Januari 2014
Hari itu terasa lebih panas dari biasanya, matahari seakan tepat berada di atas kepala. Seorang gadis bertubuh jangkung memasuki sebuah kafe karena ia ingin segera menghindari terik matahari yang membuat kulit wajahnya memerah. Matanya berkeliling memastikan suasana kafe cukup nyaman untuk menjadi tempat bersembunyi dari sinar matahari. Setelah memesan cemilan dan minuman, gadis itu memilih untuk duduk di dekat jendela. Ia membuka ipadnya dan meletakkan buku yang memenuhi mejanya.
Gadis itu Pansa, ia seorang mahasiswa hukum yang sekarang sudah memasuki semester dua. Mahasiswa yang masih penuh ambisi dalam belajar. Siang itu ia memilih untuk mengerjakan tugasnya di kafe karena perpustakaan tempat biasa ia kunjungi penuh.
Setengah jam berlalu, Pansa memakan roti yang ada di depannya sembari melihat sekitar. Matanya terhenti saat melihat seorang gadis mungil yang baru saja keluar dari kafe dengan wajah yang terlihat sangat bahagia, senyum manisnya membuat Pansa tidak melepas pandangannya dari gadis itu. Pansa kembali melanjutkan tugasnya setelah gadis itu pergi dari pandangannya.
.
Keeseokan harinya Pansa kembali ke kafe itu lagi, ia merasa kafe itu lebih nyaman daripada perpustakaan kampusnya. Selain karena bisa sambil makan dan minum, ia juga berharap bisa bertemu dengan gadis kemarin yang sempat membuatnya jatuh hati hanya dalam lima menit. Saat berada di kasir, Pansa menahan senyumnya. Karena gadis itu sekarang berada tepat di depannya.
"Selamat siang kak, mau pesan apa?" Tanya Gadis itu.
Pansa terdiam menatap gadis dengan wajah kecil mungil dengan bibir merah muda alami yang memperjelas kecantikan gadis itu, ibarat lampu sorot yang sedang menyinari bintang utama. Gadis itu melambaikan tangannya berusaha menyadarkan Pansa dari lamunannya.
"Mau pesan apa kak?" Tanya Gadis itu lagi.
Pansa berusaha mengeluarkan suaranya namun seperti tertahan yang membuatnya semakin salah tingkah, ia akhirnya menunjuk menu yang ada di depannya dengan tangannya. Ia mengumpat dirinya sendiri karena bersikap bodoh. Sebelum menuju mejanya, Pansa melihat nametag yang tertempel di baju gadis itu. Ia berjalan menuju mejanya sambil tersenyum bahagia karena kini ia tau nama gadis itu. Kali ini ia memilih meja yang dekat kasir agar bisa melihat gadis itu dengan lebih jelas.
Setengah jam berselang, Pansa melihat ke arah kasir namun bukan gadis itu lagi. Matanya berkeliling mencari namun tidak menemukan gadis itu. Ia memasang wajah kecewa namun wajahnya kembali ceria saat mendapati gadis itu berjalan keluar dari kafe. Pansa buru-buru merapikan barangnya. Ia segera menyusul di belakang gadis itu.
Sekarang keduanya berada di halte bus, Pansa berdiri di sebelah gadis itu yang sibuk membaca catatan kecil di tangannya. Pansa berpindah ke sisi lain gadis itu untuk menghalangi sinar matahari yang mengarah ke wajah gadis itu, badannya yang jangkung tentu sangat membantu. Saat bus datang gadis itu langsung naik yang tentu saja diikuti Pansa. Pansa memilih duduk tepat di belakangnya. Beberapa kali ia mengumpulkan nyalinya untuk mengajak berkenalan namun gagal, ia berpikir bahwa akan terasa aneh karena mereka baru bertemu sekali.
"Hai Love..." Sapa seorang gadis yang baru saja menaiki bus.
Gadis yang Pansa ikuti adalah Love. Love sekarang masih seorang mahasiwi kedokteran semester empat. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya Love kuliah sambil bekerja ditengah banyaknya tugas dan ujian. Ini hari pertamanya bekerja dan juga hari pertamanya ujian.
"Emiii, gimana? Lo belajar gak?" Tanya Love.
"Belajar sih dikit, gimana kerjaan pertama? Aman? Emang gak ganggu waktu belajar lo?" Tanya Emi yang melihat wajah lelah Love.
"Gimana lagi, gue butuh juga sih. Gue ngantuk banget, tapi untung yang punya kafe baik banget jadi shift gue ngikutin jadwal kuliah." Jawab Love yang menyandarkan kepalanya di bahu Emi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
FanficCerita tentang seorang dokter forensik yang tiba-tiba bisa melihat arwah seorang gadis yang entah dari mana asalnya. Kehidupannya yang biasa saja mulai berubah sejak adanya gadis itu.