"Persahabatan yang sebenarnya bukan siapa yang menjalin persahabatan paling lama, namun siapa yang saling mengerti dan memahami satu sama lain."
*****
Setelah pulang dari panti asuhan, Alea duduk diam di halte sambil menunggu Javan yang akan menjemputnya. Rasa penasaran dan rasa sakit hati tercampur menjadi satu.
"Kalo bukan mereka, lalu siapa?" gumam Alea.
"Ternyata bang Enzo juga bukan Abang aku, terus Abang aku siapa?"
Alea terus memperhatikan sebuah foto yang ia ambil langsung dari pengurus panti asuhan tadi. Alea sangat berharap agar dapat dipertemukan dengan kedua abang kandungnya, setelah mendengar cerita dari orangtuanya ralat orangtua angkatnya Alea kehilangan semangatnya.
Flashback on
Bukan nya ini foto kecil aku? Terus yang cowok ini siapa?
"Anak perempuan itu adalah kamu, nona Alea." lanjut Miya.
Alea membulatkan matanya tak percaya.
"Maksud kalian apa?" tanya Alea kepada seluruh orang yang berada di dalam ruangan itu.
"Lo anak angkat dari mama papa gue, selama ini gue sekolah di pondok pesantren dan mereka nutupin gue biar lo gak tau, tapi gue mutusin buat balik kerumah. Gue rasa gak perlu diperjelas lebih panjang, biar mama papa aja yang ngomong intinya." jelas Enzo lalu melempar perkataan nya ke Adit dan Kiara
"Leo dan Enzo adalah anak kandung saya, saya dan istri saya menginginkan anak perempuan. Jadi, kami mengambil kamu dari panti asuhan ini. Maaf atas segala luka yang kami berikan kepada kamu, saya dan istri saya meminta maaf dari lubuk hati kami." timpal Adit.
"Mama minta maaf, mama dan papa cuma gak mau kamu lemah Lea, maafin kami yang mendidik kamu berlebihan..." lirih Kiara sambil memeluk Alea yang menatap tak percaya.
Air mata semuanya terjun bebas, terutama Alea yang shock.
Flashback off
*****
Javan mulai mengendarai motor sport nya untuk keluar dari lingkungan sekolah bersama keenam sahabatnya. Selama perjalanan keenam temannya asik bercanda, namun tidak dengan Javan. Entah mengapa perasaan Javan menjadi tidak enak, ada sesuatu yang mengganjal.
'Tumben perasaan gue gak enak gini.' batin Javan.
Javan melamun, sampai tidak sadar kecepatan sepeda motornya bertambah. Ia hanya bingung dengan perasaan nya sendiri.
Pergerakan Javan tentu menjadi atensi sahabatnya, terutama Jendral yang selalu peka dengan keadaan. Jendral memperhatikan motor sport Javan yang mulai melaju tidak normal, ia sengaja mendekati motor Javan agar bisa memperingati Javan agar lebih mengurangi kecepatan sepeda motonya.
"VAN!" pekik Jendral saat melihat motor Javan hampir bersenggolan dengan bus pariwisata.
Lamunan Javan terbuyar dan ia kaget saat motonya sangat dempet dengan mobil bus, "Shit!" umpat Javan setelah berhasil menghindari mobil bus pariwisata itu.
mereka semua memutuskan untuk berhenti dipinggir jalan untuk bertanya pada Javan yang terlihat sedang tidak baik-baik saja.
"Lo kenapa?" tanya Jendral.
Giyo turun dari sepeda motornya lalu berjalan mendekati Javan yang sedang membuka helm dari kepalanya, lalu Javan menyugar rambutnya kebelakang.
"Van, ada masalah?" tanya Giyo dengan raut wajah khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAVAN DAN SEMESTANYA [HIATUS]
Novela Juvenildeskripsi dibuat saat cerita sudah tamat! follow akunku agar tau spoilernya. ig @bobarw67 tiktok @wpolien ⚠️MY WORKS, DO NOT IMITATE ANYONE!! ⚠️IF IT'S PLAGIARISM I'LL MAKE SURE YOUR ACCOUNT IS SPREAD!!