𝟏𝟑 | 𝐆𝐑𝐄𝐄𝐍

570 103 12
                                    

Setelah mengobrol beberapa menit dengan Senjuro, Tanjiro bersama dengan Kyoujuro masuk dan ikut nimbrung dalam obrolan mereka.

"Kamu sudah mulai berlatih ya?" Tanya [Name] pada Tanjiro.

"Iya! Kyoujuro-san yang meminta." Tanjiro mengangguk dengan semangat. "Hari ini aku sedang istirahat dan ingin berkunjung sebentar sekaligus mengembalikan pelindung pedang Kyoujuro-san." Anak itu menatap Kyoujuro penasaran. "Kupikir Kyoujuro-san memilih pensiun dini."

"Hahahaha!" Gelak Kyoujuro. "Nak Kamado, selagi aku masih bisa menebas Iblis, aku tidak akan pensiun!"

"Kamu bisa melihat dengan baik, Kyoujuro?" Tanya [Name] menatap pria itu.

"Sangat baik! Hanya saja penglihatanku tidak seluas yang dulu!" Katanya sambil tertawa membuat [Name] sweatdrop.

Mereka cukup banyak mengobrol, lebih tepatnya Kyoujuro dan Tanjiro sedangkan [Name] dan Senjuro hanya mendengarkan obrolan mereka sambil sesekali terkikik geli dengan tingkah Kyoujuro yang semangatnya terlalu banyak.

Tiba-tiba [Name] teringat sesuatu, dia lalu mengatakan sesuatu yang berhasil membuat Kyoujuro membeku. "Kyoujuro, apakah Ibumu bernama Rengoku Ruka?"

Bukan hanya Kyoujuro, Senjuro ikut terdiam mendengar pertanyaan [Name]. Tanjiro hanya bisa mendengarkan dalam diam walaupun juga ikut penasaran dengan pembicaraan ini.

"Benar." Jawab Kyoujuro dengan nada serius.

Senyuman lembut [Name] muncul. "Mungkin terdengar aneh tapi, saat aku koma, aku bertemu dengan banyak orang yang mengaku sebagai keluarga kalian. Salah satunya adalah Ibumu, Kyoujuro. Dia tidak banyak berbicara dan hanya menatapku." [Name] memejamkan matanya sebentar mengingat kejadian yang terjadi begitu cepat itu. "Dia bangga padamu, karena sudah bekerja dengan sangat baik."

Rasa menggelitik menyerang Kyoujuro. Ternyata, bukan hanya imajinasinya saja. Ibunya benar-benar bangga padanya. Tatapannya berubah sendu, membuat [Name] menanggapi dengan senyuman. Dia menoleh pada Senjuro dan mengusap kepala anak itu. "Tentu saja semua Ibu akan mengucapkan kata-kata untuk semua anak-anaknya, kan? Dia begitu senang karena Senjuro, tumbuh menjadi anak baik dan sangat menyayangi Kyoujuro."

"Ibu ..." Batin Senjuro dengan mata berkaca-kaca.

Menjelang sore dengan langit orange yang menandakan sang surya akan terbenam. [Name] segera berpamitan pada ketiganya. Walaupun sudah dipaksa menginap, [Name] tetap menolak. Dia ingin ke pasar untuk membeli beberapa bahan makanan di rumahannya.

"Aku bisa sendiri." Jawab [Name] menolak permintaan mereka untuk menemani [Name] ke pasar.

"Benarkah?" Ragu Kyoujuro yang begitu mengkhawatirkan gadis itu. Bagaimana tidak, Kyoujuro begitu sedih setiap melihat [Name]. Tangannya yang masih diperban ditambah Ayahnya yang tanpa sengaja membuat [Name] terluka di dahinya.

"Iya. Tidak apa." [Name] akhirnya pamit pergi menuju pasar.

Di perempatan jalan dia bertemu dengan Shinjuro, mantan Hashira Api. Pria itu nampak mabuk tapi hebatnya masih bisa tetap sadar. Pria itu memandang [Name] sebentar lalu mengucapkan sesuatu yang membuat [Name] nampak kaget.

"Maafkan saya." Katanya dan menundukkan kepalanya.

Nampak [Name] terdiam sebentar. "Anu, tidak apa. Tolong angkat kepala anda." Ucap [Name] meminta dengan lembut dan sedikit merasa tak nyaman.

Shinjuro mengangkat kepalanya, menatap iris liliac kelabu yang tatapannya mirip sekali dengan Oyakata-sama. Pria itu sekali lagi membungkukkan badannya dan berjalan melewati [Name] tanpa banyak berbicara lagi sedangkan [Name] yang terkesiap dengan tingkah laku Kepala Keluarga Rengoku itu yang cukup aneh.

𝐔𝐍𝐊𝐍𝐎𝐖𝐍 | 𝐃𝐄𝐌𝐎𝐍 𝐒𝐋𝐀𝐘𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang