Bab 6

990 162 38
                                    

Rumah Love

Love turun dari mobilnya untuk membuka gerbang rumahnya, ia melihat pintu rumahnya terbuka dan terlihat sepatu yang tidak asing baginya. Pansa yang sudah memasuki rumah terlebih dulu kembali keluar, ia menghampiri Love yang baru saja memarkirkan mobilnya.

"Ada Racha." Ucap Pansa.

"Iya tau." Balas Love sesaat setelah turun dari mobilnya. Ia memasuki rumah yang langsung disambut senyum manis pacarnya yang sedang bersama dengan omanya.

"Aku mandi dulu ya." Love langsung menuju kamarnya, Racha mengikutinya sambil tersenyum pada Oma Love.

"Oma, mereka kok dibolehin berduaan di kamar sih? Oma gak mau marahin apa?" Ucap Pansa yang sudah ada di sebelah Oma Love. Tentu saja tidak akan mendapat jawaban, Pansa berdiri lalu mondar-mandir di depan Oma Love karena Love belum juga keluar dari kamarnya.

"Pansa boleh ngintip gak sih? Penasaran banget tapi nanti Love bakal marah-marah." Pansa kembali duduk dengan wajah yang kesal.

.

"Aku mau cuti sebulan." Ucap Racha sesaat setelah ia menutup pintu kamar Love.

"Kenapa?" Love langsung berbalik dan menatap wajah Racha.

"Lagi ada sedikit masalah di rumah, aku bakal sibuk. Kalo telfon sesekali kayaknya bisa tapi kalo ketemu gak bisa. Gak apa-apa kan?" Tanya Racha yang sudah duduk di ujung ranjang.

"Masalah apa? kamu gak mau cerita?" Tanya Love memegang tangan Racha.

"Nanti aja ya kalo udah bisa aku selesain, bukannya aku gak pengen berbagi sama kamu. Tapi ini sesuatu yang sensitif banget di keluargaku, tolong ngerti ya. Kamu jangan berubah cuek lagi, tungguin aku ya. Jangan tinggalin aku." Racha memeluk Love dengan tangis yang sudah tidak bisa ia tahan lagi. Love membalas pelukan Racha, baru kali ini ia melihat Racha menangis karena masalah keluarganya.

"Aku bakal tungguin kamu kok. Kalo kamu butuh sesuatu langsung telfon aku ya. Kamu mau langsung pulang kerumah?"

"Iya." Racha melepas pelukannya, ia menatap Love, Love membalas dengan senyuman.

"Malem ini mau nginep?"

"Gak. Gak apa-apa kan?"

"Gak apa-apa kok."

.

Setelah Racha menaiki grabcar, Love kembali memasuki rumahnya dengan perasaan tidak tenang karena ia mengkhawatirkan Racha. Selama ini Racha tidak pernah benar-benar menceritakan tentang keluarganya. Love sering mendengar tentang keluarga Racha dari beberapa temannya, Racha dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih sayang sehingga Racha tumbuh menjadi seorang yang selalu memberikan keceriaan bagi sekitarnya terutama Love. Love duduk di sebelah omanya, ia merangkul lengan omanya.

"Kok tumben Racha ndak nginep?" Tanya Oma Love sembari mengelus rambut cucu kesayangannya itu.

"Lagi ada kerjaan. Oma..." Panggil Love dengan suara pelan.

"Apa?"

"Love takut nemuin orang tua Racha, kalo orang tua dia gak suka sama Love gimana? Racha udah nanyain terus, cuma Love masih belum percaya diri aja." Ucap Love, kali ini ia meletakkan kepalanya dipangkuan omanya.

"Kenapa ndak percaya diri? Kamu itu orang baik, berpenghasilan--"

"Cantik, manis, lucu, jago masak, bisa liat setan juga." Potong Pansa. Pansa dan Love langsung melihat ke arah Omanya bersamaan.

"Kenapa diem? Oma denger?" Love langsung duduk dan melihat omanya.

"Denger, kamu pikir oma udah budek? Oma masih bisa denger jelas. Kamu kalau sudah yakin sama Racha jangan buat dia ragu sama--"

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang