!MATURE CONTENT!
Sebelum taksi berhasil melaju, seseorang memberhentikan taksi itu dan memberikan segepok uang kepada sopir. Sopir taksi tampak ragu sejenak, tetapi akhirnya membuka pintu taksinya, Cassie ditarik keluar dengan kasar oleh seorang pria.
Cassie meronta, meminta dilepaskan, bahkan berusaha berteriak meminta tolong. Namun, tak ada yang peduli dengan permintaan tolongnya. Pria dengan pakaian serba gelap dan masker yang membuatnya semakin misterius itu membawanya ke sebuah mobil hitam.
Cassie dipaksa masuk ke dalam mobil itu dan duduk tepat di sebelah kursi kemudi. Setelah masuk, pintu ditutup dengan kencang dan mobil langsung melaju tanpa memperhatikan sekitar. Ia menoleh, melihat orang yang mengemudi dengan gila itu adalah Leo. Jantungnya bak berhenti berdetak, ia tak mampu mengucapkan apapun.
Dengan panik, Cassie memasang sabuk pengaman. Ia masih sayang dengan nyawanya. Leo terus mengemudi bak kesetanan, bahkan beberapa kali menerobos lampu merah. Tak jarang pula mereka mendapatkan kemarahan dari pengendara lain. Jalanan mulai terlihat sepi, dan Cassie sangat asing dengan jalan yang mereka lalui.
Suara decitan terdengar ketika mobil hitam itu mengerem mendadak, berhenti di tepi jalanan yang sepi dan jarang dilalui kendaraan. Leo memutar tuas yang berada di samping Cassie, melepaskan sabuknya, dan menatapnya dengan sorot mata penuh amarah.
Leo mendekat, mencekik Cassie dengan sangat kuat. "Ternyata nyalimu cukup besar," katanya dengan suara dingin.
Cassie merasa napasnya semakin sulit. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha menarik tangan Leo dari lehernya, tetapi pria itu terlalu kuat. Matanya mulai berkunang-kunang, dan dalam keputusasaannya, ia mencoba menendang pintu mobil, berharap ada seseorang yang mendengar dan datang menolong.
Namun, Leo tak melepaskannya. "Kamu pikir bisa lari dariku begitu saja, Cassie?" geramnya. "Kamu milikku."
Cassie merasakan sejumput keberanian dalam dirinya. Dengan sisa tenaganya, ia menggigit lengan Leo yang sedang mencekiknya. Leo terkejut dan melepaskan cekikannya sejenak. Cassie mengambil kesempatan itu untuk mencoba membuka pintu mobil dan keluar.
Namun, Leo lebih cepat. Ia menarik Cassie kembali dan menguncinya di dalam pelukannya, menekan tubuhnya ke kursi dengan kekuatan penuh. Cassie menangis, merasakan ketidakberdayaan yang luar biasa.
"Kamu tidak akan pernah bisa kabur," bisik Leo dengan nada mengancam.
Krek.
Suara sobekan terdengar, pakaian atas milik Cassie telah koyak dalam sekejap. Tubuh bagian atasnya terpapar di hadapan Leo, hanya menyisakan bra. Tangisan terdengar semakin kencang. Leo menggeram marah.
Dia mencium bibir Cassie dengan kasar, menahan kedua tangan Cassie dengan satu tangan. Sementara tangannya yang lain menaikkan bra gadis itu tanpa melepaskan kaitannya.
Leo menggigit bibir Cassie, berusaha untuk menjelajahi mulut gadisnya. Namun, Cassie berusaha sekeras mungkin menolaknya. Ia merapatkan giginya sehingga lidah milik Leo tak dapat menjelajahi mulutnya. Tetapi pria itu tak kehillangan akal, ia memeras dadanya hingga suara pekikan terdengar. Mendapatkan kesempatan, Leo segera melesakkan lidahnya ke dalam mulut Cassie dan menekan tengkuknya guna memperdalam ciumannya.
Ciuman berlangsung lama, Leo baru melepaskan ciumannya setelah merasa Cassie kehabisan nafas. Leo mengecupi seluruh permukaan wajah Cassie. Kemudian membuat banyak tanda di leher hingga dada Cassie. Tangannya bergerak membuka skort hitam milik Cassie beserta dalamannya.
Dengan tangannya yang masih mengunci kedua tangan Cassie, ia membuka resleting celananya dan mengeluarkan benda itu. Ia langsung melesakkannya ke dalam tubuh Cassie yang belum basah.
Suara teriakan kesakitan terdengar ditelinganya, namun Leo tak mempedulikannya. Dia menggerakkan miliknya yang berada di inti tubuh Cassie dengan kasar dan dalam. Membuat Cassie semakin menangis kencang.
Meskipun ini bukanlah pertama kalinya, ia melakukan hubungan intim. Tetapi, sebelumnya Cassie selalu melakukannya berdasarkan keinginannya sendiri bukan paksaan. Ditambah miliknya yang masih kering, rasanya begitu perih dibawah sana.
Gerakan Leo semakin cepat dan kasar, miliknya terasa membesar. Ia memutar tubuh Cassie dan memperdalam miliknya. Cairan putih itu menyembur di dalam inti Cassie. Miliknya terasa sangat penuh. Leo tak bergeming sedikitpun, terus membenamkan miliknya dan tak membiarkan cairan itu keluar setetespun. Ia memastikan semua cairannya masuk ke milik Cassie dan baru melepaskan penyatuannya. Leo memasukkan benda itu kembali ke dalam celana dan duduk di kursi kemudi.
Dia mengambil selimut yang berada di kursi belakang dan menyelimuti Cassie yang sudah terlelap. Ia mengecup dengan perlahan bibir Cassie, lalu melajukan mobilnya kembali. Leo memutar arah mobilnya untuk embali ke tengah kota dimana penthousenya berada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prigioniera (END)
ChickLitKarena berani menolong sahabatnya yang kabur dari cengkeraman mafia, Cassandra Clark harus menanggung akibatnya. Gadis pemberani ini kini terjebak di bawah kekuasaan Leonardo Bianchi, tangan kanan mafia yang kejam. CERITA INI TERSEDIA SELURUH CHAPTE...