Chapter 4

327 23 0
                                    

-

-

-

Ashley baru saja ingin kembali ke asramanya, ia berjalan seorang diri menyusuri jalan sekolah yang sudah sepi, mengingat ini sudah jam 5 sore. Perpustakaan menjadi alasan mengapa ia baru kembali ke asrama ketika hari sudah mulai gelap. Ia harus mengerjakan beberapa tugas yang belum ia kerjakan di pepurstakaan selama berjam-jam. Ashley berjalan sambil mengendong tas selempangnya dengan langkah sedang. Ia baru saja belok dan ingin melangkah naik ke tangga asrama, namun seseorang menghentikan langkahnya. Ashley menarik nafas jengah.

"apa kau sudah berlatih untuk kompetisi besok?" suara itu membuat Ashley memutar bola matanya lalu mendesah pelan.

"Untuk apa? aku tidak akan ikut kompetisi konyol itu!"

"kau akan ikut, aku bisa pastikan itu!"

"Jangan memaksaku Justin" Biar bagaimanapun rasa kecewa itu masih Ashley rasakan. Jadi Justin tak begitu kaget dengan sikap Ashley yang berubah menjadi lebih dingin.

"Kau percaya dengan apa yang dikatakan Ariana?" Justin seharusnya tak perlu menanyakan hal itu, karena ia sendiri sebenarnya sudah tau jawabannya.

"itu memang benar kan?" Ashley membalas dengan pertanyaan yang memojokkan Justin.

"itu sama sekali tidak benar, aku tulus menolongmu, untuk apa aku mencari popularitas lagi? aku sudah cukup terkenal!" Ketus Justin sedikit membentak sambil menyunggingkan senyum angkuhnya.

"terserah apa katamu, yang jelas aku tetap tidak ingin ikut kompetisi itu!" Ashley baru akan pergi namun Justin menarik tangannya. Tatapan mereka bertemu dalam satu waktu, begitu intens, dunia mendadak hening ketika dua pasang mata indah milik Ashley bertemu dengan mata hazel Justin. Ashley merasakan detak jantungnya berdetak kencang, aliran darahnya mengalir deras, menimbulkan desir-desiran. Ashley benar-benar bahkan bisa mendengar ketika Justin menarik nafas panjang.

"ikut denganku" tanpa persetujuan, Justin langsung menarik tangan Ashley dan berjalan keluar sekolah. Ashley tidak bisa melawan, genggamannya begitu kuat. Selain itu disisi lain, ia juga tak dapat menutupi rasa senangnya ketika Justin mengatakan bahwa yang diucapkan Ariana kemarin tidak benar, meskipun belum ada bukti kuat soal itu, namun hati kecilnya sepertinya sudah cukup percaya untuk mendengar pengakuan langsung dari Justin sendiri.

Justin membukakan pintu Lamborgini putihnya dan menyuruh Ashley masuk. Justin mengemudikan mobilnya, keluar dari sekolah dan menuju kota New York. Lamborgininya membelah jalan kota dengan kecepatan sedang. Sudah 15 menit keheningan menyelimuti mereka. Tidak ada satupun yang mau memulai percakapan. Ashley hanya bisa meremas-remas jarinya masih bingung dengan situasi yang selalu berubah ubah dalam kehidupannya.

"Kita mau kemana?" Ashley sudah tidak tahan dengan keningan yang membuatnya semakin gila.

"Mencari kostum yang sesuai untuk besok" Jawab Justin datar, ia masih menatap lurus ke depan jalan sambil mengemudikan mobilnya.

"tapi aku sudah mengatakan bahwa ---"

"jika kau cerewet, aku akan menurunkanmu disini!" Ketus Justin sukses membuat Ashley mengunci rapat mulutnya. Ashley menelan ludahnya. Ia jadi sedikit merasa aneh jika sikap Justin sedingin itu. Ashley mengembungkan pipinya dan menatap Justin dengan tatapan protes yang tertahan.

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 1 jam, akhirnya mereka sampai di sebuah mall busana terbaik di New York, Ashley turun dari mobil dan menatap kagum. Ia belum pernah ke mall itu sebelumnya, mall yang begitu besar dan elegan apalagi dengan lampu-lampu bercahaya kuning emas yang mendominasinya, jelas saja ,mall ini hanya dikunjungi oleh kalangan tertentu seperti para artis ataupun pejabat.

The Star (By Asa Bellia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang