part 07.

103 10 8
                                    

Waktu sudah jam sepuluh tiga
puluh malam sebuah mobil hitam
berhenti di loby hotel bintang
lima supir dengan cekatan
langsung membuka pintu dari luar.

Tidak lama pintu di buka oleh
petugas yang mengikuti hingga
ke lantai atas dan mempersilakan
masuk lalu menutup kembali pintu
itu dan turun kebawah.

Lan Wangji membaringkan tubuh
Wei Wuxian di ranjang membuka jasnya mengulung lengan kemeja lantas masuk ke dalam kamar mandi mengambil handuk kecil dengan wadah air hangat membasahi
kembali ke ranjang membersihkan
tubuh yang terkena muntahan

Mengusap pelan tangan dan leher
sampai bersih di mana yang terkena
muntah mengganti gaun itu dengan
piyama yang disediakan pihak hotel
menarik selimut menutupi setengah
badan menatap lekat wajah super cantik sambil berguman..

"Maafkan aku yang selama ini
bersikap tidak baik padamu..!!"

Beranjak dari sana masuk kedalam
kamar mandi membersihkan diri
dari bau alkohol yang menyengat
tidak lama dia keluar memakai
piyama yang sama kemudian pergi
kearah sudut lain ranjang lalu
tidur bersebelahan matanya berat
dia baru sampai tiga jam yang lalu
tampa sempat istirahat begitu dapat
alamat hotel di mana pesta itu
berlangsung bergerak kesana.

Jam lima tepat Lan Wangji bangun
melihat wajah polos nan imut itu
masih pulas dengan tangan di atas perutnya yang tidur telentang
seperti balok kayu tidak berubah
masih tetap dengan posisi yang
sama seperti ketika di awal tidak seperti kebanyakan orang yang
tidur grasak grusuk kemana mana.

Dengan hati hati memindahkan
tangan itu menarik kembali
selimut tebal menutupi setengah
badan yang sempat tersibak,
perlahan dia turun dari ranjang
masuk ke kamar mandi,

dia membersihkan diri lalu keluar
untuk berolah raga hingga jam
tujuh pagi hanya berlari di seputar
taman hotel ketika dia sampai sosok
cantik itu masih tidur pulas karena
ada hal yang harus di urusnya dia
keluar dari hotel setelah memesan
sarapan.

Wei Wuxian menggeliat mencoba
bangun kepalanya sangat berat
dengan susah payah dia bisa
bangun bersandar di kepala
ranjang lalu menguap pelan.

"Uugght.... kepalaku sangat berat.."

Mencoba membuka mata lebih jelas
melihat keadaan kamar yang beda
dengan kamarnya.

"Ini di mana.. kenapa hua hua
membawaku kesini..??!"

Mencoba meraih gagang telephone
untuk menghubungi resepsionis
dan langsung di jawab dari
seberang sana..

"Hilton....?? Aaah.. tidak aku hanya
ingin di pesankan taksi..!!"

Langsung menutup panggilannya
menyibak selimut melihat pakaian
yang dikenakan sudah berubah

"Haaah.. siapa yang sudah lancang
mengganti pakaianku...??!!"

Sedikit berteriak melihat ke bawah
masih memakai piyama yang sama
terbengong sesaat lalu

"Hua Huaaa..sialan kamu, beraninya.membuka pakaianku
awaas kamu nanti.. aku tidak akan
mengampunimu...!!"

Dengan sedikit terhuyung masuk
ke dalam kamar mandi berendam
lebih baik untuk menghilangkan
pusingnya dan badannya yang sakit.

Merilekkan anggota tubuhnya
sangat nyaman untuk tiga puluh
menit namun saat hendak keluar
dia melihat di rak ada kemeja
putih beraroma cendana sangat
pekat berada tepat di deretan
handuk.

Meraih kemeja berbau alkohol
itu mengendusnya sesaat dia
mematung

"Aroma ini. Bukannya, aah...
tidak mungkin,!!"

MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang