7

477 89 3
                                    

Selamat membaca teman!!
.
.
.
.


"Permaisuri"

Seketika wei wuxian tersentak kaget, ia menolah dan melihat laki laki yang tidak ingin dilihatnya. Baru saja ia mendapatkan informasi tentang Yanzi, dan laki laki disampingnya mengacaukan nya. Untung saja ia tidak menyebut namanya.
"Ada apa?"
"Saya hanya ingin berbicara dengan perma_"

"Maaf aku sibuk, lain kali saja Jendral Liu" ujar wei wuxian acuh sembari pergi meninggalkan Haikuan yang mematung disana.

"Hampir saja kifa ketahuan" ujar wei wuxian menghelan nafasnya, ia baru sampai di kediamannya dengan di ikuti meymey serta orang suruhannga tadi.
"Maafkan hamba permaisuri, ini kesalahan saya" ujar laki laki di samping permaisuri dengan wajah menunduk. Pria itu juga berpakaian ksatria.

"Tidak apa, ini bukan kesalahanmu. Aku saja yang ceroboh mempertanyaan tanpa melihat tempat" ujar wei wuxian sembari meminta surat yang berisi informasi tentang yanzi dari pria di sampingnya.

Wei wuxian membaca semua tulisan yang ada di surat itu, benar. Dugaaannya tentang yanzi yang bertemu dengan Kaisar Lan wangji sesuai dengan kehidupannya dahulu, dimana yanzi di tolong karna seseorang yang hendak melecehkannya. Dan kaisar berbaik hati menyelamatkannya dan membawanya keistana, ya! Cinta itu mulai tumbuh diantara mereka. Mungkin ia tidak bisa mengubah takdir kehidupa keduanya dan harus merelakan untuk kedua kalinya.
Rambut berwarna emas, senyuman yang menawan dan banyak pria yang memujanya serta melindunginya.
"Apa ayah sudah tau?" Tanya wei wuxian.
"Benar permaisuri, saya melihat ada kesedihan di wajahnya sepertinya dia paham apa yang di maksud oleh permaisuri dan besok Yang mulia Duke akan menemui permaisuri" terang pria berbaju ksatria itu.

Wei wuxian melipat kembali kertas itu, ia menyodorkan kertas itu pada api yang membakar lilin putih di depannya.
"Permaisuri" ucap meymey mendekati majikannya, air mata wanita itu menggenang paham dengan situasi yang di hadapi majikannya itu.
"Aku tidak apa" ujar wei wuxian tersenyum.

~
Disisi lain di kediaman Jendral Liu, pria itu merasa tidak nyaman dengan sikap acuh dari permaisuri. Tidak biasanya ia seperti itu, Liu haikuan merasa aneh dan ingin marah pada wei wuxian karna sudah mengacuhkannya. Namun dia tidak memiliki keberanian untuk sekedar menegur, entah kemana keberanian itu tiba tiba saja menghilang. Wei wuxian baginya tidak seperti sebelumnya, sikapnya sangat asing. Seperti bunga mawar yang indah namun juga berduri secara bersamaan, ia curiga saat melihat kegugupan wei wuxian. Ia merasa ada sesuatu yang pemuda itu sembunyikan. Entah apa itu, ia akan mencari sebabnya.

Sepanjang malam wei wuxian tidak bisa tidur, semua ingatan masa lalunya semakin berputar putar bagai kaset. Dulu bahkan dia bersujud di kaki Kaisar Lan, namun pria itu tidak sedikitpun menoleh. Mungkin cintanya memang tidak berarti untuk Kaisar Lan wangji.
"Bagaimana menurutmu ketika kita mencintai seseorang, orang itu malah mencintai orang lain? Apakah kita harus memperjuangkannnya? Atau justru melepaskannya" tanya wei wuxian menatap kearah jendela.
"Setiap orang berhak untuk bahagia permaisuri. Jadi menurut saya sebaiknya melepaskan apa yang bukan milik kita" jawab meymey yang setia mendampingi majikannya.

Jawaban meymey membuat wei wuxian tersenyum singkat.
"Benar, aku harus merelakannya" ujar wei wuxian menatap pelayannya.

"Permaisuri ada susuatu yang ingin saya sampaikan, baginda Kaisar Lan akan pulang malam ini. Mungkin besok Baginda Kaisar akan sampai di istana" ujar meymey.
"Akhirnya aku bertemu dengannya, bertemu dengan orang yang aku benci. Sekaligus orang yang pernah aku cintai" ujar wei wuxian mengepalkan tangannya. Besok ia harus menyiapkan mental yang kuat untuk berhadapan dengan pria yang menghancurkan kehidupannya di masa lalu.

PEMBALASAN (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang