07

606 70 1
                                    

Arvy kini dibawa oleh sang kakak yang merenggut paksa kenyamanan pada kasur tercintanya itu ke sebuah taman belakang mansion yang besar ini.

Wah, ternyata ada taman seindah ini dibelakangnya.

Tentu saja Arvy tak tau akan itu, bagaimana ia akan tau jika belum ada seminggu Arvy tinggal disini ia hanya akan turun untuk makan dan kembali ke kamarnya lagi. Begitu terus jika tidak ada salah satu dari keluarganya memaksanya untuk berkumpul.

"Bagaimana?"

Pertanyaan yang pastinya sudah tau akan jawaban Arvy mengalun di bibir kakak ketiganya.

"Indah kak."

"Ya, seperti kamu."

Ewh, oke cukup kita sudahi meromantisasi suasana ini karena celetukan dari calon musuhnya.

"Najis kak."

Elgar yang mendengar itu menghela nafas lelah, ya sudah ssb saja. (Suka suka bocil)

Dan kini Arvy baru menyadari sesuatu.

Tunggu dulu,

Dari tadi kakinya tidak menapak di tanah, berarti....

"KAKAK TURUNKAN AKU!"

Suara melengking Arvy sampai di dalam mansion dimana membuat para anggota keluarga yang lain ikut berbondong-bondong menuju arah suaranya.

"Ada apa?"

"Arvy kenapa?"

"Baby?"

Ah sial panggilan itu lagi.

Arvy tau keluarga 'Arvyn' ini tergolong keluarga yang sangat peduli padanya dan lebay, tapi ga seperti ini juga dong?

"Tak apa, hanya ada monyet yang kepanasan tadi."

Mata kecil Arvy melebar seketika, "aku bukan monyet!"

Elgar tertawa kecil, "emang ada yang bilang jika kamu monyet?"

Oke kini Arvy mengakui kekalahan dirinya.

Ia berjanji akan memasukan nama Elgar didalam blacklist nya.

Huh! Tunggu saja.

°°

Matahari yang sudah ingin menunjukan pergantiannya kepada sang bulan mulai menenggelamkan dirinya perlahan dan menyisakan cahaya dari dirinya yang tertinggal.

Cahaya itu memberikan coretan yang indah di langit pada sore ini. Arvy menatap langit yang terpampang nyata diatasnya dengan kepala yang ia tidurkan dipaha sang mommy.

Ia dibuat takjub oleh teknologi rumah atau bahkan yang sudah tidak bisa lagi disebut rumah melainkan mansion ini sangat membuat mulut Arvy mengangga.

Bagaimana tidak, ia hanya menyeletuk ingin melihat senja dengan nyaman diruang keluarga tempat nya berkumpul bersama keluarga nya sekarang. Tapi tiba-tiba langit-langit mansion yang berbentuk setengah lingkaran itu berubah berganti menjadi transparan dan menunjukkan keindahan langit yang terpampang.

Wah sungguh gila.

Berapa uang yang mereka habiskan untuk membentuk hal seperti itu?

Reaksi yang Arvy tunjukkan membuat orang-orang yang berada disana tertawa, menggemaskan sekali.

"Tutuplah mulutmu, bahkan lalat saja pilih-pilih untuk memasukinya."

Mendengarnya Arvy langsung menutup mulutnya, ia melirik sinis kepada seseorang yang sudah menjadi blacklist nya siapa lagi kalau bukan Elgar.

- KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang