Part: 22

85 10 1
                                    

Sudah berjam-jam sejak Jhope meninggalkan rumahnya dan Taehyung terus berjalan bolak-balik memikirkan Jungkook. Sejak pertemuan terakhir mereka, ia bahkan tidak bisa berhenti memikirkan Jungkook dan Jungkook.

"Brengsek. Haruskah aku pergi ke rumah pohon?" Tanya Taehyung meletakkan jari telunjuknya di dagunya seolah sedang berpikir. Setelah beberapa saat ia menggelengkan kepalanya.

"Haruskah aku memakai penyamaranku sekarang dan mengunjunginya di kastil?" Tanya Taehyung mendengus frustasi. Dia menjatuhkan diri di kasur empuknya sebelum berbaring.

Sial.

Sial.

Sial.

"Ini semua salah Lan!" Taehyung berteriak sekuat tenaga. Taehyung mengambil posisi duduk sebelum berpikir sejenak lagi.

"Tunggu, bagaimana aku bisa jatuh cinta pada Jundra karena kesalahan Lan?" Tanya Taehyung menggaruk kepalanya.

"Terserah. Dia mulai memberiku misi untuk membunuh pangeran dan aku akhirnya jatuh cinta padanya dan pada akhirnya seperti yang Jake katakan, aku tidak punya pilihan selain tetap membunuhnya."

Taehyung menghela nafas. Saat ini, ia tidak akan pernah membunuh Jungkook. Bukannya ia tidak mau. Hatinya tidak menginginkannya. Dia menginginkan uang yang telah diberikan Jungkook kepadanya dan pada saat yang sama dia harus membunuh Jungkook demi uang tersebut juga. Jika dia berhasil membunuh sang pangeran (yang tidak akan pernah dia lakukan) akan ada dua kemungkinan.

Pertama, raja mengetahuinya dan ia akan dipenggal didepan banyak orang.

Kedua, dia akan mendapatkan uang yang diinginkannya tetapi cintanya mati.

Sebagai Taehyung yang cerdas tentu saja dia tidak akan membunuh Jungkook karena Jungkook adalah cinta pertamanya dan belum lagi dia selalu ada untuk Taehyung. Apakah dia benar?

"Apa yang akan aku lakukan?" Tanya Taehyung membenamkan wajahnya ke telapak tangannya. Saat itu, ia mendengar ketukan dipintunya. Dia dengan malas bangkit dan membuka pintu.

"Ap--" Saat ia mendongak, seorang pria jangkung menatapnya dengan senyum lebar. Taehyung hampir panik tapi ia berhasil mengendalikan ekspresinya.

Sebaliknya, Taehyung mencoba yang terbaik untuk tersenyum.

"Halo, Terry. Bagaimana kabarmu?"



Jungkook melihat sekelilingnya, dan bibinya Irene benar-benar telah menjodohkannya dengan seorang gadis. Dengan gadis yang sialnya. Bukannya Jungkook membenci perempuan tapi hanya saja dia tidak pernah berbicara dengan perempuan kecuali sepupunya, Lisa atau Talia yaitu Taehyung yang menyamar.

"Astaga, jika dia tidak muncul aku akan keluar dari tempat ini."

Saat ini Jungkook berada didalam sebuah kafe, tepatnya kafe kerajaan yang hanya Royalti saja yang bisa masuk ke tempat tersebut. Dia hendak bangun ketika seorang gadis berambut pendek berwarna coklat berlari ke arahnya dengan ekspresi panik di wajahnya.

Saat gadis itu tiba didepan Jungkook, pria itu memutar matanya dengan malas. Waktu yang buruk.

"Aku berharap dia tidak akan datang selamanya." Kata Jungkook dalam hati.

Saat itulah pakaian gadis itu menarik perhatiannya. Dia tidak mengenakan gaun seperti gadis-gadis lain di kota, tapi dia mengenakan jas. Yang benar-benar berbeda dan unik dari wanita lain.

Kenapa seorang gadis bangsawan itu menghindari mengenakan gaun cantik?

"Maaf, Yang Mulia." Suara gadis itu. Dia berhasil mengatur napas lalu menatap Jungkook dengan senyuman lembutnya.

"Namaku adalah Jenna Vanes." Ucapnya sambil melambaikan tangannya.

"Jundra McKinley." Kata Jungkook datar.

Tapi Jungkook tidak bisa menyalahkannya. Dia terpaksa pergi ke kencan buta. Ryujin duduk didepan Jungkook. Karena dia tidak sabar, Jungkook melontarkan pertanyaan padanya.

"Kenapa wanita kerajaan sepertimu memakai jas? Apakah kamu sedang menyamar atau semacamnya?" Kata Jungkook ingin tahu dan Ryujin melihat pakaiannya lalu menatapnya lagi.

"Oh ini? Aku selalu memakai pakaian seperti ini, bahkan di dalam kastil pun, iya."

"Jadi menurutku, kalau begitu kamu adalah seorang putri..."

"Tepatnya aku setengah putri dan setengah petani. Ayahku adalah raja Timur dan ibuku hanyalah seorang petani sebelum dia menikah dengan ayahku."

Jungkook hanya mengangguk.

"Dengar, Jenna. Aku tidak tertarik menghadiri kencan buta yang tidak masuk akal ini, yang dijodohkan bibiku juga, aku hanya ingin pergi ke tempat lain untuk bertemu seseorang dan disini aku terpaksa menghabiskan sisa hariku ini bersamamu."

Tiba-tiba, Ryujin tertawa. Jungkook mengangkat alisnya bertanya.

"Bung, aku lesbian."

"Kamu-- kamu apa?"

"Aku baru saja menyatakan dengan jelas kalau aku seorang lesbian dan juga aku punya kekasih bernama Julia. Dia orang paling manis yang pernah aku kenal."

"Jadi itu berarti--"

"Iya, aku terpaksa juga. Oleh bibimu Irene loh. Dia tidak tahu kalo aku lesbian tapi orang tuaku tahu."

"Dan mereka tidak membencimu?"

"Apa? Ya tidaklah. Mereka mendukungku dan pacarku dengan sepenuh hati. Maksudku, itulah yang seharusnya dilakukan orang tua, kan? Mendukung anak-anak mereka, bukan?"

Kemudian keheningan memenuhi antara mereka berdua. Jungkook melihat ke lantai sambil menggerakkan tangannya dengan gelisah. Dan hal berikutnya yang diketahui Ryujin adalah dia mendengar hirupan lembut dari laki-laki itu.

"Bung, kamu baik-baik saja?"

"Aku minta maaf. Hanya saja, ayahku membenci kakakku karena dia gay."

"Oh iya." Ada banyak kesedihan dalam suara Jungkook dan itu menghancurkan hati Ryujin.

"Dia mengusir kakakku dari kastil dan sekarang dia melarikan diri dan tak tahu dia kemana lagi." Isak Jungkook semakin keras. Ryujin tidak tahu harus berbuat apa jadi dia menepuk punggung pria itu dengan lembut.

"Begini Jun, aku yakin kakakmu akan menemukan jalan pulang lagi nantinya. Menurutku dia hanya perlu sedikit waktu untuk dirinya sendiri. Julia pernah berkata padaku, 'tidak peduli seberapa jauhnya seseorang melarikan diri, pada akhirnya orang itu akan kembali juga ke tempat dimana dia memulai!' Jadi aku yakin kakakmu akan kembali. Daripada mengkhawatirkan dia, kenapa kamu tidak mencari gebetanmu dan melamarnya atau kamu ingin dia menjadi kekasih dulu? Ini hari valentine dan ini akan menjadi hari sempurna."

Jungkook menatap Ryujin.

"Aku--"

"Jun, menurutku dia tidak akan menolakmu."

"Terima-kasih, Jenna. Dan omong-omong,  aku suka cowok." Kata Jungkook tersenyum.

"Iya aku tahu, dan senang bisa membantumu!"



-TBC-

Dia Pangeran Jundra (kookv)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang