CERITA BARU TEMAN!
.
.
.
.Seorang pemuda dengan wajah pucat, rambut acak acakan dan hunfu putih di penuhi bercak darah di tubuhnya. Darah segar mengalir dari dahi kirinya, pipi kanan dan sudut bibirnya terdapat luka. Ia berjalan dengan lemah menuju sebuah althar dengan di seret oleh salah satu ksatria didepannya dan dua pengawal dibelakangnya. Banyak para rakyat yang bersorak serta melemparkan batu, telur dan kotoran kewajah dan tubuhnya. Dia melebihi gembel di jalanan.
"Dasar permaisuri kejam! Bahkan dia dengan berani ingin membunuh Ratu kesayangan Baginda!"
"Dia sangat tidak pantas menjadi seorang permaisuri! Menjijikan"
"Bunuh saja dia!"
Banyak cacian dan makian yang terlontar dari orang orang yang tidak menyukainya, ia menyesal telah mencintai seorang laki laki yang salah. Sungguh! Bukan ini yang ia harapkan, kenapa harus dirinya yang menderita. Bukankah selama ini ia selalu mengutamakan laki laki itu? Dimana hatinya?.
"Lihatlah! Bukankah itu keluarga Duke"
Pemuda itu menoleh dan mendapati ibu serta ayahnya telah di seret paksa oleh seorang pengawal. Mereka berjalan menunduk dengan banyak cacian dan penghinaan. Gelarnya sebagai bangsawan telah di cabut oleh Raja.
"Tidak! Ayah, ibuuu" teriak pemuda itu berlari kearah orang tuanya. Namun langkahnya di hadang oleh kedua pengawal.
"Ibu dan ayahku tidak bersalah!" Teriak pemuda tersebut.
"Baginda Kaisar Lan dan Ratu Yangzi telah tibaa...."
Teriakan itu mengema, semua orang tertuju pada atas altar. Seorang laki laki bermata kuning keemasan dan tajam, hidung mancung, berahang tegas itu tengah duduk di singgasananya dengan seorang wanita. Ya! Dia adalah wanita kesayangan yang telah menggantikkannya, yanzi.
"Baginda, ini salah hamba. Mohon baginda jangan menghukum kedua orang tua hamba"
Tidak ada sautan dari mulut sang Raja, hanya tatapan tajam yang siap membunuh. Kedua pengawal itu membawa tubuh Wei wuxian ke pinggir. Memberikan jalan untuk Duke Wei Changze dan istrinya Duchess Cangse sanren.
"TIDAKKK! JANGAN SAKITI KEDUA ORANG TUAKU"
Duke Wei dan istrinya duduk di Altar, kepalanya di tutup dengan sebuah karung coklat siap untuk di pasung.
"Tidakkk! Ayah, ibuu..."
"Ibu dan ayah mencintaimu Wei ying" ujar Duke wei dengan bibir bergetar. Sepasang insan itu tersenyum pada putra kesayangannya. Baginya, apalah hidup mereka tanpa adanya putra yang mereka sayangi. Bagi orang tua berkorban untuk buah hatinya mereka tidak akan ada yang namanya penyesalan. Jika Wei wuxian mati, maka mereka sebagai orang tua akan siap mati, wei wuxian adalah nyawa baginya.
"TIDAKKKK!"
Darah segar mengalir deras, dua kepala itu menggelinding jatuh tepat di depan matanya. Tubuh pemuda itu ambruk, ia menanggis sejadi jadinya seraya memukul tanah di depannya. Ini salahnya karna ingin mencelakai Ratu Yanzi, kenapa harus kedua orang tuanya yang juga mati. Mata merah itu menatap tajam kearah Kaisar Lan Wangji dan juga Ratu yanzi.
Kaisar Lan hanya tersenyum sinis dan penuh kebencian, sementara Ratu yanzi hanya menanggis. Ia tau, hati Ratu yanzi sangat baik tidak sebanding dengannya. Walaupun kecantikkan nya masih lebih unggul dari Ratu tersebut."Baginda hamba mohon, Permaisuri tidaka bersalah" ujar seorang gadis yang menerobos kerumunan itu. Kedua tanganya mengatup, memohon beribu pengampuanan.
"Dasar pelayan tidak tau diri" ujar salah satu ksatria. Ia menarik pedangnya dan langsung menebas leher gadis yang ingin membela Wei wuxian.
Wei wuxian yang melihat darah ketiga orang yang sangat penting baginya hanya bisa menanggis. Dunianya sudah sangat hancur, seperti ada kilatan petir di dadanya. Ia menarik sebuah pedang disarung salah satu pengawal disampingnya. Dalam sekejap darah mengalir dari lehernya, ia menatap laki laki yang sangat ia cintai.
"Jika aku di berikan kesempatan hidup kembali, aku tidak akan mencintaimu! Aku akan membuatmu menderita, aku akan membalasmu! Aku membencimu Kaisar Lan!!!" Lirih wei wuxian seraya menghembuskan nafas terakhirnya.
~29 JULI 2024