Tentang seorang gadis cantik yang dikenal dengan 𝑃𝑙𝑎𝑦𝑔𝑖𝑟𝑙 yang tiba tiba jatuh cinta dengan seseorang yang sama sekali tak ada dalam pikiran nya untuk ia taruh dalam hatinya.
𝐀𝐥𝐥𝐞𝐬𝐞𝐚 𝐅𝐢𝐫𝐦𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐀𝐝𝐡𝐢𝐭𝐚𝐦𝐚 namanya, gadis c...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
『••✎••』
Ini terlalu berbahaya, semuanya tau itu, tadi setelah setengah jam menunggu dan bantuan belum juga datang,Naila dengan santainya memberhentikan mobil Truk besar yang melintasi jalan mereka.
"Pak! Izinin saya sama temen temen saya ikut, Bapak mau ke jogja kan?"
"Iya Neng, tapi bahaya atuh"
"Gak papa Pak, daripada kita kelamaan disini, bantuan juga belum datang, entah kapan tau, kita bisa kok patungan buat bayar bensin mobil bapak, asalkan diizinin sama Bapak"
"Boleh Neng tapi–"
"Maaf Pak memotong" guru Magang yang baru dikenali beberapa murid itu datang menghampiri.
"Saya minta maaf atas permintaan aneh salah satu murid saya"
Naila terkejut mendengar nya, sama dengan ke empat sahabat nya, mereka kira guru itu ikut membantu.
"Oh iya Pak, gak papa" ucap sopir itu.
"Bapak boleh jalan" kata Guru itu, nembuat Sopir mau tak mau mengikuti perintahnya, karena guru itu menanggung semua yang di lakukan murid pada masa KBM berlangsung.
"Tunggu Pak!" Ale bersuara saat Sopir itu menyalakan mesinnya, ia melangkah mendekati guru magang yang entah siapa namanya, ia melupakan nya– karena tidak penting baginya untuk mengingat nama guru magang itu.
"Pak! Bapak pikir deh, bantuan berapa lama lagi sampai?liat tuh murid bapak yang lain udah banyak yang ngeluh Pak, hampir satu jam kita nunggu bantuan datang" tutur Ale dengan urat menonjol di sekitar lehernya.
"Kamu gak tau ini terlalu bahaya bagi kamu dan teman teman kamu?"
"Saya tau Pak, tapi ini satu satunya cara biar kita bisa istirahat disana, lebih nyaman, dari pada di pinggir jalan gini" Ale masih menatap Guru itu kesal.
"Aduh Neng, kalau ribut gini mending gak usah ikut Bapak deh, patuhi perintah guru kalian aja" Sambung Pak Sopir melihat interaksi itu makin memanas.
"Kita janji Pak, kita gak bakal berdiri, kita duduk aja asalkan boleh ikut Sopir itu Pak"
"Iya Pak, minum saya sudah abis, saya sangat haus"
