19. Jendral Reyndald

13 2 0
                                    

"Tadi siang itu beneran lo?" tanya Jendral tak menyangka. Ia sedikit terkejut, biasanya Alea hanya diam ketika Javan diganggu oleh para ulat bulu (cewek cantik tapi gatel) SMA Angkasa.

Kini Jendral, Javan, Alea, Giyo dan Leon sedang berada dimarkas. Dan yang lain sedang mengobrol asik didepan markas ada juga yang ikut bergabung dengan mereka.

"Iya! Emang kenapa?!" sahut Alea ketus.

Mereka kembali dibuat melongo, apakah benar ini Alea? Apakah Alea sakit? Mana bisa orang sekalem Alea berubah jadi barbar seperti ini?

"Keren!" puji Leon sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.

Mereka semua pun tertawa, termasuk Alea.

"Bay the way Jenjen gak jemput Innara? Kan ini jam pulang ekskulnya Innara." ujar Alea sambil memperlihatkan jam tangannya yang menunjukan pukul 16.28 artinya 2 menit lagi Innara selesai ekstrakurikuler.

"Lah iya," gumam kendral

Jendral langsung berdiri dan mengambil tas nya yang berada disofa, memang mereka semua belum pulang kerumah masing-masing karna berniat untuk mengobrol bersama dimarkas.

"Gue cabut!" pamit Jendral sambil berjalan ke arah pintu.

Ia pun mulai melajukan motor kesayangannya dijalan yang lumayan padat oleh kendaraan. Butuh waktu 15 menit akhirnya Jendral sampai di sekolah Innara.

Ia pun memarkir kan motonya disamping pos satpam, ia membenarkan rambutnya yang berantakan. Lalu ia berjalan mendekati satpam yang tengah berjaga.

"Misi pak," sapa Jendral ketika sudah berada dihadapan pria yang berusia sekitar 50 tahun itu.

"Iya? Ada apa dek?" tanya bapak itu.

"Anak anak yang ikut ekstrakurikuler futsal putri udah pulang belum, pak?" tanya Jendral dengan sopan.

"Udah pulang sih dek, tapi sebagian masih didalam." jawab satpam.

"Oh gitu ya pak, kalo gitu saya boleh masuk gak?" tanya Jendral.

"Boleh kok dek, kamu mau jemput siapa emang?" tanya balik satpam.

"Pacar saya pak." jawab Jendral sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

Satpam itu pun tertawa, lalu ia membukakan pintu gerbang membiarkan Jendral masuk kedalam lingkungan sekolah. SMK PELITA BANGSA.

“Makasih pak,” tak lupa Jendral mengucapkan terimakasih pada pria tua tadi.

Satpam itu mengangguk lalu menutup kembali gerbang yang menjulang tinggi itu ketika Jendral sudah masuk.

Jendral cukup terpukau oleh sekolah SMK PELITA BANGSA ini, sekolah yang terlihat asri dan rapi, meskipun ada beberapa sampah dipinggir lapangan. Jendral mulai berjalan menuju kumpulan anak yang mengikuti ekstrakulikuler futsal putra.

"Misi, gue boleh numpang tanya?" ujar Jendral.

Mereka semua terlihat bingung, siapa cowok dihadapan mereka? Sepertinya bukan anak SMK Pelita Bangsa. Salah satu dari anak anak itu melihat jendral dari atas hingga bawah, sampai ketika ia melihat bodir tulisan 'ketua Vrgsrz' pada jaket jendral.

"ANJIR!" umpat salah satu cowok yang memerhatikan jendral tadi.

Yang lainnya pun kaget bahkan jendral juga kaget dengan umpatan cowok itu.

"Bang Jendral ketua Vargasrioz kan?" tanya cowok itu.

"Iya, kok lo tau?"Jendral terlihat bingung.

"Iyalah! Siapa sih yang gak kenal sama Vargasrioz!" seru cowok itu. Ndii. "Tapi gue baru tau pas wakil lo nolongin gue." lanjut Ndii.

JAVAN DAN SEMESTANYA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang