Prolog

35 18 9
                                    

Hujan deras mengguyur ibu
kota malam itu. Allea berlari
menangisi dirinya yang hina.
Allea tidak menyangka jika
hidupnya sekarang kotor.
Allea hamil anak Felix.
Akan tetapi cinta mereka
tidak direstui.

Allea berdiri di atas jembatan.
Entah apa yang akan gadis itu
lakukan? Pikiran Allea buntu.

"Kenapa semua ini harus
terjadi sama hidup gue?"
batin Allea meratapi lukanya.

Cairan bening menetes dari
kedua netranya. Ia tidak bisa
menerima kenyataan, bahwa
hidupnya sekarang harus
hancur akibat kesalahannya
sendiri.

Allea ingin mengakhiri hidupnya.
Namun, ditolong oleh seseorang.
Dia sahabat masa kecilnya yang
selalu ada disetiap dibutuhkan.

"Lea, Lo nangis. Hey! Jangan
bodoh, Lea. Lo mau mati konyol
terjun dari atas jembatan, hah?!"
ucap Galih sahabat terdekatnya.

"Lih, gue sekarang kotor. Gue
udah ternoda. Lo tahu, Lih kalau
orang tuanya Felix gak akan mau
terima anak ini," ujar Allea sambil
terisak, yang kemudian Galih
mendekapnya erat.

Galih bisa merasakan apa yang
Allea rasakan? Galih mengusap
air matanya Allea dengan kedua
jarinya sembari berkata, "Gue yang
akan tanggung jawab jika memang
cinta Lo dan Felix gak dapat restu."

Allea melepaskan pelukannya. Gadis
itu tahu kalau Galih mencintainya,
tapi perasaan sayangnya Allea hanya
untuk Felix. Allea menganggap Galih
cuma sahabat tidak lebih dari itu.

"Enggak, Lih. Gue gak bisa terima
Lo jadi calon ayah dari bayi ini.
Felix udah mau tanggung jawab.
Kendalanya cuma satu, Lih. Gue
paham hubungan kita berdua itu,
ditentang keras oleh orangtuanya."
Allea menjelaskan tentang kisah
percintaannya bersama Felix
tidak berjalan mulus.

Galih tidak memaksa Allea. Galih
sadar diri Allea sangat mencintai
Felix sahabatnya itu. Cinta Allea
dan Felix sudah berjalan cukup
lama hampir dua tahun mereka
menjalin hubungan. Hingga
keduanya melakukan hubungan
terlarang itu.

"Okey, Lea. Gue ngerti posisi Lo
sangat sulit sekarang. Tapi, jika
Lo butuh bantuan gue. Dengan
senang hati pintu hati gue akan
terbuka buat Lo," ucap Galih.

"Iya, Lih! Makasih, Galih, karena
Lo selalu memahami perasaan
gue. Maaf, gue belum bisa terima
Lo dihidup gue," balas Allea

Galih mengantar Allea pulang.
Cuaca malam itu sangat tidak
bersahabat. Suara kilat dan
petir terdengar jelas menggelegar
di udara.

Allea masuk ke dalam rumahnya.
Akan tetapi keadaan di dalam
rumah itu seperti habis kena
rampok. Allea berlari menuju
kamar ayahnya. Firasat buruk
membuat pikiran Allea kacau.

"Papa ... papa ... papa!" Allea
berteriak memanggilnya.

Saat Allea membuka pintu
kamarnya Guntur ayahnya.
Allea terjatuh tak berdaya.
Papanya yang selama ini
menyayanginya telah pergi
meninggalkannya.

Ada banyak luka sayatan di
tubuhnya Guntur dan luka
tusukan di perutnya. Allea
menjerit histeris ketika Guntur
sudah tak bernyawa lagi.

"Papa, kenapa papa pergi
tinggalkan Lea sendirian, hiks?"
Allea menangis memeluk erat
tubuh guntur yang terbunuh
dan rumahnya juga di rampok.

Tidak ada yang mendengar
jeritan tangisannya. Tiba-Tiba
saja ada seseorang membiusnya
dan Allea menghilang setelah
tragedi perampokan malam itu.

"Lo gak akan bisa lolos dariku.
Hidup Lo sekarang berada di
tanganku. Haha!" ucap suara
hati seseorang yang sudah lama
mengincar kematian guntur tengah
tertawa atas kemenangannya.

Sedangkan Allea gadis cantik itu
harus bernasib malang atas oknum
penjahat yang menginginkan
kehancuran hidupnya.

Siapa kira-kira orang itu?
Apa motif dan tujuannya
membawa Allea pergi?
Baca di next chapter.

Jangan lupa untuk tekan
tombol ⭐

Terus isi kolom komentarnya
gaes 💬

Happy reading guys

ELLGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang