3. Bathtub

49 10 47
                                    



Alwin mengambil gelas air di sebelah kasurnya dan meminum seluruh isi botol obatnya dalam tiga genggaman.

Pilnya sempat tersedak di kerongkongan, ia terbatuk, tapi ia berhasil menelannya.

Ia menegakkan badan, duduk di pinggir ranjang, dan memastikan bahwa ia tidak memuntahkannya.

Barangkali ia tetap seperti itu selama lima menit, memastikan semua pil itu masuk ke lambungnya dan tercerna dengan baik.

Suara air meluap dari bathtub terdengar.

Sudah waktunya.

Alwin berdiri dan melepas kaos yang ia kenakan. Kemudian, ia melucuti celana dan juga boxernya. Ia mengambil hiasan patung marmer dewa Yunani di meja.

Menimbang nimbangnya sesaat. "Hm, cukup berat." Pikirnya.

Ia mematikan keran air dan masuk ke dalam bathtub berisi air hangat.

Ah, rasanya sangat nyaman.

Hal baik akan segera datang.

Alwin tersenyum sembari merebahkan tubuhnya bersandar pada bathtub. Ia menata patung tersebut di perutnya sebagai pemberat.

Kepalanya rebah pada pinggiran, ia menatap langit-langit kamar mandinya, berkedip beberapa kali ketika pandangannya mulai buram dan berbayang.

Obatnya mulai bekerja.

Seluruh saraf-saraf di otaknya seperti tercerabut.

Aliran listrik di otaknya seakan mencabut paksa semua sambungan. Seluruh otot-otot di tubuhnya relaks dalam sekejap. Ia tidak lagi merasakan apa-apa.

Kosong.

Perasaan yang sangat indah.

Kelopak mata Alwin memejam.

Ia melepaskan pegangan tangannya dari pinggiran bathtub dan membiarkan tubuhnya merosot turun ke dasar bathtub.

Dalam kehangatan air dan ketenangan yang diinginkannya.

*

Suatu siang di grup chat The Azari Host Club:

Bimo: Ada yang manggil gue nih, tapi masih jam sekolah. Paket yang diambil mahal. Ayolah, gue pengen banget ambil job itu!

Gani: Ambil job di jam sekolah dilarang, Mo. Lo belum amnesia, kan?

Bimo: Ayolah, kali ini aja! Please, please, please! @Arya, approve pengajuan dia di apps!

Fadela: Wah, gue mau juga kalau gitu!

Bimo: @Arya!!! Jawab gue!!! Ayo, sejam lagi meet time-nya!

Diem lo, @Fadela, gausah ikut-ikutan! Uang menang dari Kompetisi Judo lo masih anget, Bangsat!

Fadela: @Bimo, chill, bro!

Bimo: Ya! @Arya!!! ARYAAAA!!!

Justin: Hahaha, dikacangin...

Bimo: Bangsat lo, Ya! Ayo cepet keluar lo!

Bimo: Tagihan CC gue numpuk, Bangsat!!! Lo jangan seenaknya sendiri, egois, ngertiin dikit kondisi gue! Lo tau kan utang CC gue seberapa banyak? Lo kasih pengecualian kek ke gue!

Arya: Ya, itu bukan urusan gue. Selama lo gabung di Host Club gue, ya lo turutin aturan yang ada. Berani lo ambil job di luar approval, gue detention profil lo.

Selesai mengetik, Arya mematikan ponsel dan memasukkannya kembali ke saku. Ia menghela napas panjang. Lagi-lagi Bimo berulah. Matanya melirik ke bangku kosong tempat Alwin biasa duduk.

The Dating ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang