Didalam kehening yang terjadi saat ini, sesosok pria tak henti-hentinya memperhatikan pria lain yang berada tak jauh dari hadapannya. Tanpa sadar ia menyunggingkan senyum manisnya, malu dengan tingkahnya yang terasa aneh namun candu itu.
"hia sepertinya ini cocok" panggil pria didepannya sambil memperlihatkan tablet yang berisi beberapa gambar boneka bear
"kemarilah" balas Boun dengan nada dingin khasnya
"sini coba saya liat!" ucap Boun saat Prem telah berada tepat didepannya
Mendengar ucapan Boun, Prem segera menyodorkan tablet yang ia pegang membiarkan Boun melihat-lihat gambar yang telah Prem siapkan sesuai dengan apa yang di pinta Boun.
"Boleh juga, nanti temani saya membelinya" Boun kembali menyerahkan tablet tersebut kepada Prem
"Hah?" Prem kembali kaget dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Boun
masaalah apa lagi ini tuhan
"kenapa saya?" Prem tentu saja bingung dengan pernyataan Boun yang terkesan sepihak itu
"kamu lebih tau detailnya" Boun sedang berpura-pura mengalihkan pokusnya ke arah beberapa berkas
"tapi kan saya..........." belum sempat melanjutkan ucapannya Boun sudah menatap tajam ke arah Prem, membuat Prem langsung terdiam tanpa berani berbicara lagi
Pasrah deh pasrah
"kamu tetap disini, saya keluar sebentar" Boun terlihat membereskan beberapa kertas dimejanya,menyusun kertas itu ke dalam sebuah map lalu ia bergegas pergi setelah meminta Prem diam diruangannya tanpa tujuan apa-apa.
Prem melihat bingung kepergian Boun, ia tidak mengerti dengan apa yang ada dipikiran Boun, bagaimana bisa pria itu meninggalkannya begitu saja tanpa memberi pekerjaan apapun.
Saat ini tentu saja Prem sedang bingung, apa yang harus ia lakukan diruangan itu, sedari tadi ia hanya memainkan ponselnya sambil sesekali melirik pintu berharap sang empunya ruangan segera kembali.
Dasar kutu dingin
Tidak punya hati
Kejam
Jahat
tidak berperikekaryawanan
Prem sudah tidak tahan lagi, ia terus-terusan mengutuk Boun walaupun hanya terdengar oleh dirinya sendiri saja, jika ia menggunakan bibirnya untuk mengutuk Boun pun takkan ada yang mendengarnya sedang ia sendiri disaat semua orang sedang sibuk dengan berbagai pekerjaan yang menyiksa.
"Huufftt" Prem menhembuskan napasnya kasar, rasa kesal telah menguasai tubuhnya, ingin berteriak namun tentu saja itu tidak ada gunanya
KLEK
Boun berjalan dengan santai memasuki ruangannya yang tanpa ia sadari Prem menatapnya tajam, Boun duduk di meja kerjanya menatap beberapa berkas dengan teliti yang sampai saat kejadian itu terjadi ia belum juga menyadari sosok Prem yang masih setia menatapnya tajam.
Benar-benar kejam
Tentu saja melihat itu, ingin sekali Prem menendang wajah dingin Boun itu. Bagaimana bisa pria itu melupakan kehadiran Prem diruangannya.
Apa yang harus ku lakukan?
Prem berdiri dari duduknya, ia masih menatap Boun dengan tajam. Kini dengan langkah yang mengendap-endap ia berencana keluar dari ruangan itu, ia yakin Boun pasti tidak menyadari apa yang akan ia lakukan.
"mau kemana?" salah, Prem salah, Boun menyadari tindakan yang akan Prem lakukan
"kemana?" Bounn kembali bertanyaa setelah melihat Prem membalikkan tubuhnya menatap Boun yang masih terlihat sibuk dengan kertas-kertas dimejanya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LAST HOME
RomanceBoun Nopannut seorang CEO muda yang merasa hidupnya membosankan dan selalu tentang bisnis saja, ia bahkan merasa rumah bukanlah tempat untuk beristirahat. Hingga ia menemukan seorang mahasiswa yang terlihat ceria, Boun merasa ada kenyamanan dibalik...