3. menyadari ada Rasa

22 1 0
                                    

Jika Ada  Taypo di tandai ya.., karena ini cerita pertama Aku.

  oky HAPPY READING


Areska masih terpaku di bangkunya, mencoba mencerna semuanya.

Ternyata cowok yang menolongnya tadi adalah siswa baru di kelasnya. 

"Angakasa...nama yang kren, tapi gayanya nyebelin banget," gumam Areska dalam hati  sambil sesekali melirik kearah cowok itu.

Pelajaran matematika berlalu tanpa Areska benar-benar fokus.

Pikiranya terus kembali ke momen di koridor tadi. Kenapa dia rasa cowok itu begitu mirip  dengan cowok di mimpinya? Tapi, segera dia tepis pikiran itu. " Nggak mungkin. Itu cuman kebetulan."

Saat jam istirahat tiba, Areska dan Reva Segera bergegas menuju kantin. Tapi saat mereka berjalan, Reva malah terus bercerita tentang Angkasa.

"Eh Res, Benaran deh. Angkasa itu cakap banget. Tipe bad Boy yang bikin penasaran. Kamu ngak tertarik gitu?" Tanya Reva sambil tersenyum jahil.

Areska mendengus pelan. " Aku? Males banget Re, Sok Keren, terus tadi aja dia ngelepasin aku gitu aja sampai jatuh. Bukanya minta Maaf, malah langsung pergi." 

Reva tertawa kecil. " Yah, mungkin dia canggung. kamu kan juga sewot tadi."

"Tetap aja! Nggak sopan banget. Lagi pula, aku nggak maupusing mikirin cowok. Fokus belajar aja," sahut Areska cepat, berusaha mengahlikan pikiran dari insiden tadi.

Namun Saat mereka tiba di kantin, siapa yang mereka temui? Tentu saja, Angkasa sedang duduk sendirian di sudut, menikmati makanannya dengan tenang. Areska buru-buru mengalihkan pandangan, tetapi Reva punya rencna lain.

" Hei Angkasa! sini duduk bareng kita !" Seru Reva, tanpa memperhatikan ekspresi kaget Areska.

Angkasa menoleh dengan wajah datarnya, lalu berdiri dengan jalan mendekat. Hati Areska berdegup kencang tanpa alasan yang jelas. " Reva, kamu nagapain sih?!" bisik Areska panik.

Tapi Reva malah tersenyum jahil dan berbisik balik, " Tenang, Res, siapa tahu kalian bisa dekat".

Ankasa  kemudian duduk di sebelah mereka. Suasana menjadi sedikit canggung, terutama bagi Areska. Ia masih teringat betapa nyebelinya cowok ini tadi. Namun, Angkasa tetap diam tanpa banyak bicara. 

Reva, dengan senyum menggoda, memulai percakapan. "jadi , Angkasa, kenapa kamu pindah kesini? SMA Pradita Dirgantara kan sekolah kren banget."

Angkasa hanya mengangkat bahu.

"ada urusan keluarga".

"Oh, gitu.... ya, semoga kamu betah di sini. Biar makin banyak teman ya?"

sambung Reva sambil tersenyum.

Areska hanya diam sambil memainkan sedotan di gelas minumanya. Dalam hati, ia semakin penasaran dengan Angkasa.

"Eh, Angkasa...Tadi waktu kamu nolongin Aku...Ya, terima kasih, deh," ucap Areska pelan dengan nada canggung. Meski gengsinya tinggi, dia merasa perlu mengucapkan itu.

Angkasa menatap Areska sejenak, lalu mengangguk. " sama-sama. Lain kali hati-hati kalau jalan."

Areska hanya bisa tersenyum kecil. Tapi dalam hatinya dia sedikit lega. Setidaknya cowok ini tidak sejutek yang dia pikir. Namun, tetap saja kenapa hatinya berdebar setiap kali cowok itu berada di dekatnya?

Hari-hari berikutnya berjalan normal.  Areska dan Agkasa jarang berinteraksi,  kecuali saat belajar kelompok di kelas. Namun tanpa di sadari, Areska mulai sering memperhatikan Angkasa dari kejauhan. Setiap gerakan cowok itu, Caranya berbicara, bahakan saat dia diam sekalipun, entah kenapa terasa begitu menarik  bagi Areska. 

Suatu hari, tanpa sengaja, Areska mendengar pembicaraan Angkasa dengan salah satu teman sekelasnya di perpustakaan.

"Lo masih mikirin cewek lo yang dulu, ya? Susah muve on, ya?" tanya teman itu sambil tertawa kecil.

Angkasa hanya diam. Tapi Areska yang mengintip dari balik rak buku merasa dadanya tiba-tiba sesak. 

"Apa? Dia masih mikirin cewek lain?"

pikirnya. Perasaan ceburu yang tak di mengertinya mulai muncul di hati Areska.

Malam harinya, Areska terbaring di tempat tidur, memikirkan kejadian di hari itu. "kenapa aku cemburu? Bukanya aku bilang nggak tertarik sama dia?" batinya kacau.

Namun, Jauh di dalam hati, Areska mulai menyadari perasaan aneh yang mulai tumbuh. Tanpa bisa mengelak, dia mulai menyukai Angkasa, meski cowok itu masih terlihat jauh dan sulit di dekati.

Mimpi Areska kembali muncul malam itu, dam kali ini, wajah Angkasa semakin jelas. Dalam mimpinya, Angakasa tersenyum hangat kepadanya -senyum yang belum ia pernah lihat di dunia nyata. Saat terbangun, Areska menyadari satu hal.

"Aku benar-benar suka sama Angkasa."

Namunm dia tahu, perasaanya ini harus di pendam dalam diam.



love in silince (cinta dalam diam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang