23

2.3K 122 4
                                    

Malam harinya Alexa berdiri di balkon kamar ia termenung di sana, dia mengulang beberapa serpihan kejadian siang tadi di rumah sakit, di mana kekasihnya, lebih tepatnya mantan kekasihnya, memutuskannya. Mengingat itu hati Alexa seakan diiris oleh beribu pisau.

Perempuan itu sangat bingung, apa yang harus dia lakukan? Saat dia sudah memilih masa depan dan tujuan hidupnya, gadis itu malah meminta putus darinya. Apakah dia salah dalam pilihannya? Apakah seharusnya dia tetap bersama dengan Audy? Dan melupakan Kayla? Semua itu terlalu sulit ketika adik kelasnya itu tanpa seizinnya telah mencuri hatinya. Suara ketukan dari luar membuyarkan lamunan Alexa, tatapan perempuan itu beralih ke arah pintu kamarnya. Dengan segera Alexa membukakan pintu kamarnya, tampak di sana Agnes berdiri dengan wajah masamnya. Hal itu jelas membuat Alexa mengerutkan dahinya bingung.

"Mama kenapa?" tanya Alexa.

"Tuh, ada duo cacing," ucap Agnes malas.

"Siapa?"

"Ya temen kamu, lah," jawab Agnes.

"Siapa?"

"Ih, kamu ya, ya siapa lagi?" tanya Agnes dengan lebih sebal.

"Halo, bos!" teriak Dara menampilkan cengiran andalannya.

"Eh, kita ketemu lagi, Tan. Jangan-jangan kita jo" ucapan Dara terhenti karena semua tatapan terarah kepada perempuan itu. Kecuali Alexa.

"Kita jomblo! HAHAHA," tawa Dara meledak, membuat mereka yang semula menampilkan wajah serius menjadi datar dengan menatap Dara yang tertawa garing.

"Receh," desis semuanya.

Dara kaget mendengar respons tersebut. "Fix, lebih horor daripada Teletubbies!"

"Gue putus sama, Kayla," ucap Alexa setelah semua sahabatnya berkumpul.

Seperti deja vu, Azel yang tengah meminum jus mangga yang dibuatkan Agnes hampir saja menyembur Dara yang berada di depannya. Tapi Dara dengan cepat langsung mencegah Azel.

"Sampai lo nyembur gue lagi. Gue penggal pala lo!" ketus Dara.

"Nggak seru lo!" Azel mencibir.

"Bodo amat, bisa kesemutan nanti lo nyembur gue!" ucap Dara.

"Ya itu tandanya lo manis! Gimana, sih?" timpal Azel.

"Serah lo, lah."

Dara mengalihkan pandangannya dari Azel itu ke arah Alexa.

"Kenapa lo bisa putus sama Kayla?" tanyanya.

"Dia udah nggak suka sama gue," jawab Alexa sambil mengangkat bahunya tak acuh. Memang sih, responsnya seperti tidak peduli, padahal sejujurnya dia menahan amarahnya, dia sangat penasaran kenapa pacarnya bisa berubah seperti itu.

"Ngaco deh lo, orang Kayla cinta mati gitu sama lo," jawab Dara.

"Jangan sok tahu lo Dar. Gue aja pacarnya nggak segitunya sok tahu," cibir Alexa.

"Ralat Al, mantan pacarnya," koreksi Azel. Dara yang ingin tertawa langsung membekap mulutnya saat dia melihat kalau Azel telah mendapat tatapan membunuh dari Alexa. Ingin rasanya Dara izin keluar untuk melepaskan tawanya.

"Mukanya Azel pengen gue tabok pake pancinya nyokap lo yang gosong, deh!" celetuk Dara.

Setelah tawa dari kedua orang itu berhenti, Azel menegakkan badannya untuk memberi pengertian kepada Alexa.

"Jangan ambil kesimpulan sendiri, siapa tahu ada hal lain yang membuat Kayla menghindar dan memutuskan buat jauh dari lo," tutur Azel. Azel memang pakarnya nasihat, selain mempunyai kata bijak, panasihat yang baik, pendengar yang selalu setia, dia juga bermulut pedas. Azel sampai dijuluki dengan sebutan King of the killing with a greeting di mana pun dia berada.

Possessive KetossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang