Chapter 21

275 17 0
                                    

_____________________

_____________________

_____________________

_____________________

Sudah hampir tiga jam Justin tertidur, ia terlihat begitu nyenyak, namun kini posisi kepalanya sudah berpindah tempat pada sebuah bantal empuk yang ada di kasur. Sudah dari dua jam yang lalu, setelah yakin Justin benar-benar telah masuk ke alam bawah sadarnya, gadis itu pelan-pelan memindahkan kepala Justin di atas bantal empuk miliknya. Ia bukannya tak tahan dengan berat kepala Justin, ia juga tak merasa pegal sama sekali, namun ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan, seperti membuat sarapan dan mengecek kembali barang-barang dalam kopernya.

Gadis itu menarik nafas ketika ia baru saja menyelesaikan kegiatan mencuci piringnya. Gadis itu membasuh tangannya yang masih dipenuhi busa dengan seksama. Namun konsterasinya mendadak buyar, ia tersentak dengan dua buah tangan yang menyentuh pinggulnya. Ah, siapa lagi kalau bukan Justin? Ashley menghela nafas pelan meskipun hatinya terasa berdesir ketika pria itu menyangga dagunya tepat di atas bahu Ashley, diantara helaian rambutnya.

"Kau mengagetkanku." Ashley kembali melanjutkan mengosok kedua tangannya agar bersih.

"Kenapa kau meninggalkanku?" Bisik Justin masih dengan suara yang parau.

"Ada banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan," Ashley menutup kerannya dengan sempurna setelah yakin tangannya sudah bersih. "Lagi pula, aku tidak meninggalkanmu, aku disini."gadis itu langsung mengambil sebuah lap kering yang ada di dekat keran.

"Sibuk sekali, ya?" Bisik Justin lagi, namun kali ini dengan nada yang tidak begitu ramah. Ada sebersit kekesalan karena ia meresa dinomor duakan.

Ashley meletakkan lapnya dan langsung memutar tubuhnya sehingga ia berhadapan dengan Justin, Ashley menarik nafas sambil mengusap pipi Justin pelan. "Apakah ini firasatku saja, tapi kupikir kenapa kau jadi begitu manja?" Sebelah alis gadis itu terangkat. "Sangat tidak serasi dengan semua tattoo yang terlukis di lenganmu itu." Ashley mencibir Justin sambil melirik tattoo yang hampir menutupi kedua lengan Justin. Ashley baru sadar bahwa jumlah tattoo ditangan Justin ternyata samakin bertambah.

"Memangnya tidak boleh, kau kan calon isteriku, apa salahnya?" Ujar Justin datar.

"Masih calon, kan?" Ashley menekankan kalimatnya dan tanpa di sadari, jari-jarinya yang tadinya mengusap pipi Justin kini berubah menjadi beberapa tepukan pelan. "Sebaiknya kau mandi, itu akan membuatmu jauh lebih tampan." Ashley menyeringai penuh kemenangan, dengan cepat Ashley melepaskan diri dari Justin dan beranjak pergi. Justin hanya bisa terdiam sambil memandangi puggung Ashley yang semakin menjauh, diam-diam pria bermata madu itu mengusap pelan pipinya. Ah, sialan gadis itu ternyata sudah banyak berubah, ia sudah benar-benar tubuh seperti seorang gadis dewasa yang bahkan mampu untuk menggodanya. She's Confident.

****

Sudah tiga tahun, sudah tiga tahun lamanya gadis itu menanggung semua kesalahannya dengan hukuman yang ternyata jauh lebih menyakitkan dari yang ia bayangkan. Sudah tiga tahun ia menderita, melewati semua hari kelamnya di sebuah tempat yang begitu jauh. Sangat jauh. Walaupun begitu, ia juga cukup beruntung karena terbebas dari ancaman penjaranya karena harta yang ia miliki masih mampu untuk membayar dendanya. Dan pada akhirnya, mau tidak mau gadis bermabut emas itu harus dengan rela meninggalkan semua kehidupan gemerlapnya, meninggalkan semua kehidupan mewahnya, ia harus rela, rela meninggalkan New York dan tinggal negara yang begitu jauh dan terpencil. Ia harus mau menjalani kehidupannya seperti manusia paling hina yang diasingkan selama tiga tahun lamanya.

The Star (By Asa Bellia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang