Chapter 22

27 7 0
                                    

Selamat datang, terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. 🥀

Bolehkan saya mendapatkan emot : 🥀 ?

Enjoy, turn on your fantasy music!

*

*

*

Kedatangannya ke kastil ini adalah perjodohan.

Dia selalu telah di persiapkan sebagai ratu.

Namun setiap kali aku melihatnya, selalu ada hal aneh baru yang dia tunjukkan padaku.

Seperti pada saat lebah-lebah itu mengelilinginya tanpa menyengatnya, bagai pertanda takdir bahwa dia adalah calon ratu.

Atau ketika aku melihat wajahnya datar tanpa emosi walau saat itu anjing kerajaan kami mati tenggelam.

Dia bahkan tidak menangis ketika aku kembali berperang dalam keadaan terluka parah.

Umur kami baru sebelas pada pertemuan pertama kami, ketika ibuku baru saja meninggal. Juga ketika aku di nobatkan sebagai pangeran mahkota setelah kakak tertuaku mati dalam medan perang.

Dia anak Count Allen, wanita berambut hitam dan bermata merah. Semua orang menyukainya, dia selalu terlihat yang paling bersinar. Dia menyinariku ketika pernikahan kami berlangsung di umur kami yang ke tujuh belas.

Rumor mengatakan ketika dia terlahir dia tidak menangis, dia sempat mati suri dalam kelahirannya. Dan ibunya mati ketika melahirkan Morana.

Semuanya berubah setelah dia berulang kali sakit-sakitan. Tidak ada mentari yang menyinari kastil ini seterang Morana. Setelah lima belas tahun tidak di karuniai anak, dan sebagai raja di negeri ini, aku harus memutuskan untuk meneruskan keturunan dengan menikah lagi. Aku tidak meninggalkannya, dan aku masih menempatkannya di kastil ini.

Kuakui pernikahanku dengan Morana Allen adalah pernikahan politik semata. Namun aku selalu mencoba untuk mencintainya, sekalipun sesekali dia menggunakan wewenangnya sebagai ratu dengan menghukum siapapun dengan mudahnya. Menggunakan kuasanya untuk memenggal pembantu yang mencuri dan melihat eksekusi pemenggalan kepalanya secara langsung.

Ketika dia mengetahui bahwa aku menikahi wanita yang kusukai sejak aku kecil, dia hanya anak Baron miskin yang berhasil menimang anakku, demi meneruskan garis keturunan. Dia menerimanya, walau tidak ingin melihatnya sama sekali. Dan aku memisahkan mereka di dua kastil berbeda.

Sebagai ratu, dia menganggap anak kami adalah anaknya. Untuk beberapa waktu kami harmonis. Dan aku bertindak adil. Namun penyakitnya semakin parah, dan dia berkata tidak rela bila mati sendirian.

Namun pada malam itu, wanita yang kusukai selama aku kecil meninggal. Tubuhnya kering bagaikan bunga layu. Seperti sihir telah menelan habis seluruh cairan dalam tubuhnya.

Dua tahun kemudian, anak satu-satunya milikku mati dengan kejadian yang sama. Mengering bagai tulang berbalut kulit.

Morana Allen. Dia telah menyerap setiap jiwa-jiwa, hanya agar dia terlihat cantik dan sempurna, hanya agar dia hidup. Melakukan sihir dan merenggut tubuh yang berjiwa.

Ketika aku mengetahui itu, semuanya telah terlambat. Semua orang dalam kastil ini telah mati, terkecuali aku dan dia. Bahkan dia dengan bangganya berendam dalam kubangan darah-darah korbannya, hanya agar dia abadi, dan dia memberikan keabadian padaku.

Bukan hanya keabadian, dia memberi kutukan bagi siapa saja yang kucium atau kusetubuhi, mereka akan mati menjadi asap.

Sejauh itu kegilaannya.

Seribu tahun lagi - cozyrinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang