16.

472 42 3
                                    

Haii haiii semuanya kembali lagiiiiiii
Selamat membacaa aku nepatin janji yaaa ga lama lama up nya

_______________________________________

"NAH ITUU" Ucap bila kegirangan

"Ih heboh deh ah" Ucap naya malas

"Emangnya dia ngechat apa?? Dapet nomor telpon lo dari mana?? Perasaan gue ga ngasih deh" Ucap naya berfikir

"Hehe kemarin sii sebelum gue balik ke Amerika kan kita sempet ikut kampanye di stadion kan nah waktu lo keseleo kita kan kekertanegara, nah disitu dia minta nomor guee, yaudah gue kasih" Ucap bila menjelaskannya

"Emang ada kepentingan lain? " Ucap naya bingung pasalnya sahabatnya ini bukan orang yang bersangkutan pemilu

"Mungkin..... Masalah hati?? " Ucap bila nyengir kuda

Plakk

"Awhh" Pekik bila

"KALI INI LO YANG UTANG PENJELASAN SAMA GUE YA" Teriak naya memukul temannya itu, apa apaan dia jadi deket sama rajif.

"Ihh orang cuma chatan biasa doang" Ucap bila mengusap bekas pukulan sahabatnya itu

"Lo kalo ga serius plis deh kali ini jangan mainin perasaan cowo lagi, bill dia kan kerja takut ga fokus mana mau pemilu" Ucap naya mencoba menasihati sahabatnya itu pasalnya sahabatnya itu suka sekali ghosting cowo saat lagi sayang sayangnya

"Overthinking banget si lo ama gue" Ucap bila

" JELAS!, Lo tuh sering banget begitu, bil umur lo itu udah ga muda lagi kalo  bisa lo serius kali ini" Ucap naya menatap sahabatnya penuh makna

"Apaan si nay, orang belum seserius itu kali, baru juga chattan" Ucap bila memalingkan wajahnya

"Bil--" Ucap naya terhenti

"Lo tau kan? Gimana bokap gue ninggalin nyokap gue? Gimana nyokap gue nelantarin gue sama ka vanya? dan lebih milih sama cowo itu--" Ucap bila tertahan, menahan buliran bening itu jatuh

"Bil, tapi ga kaya gini, dengan lo nge ghosting cowo, itu ga ngaruh. Yang brengsek banyak tapi yang tulus juga ada walau dikit. " Ucap naya mengelus punggung sahabatnya itu, itu alasan

"Kalo lo kaya gini mulu, apa bedanya lo sama nyokap lo? " Ucap naya

"Udah ah, kok jadi nangis gini si haha" Ucap bila menghapus air matanya berusaha mengusir rasa sedihnya.

"Kalo lo belum mau balik kerumah, lo disini aja tidur di kamar gue, gue kan ga selalu pulang kesini, biar lo ada temennya" Ucap naya menawarkan

"Tapi nay ga enak tau masa gue disini mulu" Ucap bila

"So banget ga enakan biasanya juga kaya rumah sendiri" Ucap naya mendelik.

"Hehehe, beneran boleh nih? " Ucap bila menaik turunkan alisnya

"Boleh lah sekalian bantuin bunda bikin pesenan kue, hahaha" Ucap naya tertawa

"Emang si ga ada yang gratis" Ucap bila mengerucutkan bibirnya.

Banyak alasan untuk bila merasa nyaman di rumah sahabatnya ini mulai dari keluarga mereka yang sangat harmonis, baik. Kalau boleh jujur bila sedikit iri dengan kehidupan sahabatnya ini mempunyai keluarga yang super harmonis kondisi di mana dia tidak pernah merasakan hal itu Justru malah sebaliknya. Tidak seperti di rumahnya sepi senyap seperti tidak ada kehidupan dia bisa hidup berkecukupan juga berkat kakaknya. Itu saja bila sudah merasa bersyukur karena masih memiliki kakaknya.

_______________________________________

Pukul 05.00 pagi

Tok tok tok

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ajudan Tampan  (Mayor Teddy) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang