Part: 01

1.9K 97 0
                                    

-Malam Hari-

Tak-Tak-Tak.

Pria berambut cokelat itu berlari melalui hutan. Pakaiannya ternoda darah merah tua, rambutnya berantakan dan napasnya tidak stabil. Di tangan kirinya ada adalah pisau yang ada darah yang menetes darinya. Dia terus berlari dan berlari. Ketakutan dapat dilihat dari sepasang matanya yang besar saat ia terus berhati-hati dan terlihat di belakangnya dan di sana, beberapa orang memakai seragam penjaga mengejarnya.

"BERHENTI DI SANA SIAL!" seru salah satu penjaga itu.

"Sialan.." Taehyung bisa merasakan kakinya akan menyerah tetapi ia tidak ingin berhenti berlari.

"Jika aku tidak ingin tertangkap dan mengungkapkan identitasku, aku harus lari sejauh mungkin." batinnya. Nafasnya semakin tidak stabil karena langkah kaki orang-orang yang mengejarnya bisa terdengar tepat di belakangnya. Untungnya malam dan dia melihat sebuah rumah pohon tepat di atasnya. Tanpa berpikir dua kali dia dengan cepat naik ke rumah pohon dan bersembunyi di sana.

Taehyung menutup mulutnya dengan tangan dan mengatur napasnya. Jantungnya berdegup kencang melihat pemandangan yang menegangkan di mana para penjaga mencarinya di bawah sana.

"Ayo berpencar dan temukan petani kotor itu!"

Tulang punggungnya menggigil mendengar kata 'kotor' Taehyung menghela nafas lega ketika ia melihat para penjaga terbagi jadi dua kelompok dan pergi ke arah yang berlawanan di mana ia sebenarnya berada di tengah. Dia segera berlutut dan mencoba mengatur napasnya. Taehyung melihat pakaiannya lalu tangannya yang ditutupi dengan darah merah gelap. Lalu ia mengangkat bajunya dan di sana ada beberapa memar dan luka di setiap tubuhnya.

"Sial, apa ini?" Taehyumg berdiri dan melihat sekeliling rumah pohon.

Sebenarnya rumah pohon itu dibuat dengan baik dan sangat stabil. Taehyung melihat permadani di atas meja dan mengambilnya, ia hendak memanjat pohon ketika ia mendengar bunyi keras dibelakangnya. Taehyung segera menjadi protektif dan dalam mode bertarung. Genggamannya pada pisau semakin erat saat matanya berlama-lama mencari sumber suara. Matanya menangkap bola hitam bundar yang bergerak di belakang tempat tidur buatan sendiri.

"Siapa disana?" Taehyung berjalan perlahan dan diam-diam menuju tempat tidur. Kemudian bola itu bergerak lagi. Lalu Taehyung tidak ragu-ragu mengeluarkan bola itu dari tempat persembunyiannya. Begitu ia menariknya keluar bola itu dan bola itu ternyata adalah kepala seorang lelaki, ia segera melepaskan kepala lelaki didepannya dan terdengar suara gedebuk keras.

"Siapa kau?! Apa yang kau lakukan di sini?!"

Laki-laki didepannya mengerang kesakitan sambil menggosok bagian belakang kepalanya dan memelototinya. Lelaki berambut hitam berdiri dengan benar dan memperbaiki pakaiannya.

"Seharusnya aku yang menanyakan itu padamu dan namaku Jundra..."

Taehyungpun terkejut dan menelan ludahnya dengan gugup saat Jungkook mengamatinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kemudian sepasang bola mata hitam Jungkook bertemu dengannya. Jungkook mengangkat alis ke atasnya.

"Uh-eh aku Te-Terry."

"Astaga, kenapa aku jadi gagap?" batin Taehyung.

"Terry...nama yang cantik" ujar Jungkook tersenyum manis. Lalu Taehyung sedikit santai karena ia tidak bisa merasakan bahaya dari Jungkook.

"Jadi kau keberatan memberitahuku kenapa kau ada di tempat rahasiaku?"

Taehyung hanya menggosok tengkuknya.

Nah bagaimana dia bisa memberi tahu Jungkook bahwa ia melarikan diri dari para penjaga karena ia membunuh seseorang juga bagaimana ia akan menjelaskan kepada Jungkook tentang darah yang ternoda di pakaiannya dan yang terpenting pisau yang mengeluarkan darah segar itu.

"Aku- eh--"

"Tidak apa-apa kau tidak perlu menjawabnya." Sambil mengeluarkan handuk yang belum di terpakai.

Jungkook berjalan ke arah Taehyung dan memberikannya handuk. Taehyung mengerjapkan mata bingung. Taehyung menyempitkan alisnya ke arah Jungkook yang membuat Jungkook tertawa kecil.

"Seka noda darah di bajumu dan ganti yang baru juga bersihkan pisau yang kau pegang."

"Aku akan mengambil air dari sungai, tetap disini dan jangan kemana-mana, oke? Kita harus mengobati lukamu dulu."

Sebelum Taehyung bisa mengatakan apa-apa, Jungkook turun dari pohon meninggalkan Taehyung yang terdiam menatapnya dengan bingung.

"Apa yang baru saja terjadi?" tanyanya pada dirinya. Taehyung bingung sendiri.

Maksudnya, bagaimana mungkin orang asing menawarkan untuk membantunya ketika mereka baru saja bertemu?

Juga mengapa Jungkook tidak taktu padanya?

Bajunya berlumuran darah dan ia memegang pisau tapi Jungkook sama sekali tidak takut, Jungkook tidak berteriak ataupun lari. Taehyung mengusap tengkuknya lalu mengangkat bahu tidak tahu lalu ia duduk di tempat tidur setelah meletakkan pisau di atas meja kecil disampingnya.

"Apapun akan aku bersihkannya sendiri."

Taehyung melepas kemejanya memperlihatkan perutnya yang halus. Dia mengambil handuk yang Jungkook berikan padanya dan menyeka lukanya dengan itu. Ada luka lama yang belum pudar juga luka baru yang didapatnya. Dia meringis kesakitan saat handuk menyentuh luka yang terbuka. Saat itu juga ia mendengar suara gemerisik dan seseorang memanjat pohon. Seperti dugaan Taehyung, orang itu adalah Jungkook.

Jungkook kembali membawa semangkuk besar air, ia duduk di samping Taehyung dan meletakkan mangkuk di atas meja kecil. Taehyung masih sibuk menyeka darah di lukanya sementara Jungkook menatapnya dengan geli.

"Darimana kau mendapatkan luka-luka itu?" tanya Jungkook.

"Tampaknya...menyakitkan." lanjutnya.

Taehyung hanya terkekeh.

"Itu menyakitkan tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku perlu menghasilkan uang atau aku akan kelaparan."

"Bunuh orang untuk hidup?"

Senyum Taehyung berubah menjadi sedih, ia menundukkan kepalanya dengan perasaan malu pada dirinya sendiri.

"Ya..."

"Apakah ada anggota keluargamu yang tahu tentang ini?"

Taehyung menatap Jungkook.
Dan ada rasa sayang di mata Jungkook.

"Aku seorang yatim piatu dan anak tunggal. Aku malu untuk memberitahumu bahwa aku adalah pembunuh yang kalah dan aku membunuh seorang karena aku perlu mencari nafkah dari itu...semakin besar status semakin besar jumlah uang akan diberikan kepadaku...dan aku baru saja membunuh seorang earl, itulah sebabnya aku lari ke sini tanpa berpikir dua kali untuk menyelamatkan diri."

Mengangguk, Taehyung berkata lagi, "Bukankah seharusnya kau...takut padaku?"

Lalu Jungkook terkekeh juga.

"Kenapa harus takut?"

"Aku seorang pembunuh, Jundra. Aku bisa saja membunuhmu."

"Ya benar, kau bisa saja membunuhku di tempat ini jika kau mau tetapi kau tidak bisa kan?"

Taehyungpun mengangguk.

"Jundra, bisakah kita berteman?"

"Tentu bisa!"

Taehyung mengedipkan matanya.

"Lucu." batin Jungkook.

"Jundra."

"Hmm?"

"Siapa kau? Seorang bangsawan? Seorang bangsawan? Seorang earl?"

Jungkook tertawa dengan berkata, "Kenapa kau bertanya?"

"Karena caramu berpakaian seperti kau berasal dari keluarga bangsawan dan tidak mungkin seorang petani sepertiku bisa berpakaian seperti itu."

"Aku--"



-TBC-

Author upload ulang ya.

Dia Pangeran Jundra (kookv)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang