Skip.
Kini Christy mengerjakan pekerjaan nya dengan cepat agar pulang lebih awal. Christy sudah mengerjakan semuanya dan pas sekali sudah waktunya cafe tutup.
" Huft akhirnya beres juga nih, kasur tunggu aku di kost an ya " Gumam Christy.
Setelah itu Christy pun bersiap siap untuk pulang dari cafe. Cafe sudah mulai sepi hanya tersisa Christy, Sisca (kasir) dan Shani.
Kini cuaca sedang hujan deras hari pun mulai larut, Christy meneduh di depan cafe terlebih dahulu." Chris, masih disini? Mau bareng? " Tanya Sisca sembari membawa payung.
" Gausah kak, saya tunggu disini saja sampe hujan reda , mungkin hujannya ga lama " Jawab Christy.
" Hujannya ini deras banget loh, kamu yakin? " Tanya Sisca memastikan.
" Iya kak gapapa " Jawab Christy.
" Yaudah kalau begitu aku duluan ya " Ucap Sisca.
" Iya " Jawab Christy singkat.
Sisca pun meninggalkan area cafe, punggung Sisca juga mulai tak terlihat.
" Duh dingin banget " Ucap Christy sembari mengusap kedua telapak tangannya.
Tak lama Shani keluar dari cafe, melihat Christy yang sedang meneduh di depan cafe miliknya sembari mengusap kedua telapak tangannya.
" Loh kamu belum pulang? " Tanya Shani.
" Iya " Jawab Christy singkat.
" Kasian, mau bareng ngga? " Tawar Shani.
" Engga ah " Tolak Christy.
" Yakin? Kamu dah kedinginan " Ucap Shani.
" Sedikit sih, cici pulang aja sana. " Ucap Christy.
" Di kasih hati malah di usir gitu " Ucap Shani yang merasa bahwa Christy memiliki rasa canggung / gengsi yang besar pada orang lain padahal Shani pun sama.
Saat ingin berjalan langkah pertama, tiba tiba saja Christy melemas dan tak sadarkan diri disana (pingsan), pasalnya Christy memang tidak bisa terkena angin yang berlebihan atau hawa dingin yang luar biasa karena akan membuat dirinya melemah dan menjadi tidak enak badan.
Shani yang melihat Christy tak sadarkan diri tanpa basa basi ia pun mengangkat tubuh Christy ke gendongannya dan membawanya menuju mobil milik Shani, tak peduli walaupun harus basah kuyup karena terkena air hujan.
Brak.
Shani membaringkan tubuh Christy di kursi mobil belakang lalu Shani duduk di kursi pengemudi. Karena sudah merasa khawatir dan panik tak karuan, Shani langsung menancap gas nya menuju rumah nya. Shani tidak membawa ke Rumah Sakit karena Shani sendiri bekerja sebagai Dokter. di rumah, Shani memiliki Ruangan Khusus digunakan ketika ada yang membutuhkan pertolongan cepat namun tak bisa ke Rumah Sakit.
Skip.
Sesampainya di Rumah, Shani dengan cepat mengangkat tubuh Christy dalam gendongannya dan membawanya masuk ke dalam Rumah.
Ceklek.
" Astaga ci, siapa itu yang pingsan? " Tanya Veranda mama Shani.
" Christy ma, dia pingsan aku mau bawa dia ke ruangan khusus dulu " Jawab Shani sembari menggendong Christy dan berjalan membawa Christy ke Ruangan Khusus.
Ceklek.
Shani pun membaringkan tubuh Christy di bangsal Ruangan Khusus itu.
" Huft, akhirnya.. Tapi ini basah semua apa aku ganti aja ya bajunya? Nanti klo ga diganti masuk angin lagi " Gumam Shani sedikit lega sembari menatap tubuh Christy yang terbaring di bangsal.
Karena tidak mau nantinya Christy tambah sakit karena masuk angin akibat terkena air hujan sehingga membuat baju nya basah, Shani pun mencari baju yang sudah tidak muat untuknya.
Setelah itu Shani membuka semua baju Christy dan mengusapnya dengan tisu basah, dll.
Ketika selesai membersihkan tubuh Christy, Shani pun mengoleskan minyak telon agar tubuh Christy terasa hangat, setelah itu Shani memakaikan baju dll ke Christy.
Semuanya pun selesai, sekarang Shani memeriksa keadaan Christy dan semua baik baik saja, hanya saja Christy belum sadar dari pingsannya.
Karena Christy belum sadar, Shani memutuskan untuk mandi terlebih dahulu karena bajunya basah terkena air hujan dan meminta bi nina untuk mengepel lantai yang basah.
Skip.
Shani pun selesai mandi dan mengganti pakaiannya, bi nina juga sudah melakukan tugasnya yaitu mengepel lantai yang basah.
Kini Shani masuk ke Ruangan Khusus itu dan mengangkat tubuh Christy ke gendongannya untuk membawa Christy ke kamar milik Shani.
Ceklek.
Shani membaringkan tubuh Christy di kasur oversize dan empuk miliknya.
Setelah itu Shani mengambil minyak angin untuk ia arahkan ke arah hidung Christy agar dihirup dan cepat sadar.
" Eugh, ding-in " Ucap Christy yang masih memejamkan matanya.
" Hey, bangun dulu yuk, badan kamu hangat " Ucap Shani lembut.
" Hiks gamau, mau sama ibu hiks " Tangis Christy setengah sadar, biasanya Christy akan selalu menempel kepada Beby dulu ketika sakit dan tidak ingin jauh jauh pada sang ibu.
Melihat Christy yang menangis dan juga merasakan panas di tubuh dan dahi Christy, Shani merasa iba dan sungguh tidak tega padanya. Shani merebahkan tubuhnya di samping Christy lalu memeluk erat Christy dan menutup tubuh nya dengan selimut.
" Ibu hiks " Tangis Christy tanpa disadari ternyata Christy mengingau.
" Cici peluk ya biar ga dingin " Bisik Shani di telinga Christy.
" Mau sam-a ib-u " Ucap Christy yang tambah menangis.
" Iya iya ini ibu peluk " Ucap Shani terpaksa berbohong karena tak mau Christy semakin menangis.
Christy pun mulai tenang mendengarnya walaupun tidak terlalu sadar tapi kalimat itu mampu membuatnya berhenti menangis.
Shani mengusap pucuk rambut Christy sembari memeluknya juga dan akhirnya Shani menyusul ke alam mimpinya.
Selamat membaca, maaf lama.
