Hartanto Sukmono Laurent sedang duduk di kantornya, Laurent Grand Hotel, sedang membaca laporan keuangan. Tiba-tiba, telepon berdering.
"Halo?" jawab Hartanto.
"Selamat Pagi, Pak Hartanto, ini Budi. Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan yang perlu kamu tahu," kata Budi, salah satu rekan bisnis Hartanto.
"Apa itu, Pak Budi?" tanya Hartanto, penasaran.
"Ada kabar kalau seseorang mau menjatuhkan kamu. Mereka berencana merusak reputasi hotel dan bisnismu. Kita harus hati-hati."
Hartanto mengerutkan kening. "Siapa orang itu?"
"Saya belum tahu pasti, tapi kita akan mencari tahu. Tetap waspada, ya," jawab Budi sebelum menutup telepon.
Hartanto memijat keningnya. Dia harus melindungi bisnis dan keluarganya dari ancaman ini.
🍂
Waktu sekolah sudah berakhir, saatnya Alexsa pulang. Dengan langkah gontai, Alexsa berjalan menuju mobilnya, pikirannya masih dipenuhi hasil pemeriksaan dokter. Saat ingin masuk mobil, ponselnya berdering.
"Alexsa, hangout yuk ke mall. Udah lama kita nggak hangout," ajak Fani yang tiba-tiba muncul sambil memeluk lengan Alexsa.
Alexsa terperanjat kaget sembari mengelus dadanya, "Wah, gue kaget, Fani..."
Fani menanggapinya dengan muka menahan gemas melihat tingkah Alexsa yang terkejut. "Haha, maaf deh," sambungnya.
Alexsa terdiam sejenak lalu tersenyum, "Oke deh, boleh."
Di mall, Alexsa, Fey, dan Fani berjalan-jalan sambil bercanda. Saat sedang tertawa, Alexsa tidak sengaja menabrak seorang pria menggunakan topi hitam yang berjalan terburu-buru.
"Maaf," kata Alexsa cepat-cepat.
Pria itu hanya mengangguk dan lanjut berjalan. Alexsa melihat ada benda kecil jatuh dari saku pria itu. Sebuah flash drive.
"Maaf, Pak, ini ketinggalan. Guys, flash drive ini kayaknya punya orang itu deh," kata Alexsa sambil memegang flash drive.
"Iya juga ya, mana orangnya udah pergi lagi," sambung Fani.
"Orangnya lagi buru-buru kayaknya. Udah, simpan aja dulu. Nanti kalau ketemu orangnya lagi, baru kita balikin," saran Fey.
Alexsa mengangguk dan memasukkan flash drive itu ke tasnya.
Mereka kemudian melanjutkan jalan-jalan, menikmati suasana mall. Fey melihat sebuah toko pernak-pernik dan menghentikan langkah mereka. "Lihat deh, ada gelang lucu banget!"
Fani tertawa, "Beli yukk, biar kita kembaran."
Alexsa tersenyum, "Boleh juga. Eh, kalian tahu nggak, kemarin aku lihat meme lucu banget tentang siswa yang lupa bawa PR. Ternyata, PR-nya dipakai buat bungkus gorengan!"
Fey dan Fani tertawa terbahak-bahak. "Astaga, itu pasti kreatif banget. PR jadi berguna ganda," kata Fani sambil tertawa.
Mereka terus bercanda dan tertawa, menikmati momen bersama. Meskipun pikirannya masih dipenuhi dengan banyak hal, Alexsa merasa sedikit lebih ringan dengan keberadaan sahabat-sahabatnya.
Setibanya di studio, Alexsa merasa lelah dan langsung beristirahat. Dia tidak terlalu memikirkan flash drive itu, hanya menyimpannya di laci meja.
🍂
Hari Jumat tiba, Alexsa kembali ke sekolah seperti biasa. Hujan deras mengguyur, membuat suasana semakin muram. Dia berjalan dengan tenang melalui lorong sekolah, tidak memperdulikan bisik-bisik dan tatapan sinis dari beberapa siswa. Dia sudah mulai terbiasa dengan perlakuan ini dan mencoba untuk menikmati kehidupannya sebagaimana adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Ending (Revisi)
Teen FictionAlexsa, seorang gadis muda yang terjebak dalam cobaan hidup setelah kehilangan kakaknya, Gilang. Diiringi oleh sahabat-sahabat setianya, Fey dan Fani, Alexsa berusaha menavigasi kehidupan yang penuh dengan konflik keluarga dan hinaan sosial. Di teng...