"

Plukkk... Deidara menepukan kedua tanganya dan seketika burung yang berputar putar diatas mereka hancur atau lebih tepatnya meledak dan berubah menjadi puluhan atau bahkan ratusan bunga yang jatuh dari langit.

Sasori hanya menatap semua itu dengan diam.

"Bagaimana sasori, seniku hebat kan?" ucap deidara sedikit sombong

"Indahh,, seni itu memang indah!" ucap sasori.

"Yahh... Seni itu rapuh dan menghilang dalam sekejap"

"Lebih tepatnya seni itu ledakan" Deidara mendevinisikan seni versinya

Sasori hanya menatap sekilas kearah Deidara, lalu kembali menatap ke danau dan tersenyum

"Setiap orang memiliki devinisi seni berbeda beda kan?" ungkap sasori

"Hahhh... Kau benar. Aku selalu ingin tau mengapa devisi seni milikmu itu sangat berbeda dengan miliku?" tanya Deidara

"Aku akan menjawabnya tapi di part selanjutnya yah"

Bersambung...

Sudah kurevisi :3
Lanjut ke part 6 yah (devinisi seni)
Terimakasih!!

Naruto|| Arti SeniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang