part 09.

63 10 3
                                    

Setelah berteriak cukup kencang
Lan Wangji menjatuhkan dirinya
berlutut di tanah kedua tangan
menekan erat tanah di depannya
air matanya luruh tampa bisa di
tahan kelelahan berlarian ke sana
sini di tambah sosok yang di cari
nya menghilang dalam sekejab
membuatnya kehilangan arah
dia pasrah memejamkan mata
tidak sanggup lagi menghadapi
jalan hidupnya hanya ingin
sekali saja melihat sosok istri
masa kecilnya jika bisa meskipun
keadaannya sekarang sudah
berbeda.

"Izinkan aku untuk meminta maaf
dan mengucapkan selamat tinggal.."

Di saat dia selesai berkata
sebuah teriakan menembus
pendengarannya namun dia
menganggap itu ilusinya menutup
rapat rapat matanya ingin
mendengar lagi kata kata itu.

"Gegeee...!!

Wei Wuxian yang berlari sangat
kencang tiba tiba berhenti saat
melihat sesosok tubuh sedang
berjongkok membelakangi.

Pria tinggi dengan mantel hitam
panjang hanya punggug kekar dan
lebar yang terlihat dia berhenti
sesaat lalu perlahan melangkah
semakin dekat dengan perasaan
campur aduk.

"Gegeee....!!"

Akhirnya suara manja yang dulu
ketika nama itu tersebut keluar
juga setelah terdiam hanya ingin
sekedar memastikan siapa sosok
itu dan seperti magnet sosok di
depan yang sedang bersimpuh
reflek menoleh sambil berujar

"Mei Meeii....!!"

Deg...

"Jadii...!!"

Keduanya melotot sempurna
begitu saling berhadapan tidak
bisa berkata apa apa untuk sesaat
hanya linglung dan bengong
namun Wei Wuxian lebih melongo
dia belum bisa mencerna apapun
melihat keberadaan orang di
depanya lututnya bergetar hebat
matanya melotot seperti hendak
loncat keluar.

Tidak jauh berbeda disisi lain
Lan Wangji shock setengah mati
melihat penampakan sosok di
depannya matanya tak kalah
melotot dengan mulut terbuka
lebar bathinnya gemuruh hebat
permainan takdir seperti apa ini
tuhan orang yang dicari carinya
bertahun tahun yang sangat di
rindukannya di cintainya dari kecil
hingga di umurnya sekarang
tidak hilang masih di pupuk
dengan baik ada di hadapannya
selama ini, tinggal seatap dengan
nya yang selalu di musuhinya
enggan untuk di tatapnya sekali
saja yang sudah di nikahinya
secara sah menurut hukum yang
berlaku adalah tak lain sosok istri
masa kecil yang  masih di akuinya.

Kenapa dia bisa begitu buta
tidak mengenali dengan mata hati
nya akibat ke angkuhannya tidak
mau melirik sekalipun kearah
nya yang selama ini berada sangat
dekat dengannya bahkan tidur di bawah atap yang sama.

berulang kali mengedipkan mata
memastikan penglihatannya
tidak salah memastikan ini
hanya mimpi yang tidak nyata
namun sosok itu masih berdiri
tegak di hadapannya.

Begitu juga keadaan yang sedang di
alami oleh Wei Wuxian dia hanya
bisa mematung, Mata berembun
semua tulang tulangnya seakan
tidak menyatu dengan raganya,
Saparuh nyawa rasanya terbang
dari raga kedua tungkainya lemas
meski kelopak iris abu abu sangat
indah itu penuh genangan dia
mencoba untuk berkedip beberapa
kali, Sebelum kedua lututnya
menyentuh tanah tidak kuat untuk
menahan beban tubuhnya yang
perlahan merosot mencium tanah
namun dari arah depan Lan
Wangji sudah menerjangnya
dengan pelukan erat melihat
tubuh itu mulai turun kebawah.

"Mei Meii.. istri kecilku...!!"

"Huuuwwwaaaa....!!""

Tangis Wei Wuxian pecah antara
marah senang sedih menjadi
satu dia memeluk erat tubuh kokoh
itu sambil terus histeris menyesali semuanya kenapa selama ini tidak
bisa mengenali sedikitpun gegenya yang selalu di musuhi bahkan menganggap pria jahat tidak punya
hati yang sudah lancang berani
menikahinya.

MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang