Di masa-masa sulit itu, Ciha menemukan dukungan dari teman-temannya. Mereka selalu ada untuk mendengarkan ceritanya, memberikan semangat, dan menghiburnya. Teman-temannya mengajak Ciha untuk berlibur bersama, menghadiri acara-acara sekolah, dan melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan.
Melalui persahabatan ini, Ciha menyadari betapa berharganya memiliki teman-teman yang peduli. Mereka membantu Ciha melupakan rasa sakit dan kecewa yang pernah dialaminya. Hari-hari Ciha mulai dipenuhi dengan tawa dan kebahagiaan yang tulus. Meskipun bayangan Meisy masih sesekali muncul, Ciha belajar untuk tidak terlalu terpuruk dalam kenangan masa lalu.
Suatu hari, saat sedang duduk di kantin bersama teman-temannya, Ciha bertemu dengan seorang gadis baru. Namanya Nala, seorang murid pindahan yang baru saja bergabung di sekolah mereka. Nala memiliki senyum yang ceria dan kepribadian yang ramah. Dia cepat akrab dengan teman-teman Ciha dan sering bergabung dalam kegiatan mereka.
“Ciha, mau nggak kamu ajarin aku tentang pelajaran fisika? Aku agak kesulitan nih,” kata Nala suatu hari.
“Tentu, Nala. Aku dengan senang hati akan membantu,” jawab Ciha sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Percikan cinta di masa remaja
Storie breviCerita ini mengikuti perjalanan emosional Ciha, seorang remaja yang belajar tentang cinta dan hubungan dari pengalaman awal hingga masa remajanya. Dari cinta pertama yang polos di kelas 2 SD hingga hubungan yang penuh lika-liku dengan Meisy dan Lala...