02. kembali ke tempat yang sama

34 5 0
                                    

I love you.

All ways.

Always.

Aways.

━⁠━⁠━⁠━⁠━⁠━⁠━⁠━⁠━⁠━⁠

Dua tahun kemudian...

"Apa maksudnya ini, Hyunjin?"

"Apa lagi-"

"Hyunjin, aku bukan tak setuju, tapi kalau kau memutuskan sendiri seperti ini, aku pun tak menyukainya— dan juga tolong pikirkan perasaan Lia," itu Kim Seungmin yang berbicara, di belakang punggungnya ada Lia. Ia sengaja menarik gadis berambut pendek itu agar berdiri di sana selepas berhasil melempar sebuah protes dengan nada tak senang pada Hwang Hyunjin. Lalu soal Hyunjin yang sukar ditebak isi kepalanya itu, Seungmin tiada ingin sama sekali merusak suasana liburan yang ada. Kendati ia tahu Lia pun tak menyenangi sikap sok pahlawannya, Seungmin sebatas tak mau ada yang bertengkar sebab tujuan mereka keluar kota adalah untuk bersenang-senang selepas lama tak berjumpa lantaran masing-masing sibuk dengan pekerjaan.

Sebenarnya ada alasan lain, tapi Seungmin tak ingin membicarakannya. Ada sesuatu yang harus ia jaga baik-baik, supaya tetap tersembunyi dengan apik. Baru kalau suatu waktu memang keadaan mendesaknya yang buat tak lagi bungkam, Seungmin akan membeberkan segala yang ia tahu dengan lebih dari sekadar gamblang.

"Memangnya kau mengerti apa?"

Mendengar itu, Seungmin menggigit lidah. Tangannya tak lagi terangkat sebelah dengan gestur menahan Lia supaya tak menyerang Hyunjin— barangkali Lia mau, jadi Seungmin berjaga-jaga. Tapi, gadis itu bahkan lebih dingin dari siapa pun sejak kali terakhir mereka kemari dua tahun silam. Kekasihnya hilang, seolah lenyap ditelan malam, tanpa pernah ditemukan. Di keesokan hari pada waktu itu, mereka kembali ke kota dan membuat laporan, tapi polisi tak lagi memberikan keterangan ketika hari-hari kemudian berlalu lagi dan membiarkan kehidupan balik berjalan. Lia tahu-tahu menghilang entah ke mana tak lama setelahnya, dan baru kembali setengah tahun lalu untuk balik memulai kehidupan sosial bersama mereka lagi; Hyunjin, Yeji, Han, dan Seungmin sendiri.

"Benar, aku tak mengerti apa pun," toh percuma saja usahanya menjaga perasaan si gadis, "Aku tak sedekat itu dengan kekasihmu sampai aku harus membelanya," ia mengimbuhi dengan dingin, berharap kemudian Lia menamparnya lebih keras dari pada kibasan angin— sampai si gadis teralih dari perkara yang disulut oleh Hyunjin.

"So now your place," namun Lia itu lain. Lihat bagaimana ia membalas mentah-mentah secara dingin— terlihat sekali betapa ia tak membutuhkan Seungmin.

Jadi Seungmin menyesal lagi, sebelum kemudian memandang Hyunjin dengan dongkol, "Enyah saja kau bajingan," ia berlalu, sengaja menabrak keras-keras bahu pemuda itu— Seungmin masih berusaha memisahkan keduanya, sejatinya begitu; barangkali Hyunjin ganti sebal kepadanya dan lupa tentang Lia yang terlihat paling tak terima soal destinasi liburan yang dipilihnya.

"Brengsek, seenak hati mengataiku baji-"

"Bukan bermaksud menyela, apa kalian melihat Seungmin?" dan itu adalah saudara kembar si pemuda Hwang, gadis dengan mata sipit bak kucing— Hwang Yeji, juga kekasih Kim Seungmin sejak duduk di bangku kelas dua sekolah menengah pertama. Tak ada yang berubah, mereka tak terpisahkan apa pun badainya— Hyunjin tak suka menerka, tapi barangkali benar; ada yang disembunyikan oleh sepasang kekasih itu.

"Dia baru saja pergi," tapi tetap Hyunjin membalas adiknya, sambil menunjuk ke belakang jauh sana tempat Han dan dua gadis —yang satu pacarnya, satunya lagi punya Hyunjin— membangun tenda untuk bermalam nanti. Omong-omong soal bermalam, Hyunjin sebenarnya bukan orang jahat yang sengaja mengajak Lia untuk singgah di tempat yang sama di mana kekasih si gadis hilang beberapa tahun silam. Ia cuma ... bermaksud mengubah kenangan buruk menjadi kenangan baik. Ia ingin Lia kembali.

Deep EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang