"Itu namanya cemburu." Soohyun menatap Eunwoo dan Inho bergantian di balik meja kerjanya, dirinya memang sempat bercerita pada mereka tentang perasaannya yang terasa aneh ketika melihat Jiwon dan Jihyun seminggu yang lalu, ketika dirinya mengunjungi kedua anaknya.
"Tapi itu tidak-"
"Jangan terus menyangkal.. kau memang mencintainya," tambah Eunwoo yang semakin membuat Soohyun bingung.
"Tapi-"
"Kau harus segera bertindak sebelum semuanya terlambat, apalagi jika Jiwon sudah dengan yang lain," Soohyun kini mendengus, lagi-lagi perkataannya terinterupsi.
"Dengarkan aku dulu. Kenapa kalian terus memotong perkataanku?" Katanya dengan sebal. Dan keduanya hanya bisa menampakkan cengirannya.
"Maaf-maaf.. kami 'kan hanya memberi saran. Agar kau tidak menyesal nantinya."
"Aku tau tapi dengarkan aku dulu.." Soohyun menarik napasnya, lalu mulai bersuara kembali. "Masalahnya apa Jiwon mencintaiku? Itu yang aku pikirkan," Eunwoo dan Inho saling berpandangan. Mereka menahan tawanya yang hampir meledak. Sejak kapan Soohyun memikirkan hal itu ketika akan menyatakan perasaannya? Bukankah pria itu selalu percaya diri jika cintanya pasti akan diterima?
"Tumben sekali kau memikirkan hal itu?" Menormalkan kembali dirinya Eunwo mencoba bertanya.
"Dia sedang dekat dengan lelaki lain. Ingat itu,"
"Tapi belum tentu juga 'kan Jiwon menyukainya. Bukankah Euna juga lebih memilih kamu daripada Jihyun," Inho menimpali.
"Jangan terlalu memikirkan hal itu, yang terpenting usaha dulu. Lamarlah dia.. kami pasti akan membantumu," ujar Eunwoo seraya menepuk bahu Soohyun.
"Baiklah.. aku akan mencoba untuk itu," katanya dengan mantap setelah memikirkan matang-matang saran tersebut. Membuat dua sahabatnya mengukir senyum.
###
"Aku memang pernah bilang akan membantumu, tapi apa harus hari ini?" Soohyun mengerling bosan pada Eunwoo.
"Benar kata Eunwoo, dan lagi kita di sini 'kan untuk bekerja,"
"Maka dari itu aku akan melakukannya sekarang. Aku belum mengatakan apapun padanya jika aku berada di Incheon untuk urusan pekerjaan. Jadi aku ingin memberinya kejutan,"
"Ckk.. sok romantis," decak Inho yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari Soohyun.
"Bukankah kalian yang bilang harus seperti itu?"
"Iya, tapi tidak dengan hari ini. Kita baru saja selesai meeting. Aku lelah Tuan Kim," ujar Inho dengan sebal.
"Hhh.. diamlah. Nanti aku akan beri kalian bonus," sontak keduanya langsung berbinar.
"Benar ya.. awas saja jika bohong," Soohyun menghela napas. Jika begini mereka baru berhenti mengeluh. Hhh.. merepotkan.
"Iya.."
###
"Paman Eunwoo, Paman Inho," si kembar langsung menghambur kearah mereka berdua.
"Apa kabar, sayang?" Tanya Eunwoo pada Euna dan Eunjae.
"Kami baik-baik saja. Oh iya, kenapa paman bisa ada di sini?" Tanya Eunjae si sulung.
"Papa kalian yang menyuruh untuk menjemput," mendengar kata 'Papa' yang diucapkan Inho membuat keduanya terlihat senang.
"Lalu Papa mana?" Masih dengan raut senangnya Euna bertanya.
"Papa sedang ada urusan yang penting," Euna tampak kecewa, gadis kecil itu pikir sang Ayah ada bersama kedua paman-nya. "Tapi Euna tenang saja, nanti jika urusan Papa sudah selesai paman akan membawa Euna dan Kak Eunjae bertemu Papa," tambah Eunwoo yang langsung membuat Euna kembali berbinar.