5

489 45 0
                                    

~5 tahun kemudian~

“Papa.. Euna ingin ice cream itu,” rengek sesosok gadis kecil kepada sang ayah yang tengah menggendongnya.

“Hmm.. bagaimana ya?” sahut sang ayah dengan pose berpikir.

“Papa..” katanya yang kembali merengek dengan menarik kerah kemeja ayahnya.

“Euna jangan seperti itu, tidak sopan jika bersikap begitu pada Papa,” kini sosok lainnya ikut bersuara melihat sikap sang adik yang menurutnya kurang sopan. Dan mendengar itu ayahnya tersenyum.

Diusianya yang baru akan menginjak 6 tahun, putranya sudah bisa berpikiran seperti itu. Membuatnya bangga. Sementara yang ditegur hanya mempoutkan bibirnya.

“Biar saja.. Papa juga tidak marah pada Euna, Papa kan sayang Euna. Iya 'kan, Pa?” sang ayah menoleh pada putrinya yang ia gendong di punggungnya, lalu tersenyum dan mengangguk.

“Iya.. Papa sangat sayang pada kalian berdua,” sahutnya, lalu mengelus kepala putranya yang berjalan berdampingan di sisi kirinya. “Jika begitu ayo kita beli ice creamnya, tapi ingat.. jangan bilang pada Mama, atau nanti Papa yang akan dimarahi,” sambungnya, membuat kedua anaknya tersenyum dan mengangguk patuh.

###

“Bagaimana? Ice creamnya enak?” sang ayah bertanya pada kedua anaknya. Dan mereka berdua mengangguk untuk menjawab seraya menjilati ice cream di tangan masing-masing. Kini mereka bertiga sudah duduk di salah satu kursi taman dengan sang ayah yang diapit keduan anaknya.

“Papa mau?” tawar putri bungsunya, ia mengarahkan cone ice cream yang dipegangnya kearah mulut ayah tercintanya.

“Tidak. Itu untuk Euna saja,” tolaknya dengan tersenyum. Dan dengan perlahan sang putri pun kembali menarik cone ice cream tersebut.

“Apa besok kita akan jalan-jalan lagi?” masih dengan menjilati ice creamnya Eunjae bertanya. Membuat ayahnya berpikir sejenak.

“Papa tidak bisa janji, tapi akan Papa usahakan untuk kalian berdua,” jawabnya kemudian, bola matanya tak henti memperhatikan kedua anaknya.

Tidak terasa mereka berdua sudah sebesar ini. Itulah yang dipikirkannya.

“Hmm.. Eunjae mengerti,”

###

“Mama..!” Euna langsung menghambur kepelukan sang ibu ketika turun dari gendongan ayahnya.

“Bagaimana jalan-jalannya?” tanya sang ibu sembari tersenyum.

“Euna senang, tadi Papa mengajak Euna dan kak Eunjae jalan-jalan di taman,” ceritanya dengan bersemangat.

“Lalu Papa dan kak Eunjae mana?”

“Kami di sini,” dan bersamaan dengan itu mereka berdua langsung menoleh pada sumber suara, tepat di pintu masuk berdiri dua sosok bergender laki-laki. Satu pria dewasa dan satu lagi sosok bocah laki-laki yang sangat manis.

“Hmm.. apa mereka meropatkanmu?” pria itu menggeleng sembari tersenyum.

“Tidak sama sekali,”

“Lalu.. apa kalian sudah makan siang?” tanya sang ibu kemudian.

Sontak saja ketiganya langsung menggeleng, dan tak berapa lama mereka pun memutuskan untuk ke ruang makan lalu makan siang bersama.

###

“Ada apa, oppa?” pria yang dipanggil oppa atau lebih tepatnya bernama Soohyun itu menoleh pada sosok wanita yang duduk di hadapannya.

“Malam ini aku harus ke Seoul, Eunwoo bilang besok pagi akan ada meeting penting yang harus aku hadiri,” jawabnya setelah menyimpan ponselnya kembali ke saku celana. Dan wanita itu hanya mengangguk mengerti.

Deceive the Hearts (Soowon Versions)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang