Prolog 325

120 11 23
                                    




BANG!
Asap mesiu menyebar di udara, disertai suara peluru yang berjatuhan.
"Masih membahas prestasi di saat seperti ini? Konyol sekali," cemoohan itu memecah keheningan tegang.
"Berikan epinefrin, siapkan defibrillator," perintah dokter.
Mesin berdengung saat mengisi daya, bersiap untuk upaya terakhir menyelamatkan Alwin.
"Clear."
"Clear."

Alwin terombang-ambing di ambang kematian, terjebak antara kehidupan dan kematian. Dalam kegelapan itu, ia menjadi tawanan bagi mereka yang enggan melepaskannya, usaha mereka menggema dalam kehampaan yang menahannya.

Ruangan menahan napas saat sengatan listrik menyentak dada Alwin. Tubuhnya melengkung, lalu jatuh ke ranjang.

Tim medis terpaku pada monitor, wajah mereka menunjukkan ketakutan jika mereka gagal menyelamatkan Alwin.

Dokter memeriksa pupil Alwin, mencari tanda respons.
Stetoskop menangkap irama detak jantung yang kacau.
Dadanya dipompa lagi.

Udara paksa dihembuskan ke paru-parunya yang tak bernyawa, usaha mekanis untuk menghidupkan sistem pernapasan yang terhenti.

Plat logam ditempelkan lagi, aliran listrik menyengat dadanya, bagaikan ledakan bom di jantungnya.

"Fuck, it hurts," umpat Alwin dalam kebungkaman.

Plat logam ditempelkan lagi. Suara lengking defibrillator terdengar lagi.

Tubuhnya tersentak bagai boneka benang tak bernyawa.

"Fuck! Fuck!" jerit Alwin dengan suara serak, memecah kesunyian.

*

"ALWINNN, BANGUN LO, BANGSAT!!!"

Mata Alwin terbelalak, tenggorokannya tercekik oleh tabung yang terpasang pada saluran pernafasannya. Ia terjaga berkat tamparan keras Arya.

Alwin mengerang dalam rasa sakit yang mendalam, suara erangannya menggema di seluruh ruangan dengan intensitas yang mampu membuat perut mual.

Tubuhnya seolah menolak untuk kembali sadar secara tiba-tiba, merasakan benturan keras antara penderitaan saat tersadar dan upaya untuk kembali mendapatkan kesadarannya.

"Alwin!" Arya menatapnya lurus-lurus, campuran kelegaan dan kekhawatiran terlukis di wajahnya. Ia menampar Alwin berulang kali. "Dengerin gue! Bangun! Bangun!"

Tangannya memegangi kepala Alwin, mencengkeramnya erat. "Ayo, jangan tidur terus!"

Dengan gerakan serampangan, Alwin menggertakkan giginya, mengangkat tangannya, dan berusaha mencabut selang intubasi dari kerongkongannya.

"Ngrhhhh!!!"

Rasa sakit, seperti api neraka, melanda dirinya, setiap inci selang intubasi yang terpasang menolak untuk dikeluarkan. Ruangan terasa bergetar dengan kerasnya usaha Alwin untuk melawan rasa sakit yang luar biasa dalam merebut kembali kesadarannya.

Rasa logam pahit mengisi rongga mulutnya setiap Alwin menghela napas.

"Oh, shit... shit..." Suara Alwin yang serak dan tertekan memenuhi udara, mati-matian melawan rasa kantuk yang menyerangnya.

"Come on, you can do this, Alwin. I know you can," suara Arya menyemangati tapi juga mendesak.

Saat ia berhasil mencabut selang tersebut, rasa sakitnya sangat intens, sensasi membakar yang menggema ke seluruh tubuhnya.

"Arghhh!!! Fuuuckkk!"

Air liur Alwin bercampur dengan tabung yang berhasil dikeluarkan dengan paksa dan serampangan.

Rasanya ia ingin pingsan lagi.

Air matanya bercucuran secara otomatis, menunjukkan betapa hebatnya rasa sakit yang ia alami.

"Shit, it hurts like hell," gumam Alwin dengan gigi bergemeretak.

Sementara itu, Arya dengan cekatan telah berhasil mencabut saluran intravena, melepas kabel-kabel dari tubuh Alwin, dan membantunya untuk bangun.

"Pelan-pelan, Alwin. Pelan-pelan," kata Arya, tangannya bekerja dengan campuran urgensi dan ketenangan.

"Ayo keluar dari sini! Bisa jalan? Ayo keluar dan terus hidup."

"Nggak ada jalan keluar untuk kita berdua," gumam Alwin. "Tinggalkan gue di sini."

"No way," gumam Arya yang tetap teguh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"No way," gumam Arya yang tetap teguh. "I'm not leaving you behind! Kita akan keluar sama-sama!"

...
...
...

Pre-Order Sekarang!
Judul: The Dating Club
Penulis: Dannesya
Penerbit: @Penerbit_Lovrinz.id
WA untuk Pemesanan: +62 878-3895-9888 (Neng Di)
Pesan sekarang di: linktr.ee/Dannesya

ee/Dannesya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Dating ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang