Part: 13 -Cinta?

111 13 0
                                    

Jeonghan sedang membaca di bawah pohon besar yang dangkal di samping kastil karena itu adalah tempat favoritnya. Matanya terpaku pada buku yang sedang dibacanya. Sepertinya dia tenggelam dalam dunianya sendiri.

Dunia Dongeng.

"Tidak butuh waktu lama bagi merman untuk menyelamatkan sang pangeran agar tidak jatuh ke dasar laut."

Jeonghan sedang membaca. Dia terkadang tersenyum dan mencibir sendiri saat membaca carita. Itu menunjukkan bahwa dia sangat menikmati bacaannya tidak seperti Jungkook.

Jungkook benci membaca. Dia membencinya dengan sepenuh hati. Jungkook akan membuat wajah jijik setiap kali Jeonghan mengundangnya untuk membaca diperpustakaan. Jeonghan menyenandungkan melodi yang indah sebelum melanjutkan ke halaman buku berikutnya.

"Apa yang kau baca?"

Karena kelenturan yang tiba-tiba, Jeonghan meninju orang di sampingnya dan segera berdiri dengan pertahanan saat orang itu mengerang kesakitan.

"Kenapa kau melakukan ini?!"

Jeonghan terkejut saat bola matanya yang hitam bertemu dengan mata pria itu.

"Allen???" Mingyu memegangi hidungnya yang ditinju Jeonghan tadi.

"Apakah itu cara baru keluarga kerajaan mengatakan 'hai' kepada orang lain?" tanya Mingyu bercanda.

Kekhawatiran dan kepanikan terlihat di wajah Jeonghan saat cairan merah tua terlihat menetes dari hidung Mingyu.

"H-hidungmu!!"

Lalu Mingyu melihat telapak tangannya dan ada darah diatasnya. Dia menyeka darah dari hidungnya dengan sapu tangan yang dimilikinya.

"Tidak apa--"

"Maafkan aku!-- Aku sangat menyesal!"

"Tidak! Tidak apa--"

"Kamu duduk disini! Aku akan mengambil sesuatu untuk menyeka darah dari hidungmu dan kamu akan baik-baik saja--"

"Hei-- aku baik-baik saja--"

"Tidak!! Kalo bukan tidak memukul--"

"DANIELI!"

Jeonghan tersentak mendengar suara keras Mingyu. Detak jantungnya semakin cepat karena dia bisa merasakan dirinya menggigil sambil mengunci matanya dengan Mingyu.

Jeonghan ketakutan.

Mingyu bisa melihat ketakutan di mata Jeonghan saat itu juga dia menarik Jeonghan ke dalam pelukan hangat.

"Maafkan aku. Maafkan aku karena meningikan suaraku padamu. Aku sangat menyesal." kata Mingyu menggosok punggung Jeonghan dengan lembut lalu Jeonghan memeluknya kembali. Mingyu bisa merasakan air mata hangat di bajunya.

'Dia menangis?'

"Maafkan aku Mili. Tolong jangan menangis lagi." kata Mingyu.

Tapi pria berambut merah muda itu tidak mengatakan apa-apa. Mingyu adalah orang pertama yang melepaskan pelukannya. Dan Mingyu tangan dengan pelan ke pipi gembung Jeonghan lalu membelainya dengan lembut. Matanya yang kecoklatan bertemu dengan mata hitam Jeonghan.

Mata Jeonghan merah karena dia habis nangis. Mingyu merasa bersalah karena meninggikan suaranya pada Jeonghan. Sejak itu, dia tahu bahwa Jeonghan memiliki hati yang rapuh dan sangat sensitif. Jeonghan mungkin terlihat tangguh tapi dia tetap harus dilindungi oleh seseorang.

"Aku minta maaf karena meninggikan suaraku padamu tadi." kata Mingyu merasa Jeonghan adalah permata berharga yang harus ia lindungi dengan segala cara apapun. Matanya bergerak dari mata Jeonghan lalu ke hidungnya, garis rahangnya yang sempurna dan terakhir bibirnya yang montok menggoda. Mingyu menelan ludah sambil menatap bibir Jeonghan.

Dia Pangeran Jundra (kookv)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang