8. PTA : API UNGGUN

4 2 0
                                    

Maya terbangun dari tidurnya,ia membuka mata perlahan dan berusaha melihat sekeliling.

Semua teman seruangan nya telah pulang dari penjelajahan,kini saatnya mereka bergantian untuk melaksanakan ibadah sholat.

Setelah semuanya selesai dengan pekerjaan masing-masing,mereka pun berkumpul kembali.

Kakak penanggung jawab datang membawakan makanan dan trash bag untuk masing-masing regunya.

Makanan pun dibagikan dan mereka makan bersama tanpa diberi waktu,ketika makanan sudah habis masing-masing diminta untuk memasukkan sampah kedalam trash bag,dan kemudian akan diurus oleh panitia yang bertugas.




Waktu menunjukkan pukul 07:00 PM




Para peserta kini dipersilahkan untuk berganti pakaian dan segera menuju ke lapangan untuk berkumpul.

Disini mereka akan diminta untuk menampilkan pentas seni dari regunya.

Maya dan regunya memutuskan untuk menampilkan senam (lampiran).

Semuanya bersorak-sorai sebagai bentuk dukungan untuk regu maya itu, beberapa anak ada juga yang ikut melakukan senam.

Sungguh malam yang menyenangkan..

Regu Maya mendapatkan urutan ke 2 dari semua regu yang ada,pada awalnya mereka sama sekali tidak merasa gugup karena merasa bahwa hal ini akan mengasyikkan,ternyata benar.

Regu keseluruhan berjumlah 20,mereka menampilkan macam-macam pentas seni.Ada yang menyanyi,menari boria,bahkan juga menampilkan puisi.

Tidak ada satu pun yang terlewatkan,semua merasa senang.

Kini jam menunjukkan tepat pukul 10:00 PM

Para peserta pun dikumpulkan sesuai barisan per regu,mereka kemudian berjalan membentuk lingkaran dengan tepat tumpukan kayu yang terletak pada tengahnya.

Api unggun akan segera dinyalakan ketika semuanya sudah sesuai dengan tempatnya,mereka akan memulai upacara terlebih dahulu sebelum akhirnya dinyalakannya sang api unggun sebagai penerang dan penghangat pada gelap serta dinginnya malam.

Maya dan para anggotanya sudah berada ditempat yang telah ditentukan panitia,mereka membuat barisan menjadi dua berbanjar dengan menghadap ke arah tumpukan kayu bakar itu berada.

Upacara pun dimulai,semua mengikuti dengan tenang dan sunyi.

Udara terasa begitu dinginnya dengan mudah menusuk kulit, suasana sunyi yang menenangkan dan semua orang yang fokus senyap pada kegiatan malam itu,panitia berkeliling untuk mengingatkan mereka agar tetap fokus sebagaimana acara berjalan,agar jangan mudah terbuai dan agar dapat tetap mengendalikan pikiran untuk senantiasa terisi,tidak kosong dengan lamunan.

Api dinyalakan,lagu pun berputar semboyan dibunyikan serta untaian diksi indah diucapkan,satu demi satu rangkaian kata terlintas dibenak sang pendengar terus menerus datang tanpa acuh pada sekitar.

Suasana sunyi menjadi ramai,riuh oleh suara api yang berkobar.Udara dingin tak lagi menusuk kulit sang empu, perlahan menjadi terasa hangat ketika api kini kian membesarkan kobarannya.

Bagai semangat para anggotanya yang tiada tara, menjalankan acara dengan berbagai cara.

Api dinyalakan dengan metode yang menyenangkan,bagaikan meteor saat ada segumpal api berkobar diudara yang kemudian menuju kepada kayu yang kering oleh waktu.Berkobar dengan semangat nya, membuat yang melihat merasakan sinarnya.

Maya mengalihkan pandangan,melihat seseorang yang begitu dia sayang terlihat bayangannya dibalik api unggun berada.

Dilihatnya bayangan itu yang perlahan berjalan mendekati, hingga tanpa sadar seseorang yang membawa kamera itu sudah berada didepan tepat dimana dirinya kini berada.

Seluruh lelah,sedih,dingin,dan pegalnya hilang entah kemana seolah terbawa oleh kobaran api yang menyala-nyala.

"Halo kak Tiara,regu apa nih?" Ucap seseorang tersebut bertanya kepada panitia yang selaku penanggung jawab regu Maya.

"Eh halo kak,ini namanya regu dandelion" jawabnya.

"Halo dandelion,mau foto bareng ga nih?"

"MAUUU KAK MAUUU!!" Para anggota dandelion.

Regu dandelion pun pada akhirnya melakukan sesi bersama dengan penanggung jawab mereka yaitu kak Tiara.

Maya tersenyum canggung,dengan pikirannya yang tidak karuan dirinya tetap berpose sesuai arahan yang diberikan namun matanya tak pernah lepas dari sang fotografer itu.

Suaranya yang bergemuruh indah didalam gendang telinga itu,terdengar lembut penuh perhatian dan kasih sayang.

Maya tertegun mendengarnya

Ia rasa,dirinya telah jatuh begitu dalam ke jurang namun dirinya merasa tidak ingin diselamatkan.

Setelah menerima ucapan terimakasih,ia pun pergi meninggalkan dandelion yang sedang berkumpul.

Maya dengan inisiatif tinggi bertanya dengan lantangnya,

"KAK,maaf boleh tau namanya siapa?"

"Boleh, nama kakak Pratama! Kamu boleh panggil kakak,Tama!!"

"IYA KAK,SALAM KENAL YA AKU MAYA!!!"

Maya kini benar-benar merasakan dirinya meleleh bagai es krim disiang terik,tidak menyangka mereka bisa melakukan perkenalan singkat.

Api unggun telah selesai seluruh peserta diminta kembali menuju ruangan tidur mereka,dengan penuh semangat maya pun berjalan kembali menuju ruangan tidur mereka.

Setelah sampai,semua anggota pun memasuki ruangan disusul oleh penanggung jawab dari regu mereka,setelahnya diberitahu bahwa mereka harus berganti pakaian sebelum akhirnya kembali untuk menjemput alam mimpi dan menyapa sang fajar esok hari.








































































Uhuyy kiw kiw Maya,udah kenalan nihhh.
Update dalam rangka kangen😔

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia dan Pramuka Malam itu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang