--------------------------------------------------------------------------
"Apa kabar? Ternyata Tuhan masih pengen kita ketemu. Lo mabok ya? Merah banget tu muka." Pansa tersenyum sumringah melihat Love yang wajahnya sudah sangat merah.
"Gak lah, gila lo. Ini namanya lagi malu. Kayak lo gak pernah aja. Lo ngapain ke sini? Kok lo tau gue di sini?"
"Malu kenapa? Kan gue udah bilang mau nganterin yang bisa lo nikahin." Goda Pansa.
"Gue tinggal nih." Love beranjak dari duduknya, namun Pansa memegang tangannya.
"Eh jangan dong, gue udah jauh-jauh ke sini malah lo tinggal. Lo suka banget ninggal gue. Gue ke sini karna mau ketemu lo sih. Boleh nginep di rumah lo kan? Di sini gak ada penginapan kayaknya."
"Tau dari mana gue di sini?"
"Dari June, pas itu ketemu di toko dia. Ternyata dia buka toko roti di toko bunga Bunda dulu. Gue langsung nyapa, lupa kalo dia belum kenal gue. Tapi pas gue ngenalin diri, dia langsung ngeh kalo gue selingkuhan lo." Ucap Pansa sambil tertawa pelan.
"Padahal Racha sama Tu udah pernah nanya ke View sama June, tapi gak dikasih tau. Kayaknya gue emang istimewa ya?" Tanya Pansa sambil tersenyum.
"Iya, gue gak nyangka sih lo bakal ketemu sama June. Makanya gue cuma bilang kalo Racha atau Tu nanyain gue di mana jangan dikasih tau. Kabar lo gimana?" Tanya Love bersamaan dengan perutnya yang berbunyi membuat Pansa tertawa.
"Sibuk banget ya sampek kelaperan gitu? Mau makan bareng?"
"Rencananya sih gitu, tapi kayaknya nanggung. Bentar lagi shift gue selesai. Sekalian makan malem aja gimana? Di sini ada kok penginapan deket rumah sakit. Ntar gue anter deh."
"Gak, gue alergi tempat asing. Gue nginep di tempat lo aja deh. Tidur satu kasur sama lo juga boleh kok." Rayu Pansa dengan wajah memohon.
"Tempat gue kan juga asing buat lo, itu mah lo modus."
"Nih, ganjel dulu biar gak bunyi terus. Gue tunggu di sini ya." Pansa memberikan kimbab, Love tersenyum mengangguk. Pansa melambaikan tangannya saat Love pergi.
.
Love menghampiri Pansa yang sedang asik memainkan laptopnya, "Ada kerjaan?"
"Gak ada, udah selesai? Lo ke sini naik apa?"
"Jalan, tempat gue deket kok dari sini."
"Bagus deh kalo gitu, mau makan di mana?"
"Di rumah aja gimana? Di sini kalo udah jam segini jarang ada tempat makan buka."
Pansa mengangguk, ia memasukkan laptopnya ke tas lalu beranjak sambil memegang tangan Love. Love langsung menarik tangannya, Pansa mengerutkan alisnya.
"Enak aja main pegang-pegang. Emang gue cewek apaan." Ledek Love lalu berjalan meninggalkan Pansa yang mematung, "Mau nginep di sini? Buruan, ntar jalanannya keburu sepi."
Pansa berlari kecil menyusul Love, ia berjalan di samping Love dengan senyum sumringah. Pansa berjalan sambil terus menatap Love. Love yang menyadari itu langsung mencubit lengan Pansa, lagi-lagi Love tersipu.
"Kamu kayaknya agak berisi ya?" Tanya Pansa.
"Aaa, aku gendut ya? Bahan makanan di sini tu langsung dari kebun, jadi hampir semua masakan yang di jual tu enak banget. Ntar aku bikinin tumis toge deh, walaupun cuma toge tapi tu enak bangettttt."
"Gak gendut, kamu cantik. Cantik banget." Puji Pansa.
"Stop, gak usah muji. Aku tau aku--"
Pansa menarik lengan baju Love menuju parkiran, Love yang kaget mengomeli Pansa. Ia tertawa saat Pansa membawanya ke motor yang ada di parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
FanficCerita tentang seorang dokter forensik yang tiba-tiba bisa melihat arwah seorang gadis yang entah dari mana asalnya. Kehidupannya yang biasa saja mulai berubah sejak adanya gadis itu.