Selamat membaca, semoga suka 🐸💅
Jangan lupa berikan cinta kalian berupa voment sebagai dukungan untuk penulis !! 💐❤️•
[ Author pov ]
Seperti biasa saat pagi tiba, Carly sudah tak melihat orang tuanya lagi saat membuka mata. Carly memang sudah biasa dengan suasana itu, jadi tidak ada yang salah dengan hal itu.
"Ly, ayo makan". Ajak mbak Diya yang ada dibelakang pintu kamar Carly
"Iya mbak". Jawab Carly dari kamarnyaTak lama, Carly lalu pergi menyusul mbak Diya didapur.
"Mbak, lily pengen main. Tapi main keluar rumah". Ucap Carly pada mbak Diya yang sedang menyiapkan sarapan untuk Carly
"Oh itu, tadi nyonya bilang ke mbak, kalo lily mau main-main kerumah mbak boleh kok". Jelas mbak Diya pada Carly sembari memberikan piring kosong dan peralatan makan lainnya."Beneran mbak? Kapan kita berangkat?". Tanya Carly antusias
"Mungkin minggu depan Ly, soalnya mbak belum dapet cuti dari nyonya sama tuan". Jelas mbk Diya
"Oalah mbak, gak apa-apa deh kalo minggu depan. Tapi lebih cepet lebih baik tau mbak. Lily udah muak banget disini". Celoteh Carly pada mbak Diya
"Makan dulu ly, ngomongnya nanti aja". Ucap mbak Diya pada Carly. "Mbak tinggal dulu, mau jemur pakaian diatas". Sambung mbak Diya
"Iya mbak". Jawab Carly singkat.Dimeja makanpun Carly tetap sendirian. Memakan makanan masakan mbak Diya dengan segelas susu disampingnya.
Selesai makan, Carly kembali kekamarnya, ditemani dengan boneka hadiah ulang tahunnya sebagai tempat curhatnya.
—
Seminggu kemudian..
Mbak Diya mendapat cuti selama dua minggu, orang tua Carly juga harus melanjutkan kerjanya diluar negeri. Karena Carly lebih ingin ikut mbak Diya daripada orang tuanya. Carly memilih mengemas barangnya dan ikut mbak Diya pulang kekampung halaman mbak Diya.
Orang tua Carly tak terlalu mengurusi hal itu, toh selagi anaknya senang dengan keputusannya, mereka membiarkannya dan selagi ada mbak Diya didekat Carly, Carly akan lebih aman.
"Ayo Ly, kita berangkat". Ajak mbak Diya
"Iya mbak. Tapi mbak.. yakin naik bis gak mau naik pesawat aja?". Tanya Carly meykinkan mbak Diya
"Dikampung mbak adanya transportasi darat Ly, transportasi udara kaya pesawat gak ada tempatnya". Jelas mbak Diya yang dibalas anggukan oleh Carly.Disepanjang perjalanan, mbak Diya menceritakan tentang keluarganya yang ada di kampung halamannya. Selain itu, mbak Diya juga menceritakan bagaimana dia hidup dari kecil hingga besar disana.
Butuh waktu 7 jam perjalanan dari kota untuk sampai ke kampung halaman mbak Diya. Setelah 7 jam itu, keduanya turun di terminal bis. Untuk kerumah mbak Diya, keduanya harus menaiki angkutan umum.
"Kita naik taxi mbak?". Taya Carly
"Bukan taxi, ini angkutan pedesaan. Biasanya orang dari kampung mbak kalo mau pergi kesini harus naik ini". Jelas mbk DiyaSaat sampai dirumah mbak Diya, Carly terkejut karena banyak sekali anak-anak seumurannya yang bermain dengan leluasa di lapangan besar didekat rumah mbak Diya.
Carly tersenyum melihatnya. Karena dia tak pernah merasakan bermain dengan wajah segembira itu. Jujur saja Carly juga ingin seperti itu.
•
Terima kasih sudah membaca, tunggu lanjutannya yaa 😉💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Killing Myself
أدب المراهقين- Sisi gelap kehidupan yang bercahaya dengan penuhnya harta. - Mengetahui sisi lain kehidupan yang penuh dengan gemerlap harta benda dunia. Disamping segala kecukupan dan kepunyaan yang bisa dipandang mata, ada beberapa kerusuhan dan rusaknya hubung...