Sebuah Panggilan

11 3 7
                                    

Hidup di desa kecil dipinggiran Kota Paris yang masih belum padat penduduknya dan masih sangat asri pemandangan alamnya, membuat Eliane tumbuh menjadi gadis yang senang berpetualang mengeksplor desanya.  Desa ini, yang dikenal sebagai Verdélis , adalah tempat di mana pohon-pohon tinggi menjulang dan sungai-sungai mengalir dengan jernih, mencerminkan langit biru yang tak terjamah oleh polusi. 

"Eliane." 

Eliane yang sedang asik memanen sayuran, tersentak mendengar panggilan dari ibunya. Pasalnya semula Eliane hanya seorang diri di kebun, ia tidak menyadari kehadiran ibunya.

"Ibu mengagetkanku saja." Eliane berdiri dan menatap ibunya.

"Maafkan ibu jika mengagetkanmu. Oh iya ibu dan ayah akan ke Kota untuk membeli bibit sayur dan pupuk. Bisakah kamu membantu ibu untuk membersihkan gudang nak? Rencananya gudang akan ibu jadikan tempat untuk untuk menyimpan beberapa pupuk dan bibit sayur."  

"Baiklah aku akan menyelesaikan ini terlebih dahulu, lalu akan membersihkannya."

Camille membelai wajah sang anak, "Terima kasih ya sudah mau membantu ibu." 

Eliane tersenyum dan mengangguk. Setelah itu Camille dan Damien pamit untuk pergi ke Kota sedangkan Eliane melanjutkan pekerjaannya memanen beberapa sayur. Sudah hampir 1 jam bergelut dengan sayurnya, Eliane telah menyelesaikan pekerjaannya itu. Ia memindahkan sayur-sayur yang sudah ia panen ke dalam keranjang besar dan meletakkannya di teras rumah untuk nantinya Ayahnya jual ke pedagang di pasar. Ayahnya memang bekerja di Kota, tapi tidak selalu karna itu terkadang ayahnya juga membantu ibu untuk menjual sayuran ke pedagang di pasar. Seperti itulah kehidupan keluarga Eliane di desa Verdélis yang memang rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani sayur atau bunga. 

Eliane beranjak pergi ke gudang untuk menjalankan tugas dari ibunya. Saat memasuki gudang, ia terkejut karena keadaan gudang benar-benar berantakan. Eliane mengingat-ingat kapan terakhir kali gudangnya ini dibersihkan, mungkin sudah sangat lama tidak ada yang menyentuh gudang. Eliane menyalakan lampu gudang dan mengambil sapu untuk mulai membersihkan gudang itu. Ia mengeluarkan beberapa barang terlebih dulu agar lebih muda untuk ia menyapunya.

Saat ia sedang mengangkat sekotak kardus besar, Eliane tidak sengaja melihat sebuah peti tua yang besar. Eliane berpikir ini adalah peti milik orang tuanya, namun Eliane belum pernah melihat peti ini sebelumnya. Mungkin memang benar milik orang tuanya dan Eliane tidak mengetahuinya karna memang tertutup oleh barang-barang yang berserakan di gudang.

 Mungkin memang benar milik orang tuanya dan Eliane tidak mengetahuinya karna memang tertutup oleh barang-barang yang berserakan di gudang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eliane lalu mengangkat peti tersebut dengan hati-hati untuk dikeluarkan. Setelah selesai mengeluarkan semua barang-barang yang ada, Eliane mulai menyapu dan membersihkan gudang tersebut. Debu ada dimana-mana, hingga membuat Eliane bersin-bersin dan ia memutuskan mengambil kain penutup untuk menutupi hidungnya agar terhindar dari debu yang akan membuatnya bersin.

Saat kembali ke gudang, Eliane dikagetkan dengan peti tua tadi yang sudah kembali ke dalam gudang tidak diluar lagi. Bagaimana bisa peti itu kembali ke dalam. Eliane menggaruk-garuk kepalanya bingung. 

DÉSIRÉETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang