2.B2

17 3 2
                                    

Welcome guyss di bab dua..
Jangan lupa follow..
Vote juga sekalian😁😁..

💐💐💐

"Mmm, guys? " Panggil Assya kepada kedua sahabatnya.

"Kenapa? " Tanya keduanya.

"Laperrr, " Ungkap Assya dengan wajah memelas Sambil memegang perutnya.

Keduanya pun bertatapan, kemudian tertawa geli melihat tingkah Assya yang dirasa mereka sangatlah lucu.

"Ihh.. Kok ketawa sihh?!! " Kesal Assya kepada kedua sahabatnya.

"Ya habisnya.. Lo lucu banget!! AHAHAHHA. " Tawa Alina pecah waktu itu juga.

"AHAHAHAHA!! Lo megang perut sambil muka melas gitu kayak ibu hamil tau gak??!! AHAHAHAHA. " Ejek Aleya dengan tawanya terbahak-bahak.

"Ck! Gak asik lo bedua. Gue laper! Lo pikir enak apa orang laper digituin! Bikin gak mood tau gak!! " Kesal Assya melangkah pergi menjauh dari sana.

"Mampuss! Singanya kaluar. " Panik Alina menggandeng tangan Aleya dan berlari menyusul Assya.

"ASSYAA! TUNGGU! " Teriak Alina mengejar Assya.

...

Setelah melenjalani hari dengan menyenangkan, mereka memutuskan untuk pulang.

Namun, Alina tidak bersama kedua sahabatnya. Karena tadi ayahnya menelfonnya, dan berkata bahwa Alina akan di jemput olehnya. Karena ia akan pergi ke suatu tempat. Yang Alina sendiri tidak tahu kemana.

Kini, Alina menunggu di tempat duduk luar mall.

Tit! Tit!

Tiba-tiba ada mobil yang mengklackson dirinya.

"Syafara Alina Valeyya Dewantara? " Tanya pemuda tersebut dari dalam mobil.

Alina menyerengit heran. Siapa dia? Tanyanya.

"Anda siapa? " Tanya Alina dengan nada dingin.

Pemuda tersebut tersenyum "Saya suami kamu" Batinnya.

"Saya Elgar, ayahmu menyuruh saya untuk menjemputmu, " Jawab pemuda tersebut yang ternyata adalah Elgar.

"Elgar? Kok mirip sama... Ck! Yang namanya Elgar kan gak cuman satu. " Batin Alina menyangkal pemikirannya itu.

Alina mengangguk, kemudian membuka pintu belakang. "Di depan, " Ujar Elgar.

Alina bingung, apa ini benar-benar suruhan ayahnya? Tanyanya dalam hati. Karena yang ia tahu, ayahnya adalah orang yang lumayan mengerti tentang agama. Dan setahunya, ayahnya selalu menyuruh orang yang mengetahui tentang mahram.

Alina tak menghiraukan, ia tetap duduk di belakang.

Sepanjang jalan, Alina hanya menatap jalan di jendela. Tanpa ia sadari, seseorang telah menatapnya sedari tadi lewat kaca spion, Gus Elgar tentunya.

Alina yang masih bingung kemana tujuan mereka, karena sekarang jam sudah menunjukkan pukul 19.03 . Alina memang selesai berkumpul sehabis maghrib.

Alina berniat untuk bertanya. "Emm, sebenarnya papah nyuruh aku kemana? " Tanya Alina kepada Elgar.

Gus Elgar yang ingin Alina berfikir sendiri pun menjawab, " Tempat yang indah, bagus, dan sering kamu kunjungi saat kecil. Di tempat itu juga, kamu sering memanggil seseorang dengan sebutan Balaan. "Ujar Elgar penuh teka-teki.

"Balaan? Sahabat kecil gue? Mmm, dimana ya? EH ANJIRR! PESANTREN! Habis lah guee.. Gimana kalo gue di masukin sekarang?! Terus gue di bully di sana?! Gak, gue gak mau!! " Monolognya di pikirannya.

ELGALINA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang