Harry menatap tajam pada sosok Kematian yang duduk di hadapannya. Meskipun saat ini suasana hatinya sangat buruk dan sisa kemarahannya pada Kematian masih ada, Harry mencoba untuk bersikap tenang dan membiarkan Kematian memakan sarapannya.
"Kau tahu aku sangat marah padamu kan?"
Kematian hanya meliriknya sekilas dan tetap melanjutkan sarapannya. Harry tak melepaskan tatapan tajamnya pada Kematian.
"Kita sudah sepakat dalam hal ini. aku tidak akan pernah hidup sebagai Harry Potter yang lain. Sekalipun aku mendambakan kehidupan diriku yang lainnya, aku benar-benar tidak akan pernah merebut hidup diriku yang lain. Tetapi kenapa... kau melakukan ini?"
Harry mempertahankan tatapan tajamnya pada Kematian. Dirasa Kematian akan tetap mengacuhkan dirinya, Harry memilih untuk mengalah dan membiarkan Kematian menyelesaikan sarapannya.
Kematian meletakkan sendoknya dan beralih menatap Harry. Harry kembali membuka suara ketika ia mendapatkan perhatian Kematian.
"Aku tidak pernah mempertanyakan keputusanmu untuk membawaku ke dimensi lain. Aku juga tidak pernah menentangmu. Aku selalu percaya padamu. Tetapi kau melakukan ini. melanggar kesepakatan yang telah kita setujui. Kematian... aku kecewa."
"Bahkan jika aku mengatakan bahwa dimensi ini berada di ambang kehancuran sekalipun, apa kau masih kecewa padaku?"
Tatapan Harry melunak. Dia dengan cepat melupakan amarahnya dan lebih ingin tahu mengenai dimensi ini.
"Apa yang terjadi? Dari kenangan gadis ini, perang sudah berakhir 6 bulan yang lalu."
Kali ini Kematian menatap Harry penuh minat, "Ceritakan padaku."
"Namanya Cassiopeia Liliana Potter. Ia tumbuh dan hidup bersama dengan kedua orangtua lengkap. Dimensi ini memiliki Pangeran Kegelapan yang sama dengan dimensiku yang asli. Bedanya, Cassie tidak menjadi Penyelamat Dunia Sihir. Dia menjalani hidupnya sebagai penyihir biasa. Kedua orangtuanya, Lily dan James Potter, seperti yang diharapkan menjadi seorang auror dan berada di garis depan peperangan. Malam dimana Voldemort datang untuk membunuh Cassie, Sirius membantu mereka dan membunuh Pangeran Kegelapan. Namun seperti yang kita tahu, dia tidak benar-benar mati malam itu. Ada Hocrux. Lily Potter, James Potter, Sirius Black dan Remus Lupin memburu Hocrux tersebut. Dengan Regulus Black sebagai mata-mata mereka di lingkaran Pangeran Kegelapan, mereka berhasil memusnahkan 5 diantaranya. Sayangnya pergerakan mereka terbaca oleh Voldemort. Perang terjadi di tahun terakhirnya. Lily dan James berada di Hogwarts untuk melawan Pangeran Kegelapan. Sedangkan Sirius dan Remus berada di Kementrian untuk melawan Bellatrix. Lily dan James meninggal demi menyelamatkan Cassie, sedangkan Sirius mengalami koma ajaib akibat hampir jatuh dalam tabir. Beruntungnya Remus sempat menyelamatkannya dan menarik tubuhnya keluar dari sana. Setelah perang berakhir, Cassie jatuh depresi akibat kematian kedua orangtuanya. Sisanya adalah kita yang datang ke dimensi ini."
Kematian mendengarkan penjelasan Harry dengan seksama. Dia berdehem pelan menanggapinya.
"Aku tidak tahu jika dimensi ini hampir sama dengan dimensi milikmu. Lagipula bukan itu yang Takdir katakan padaku." Kata Kematian.
"Takdir? Dia berbicara padamu? Bukankah kalian..." ucapannya menggantung begitu saja, namun dengan cepat Harry menangkap sesuatu. "Apa Takdir yang memintamu untuk mengirimku ke sini?"
"Lady Magic juga. Jangan menatapku seperti itu, aku masih tidak berbicara dengannya sejak kelakuanmu yang membuatnya marah." Kali ini Kematian yang berdecak kesal.
"Dia pantas menerimanya. Lagipula dia yang membuatku seperti ini. jadi apa salahnya jika aku melakukan apa yang kuinginkan sesekali." Harry mengendikkan kedua bahunya acuh.
![](https://img.wattpad.com/cover/374047478-288-k241760.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter and Her Hawk Father
FantasíaHarry hanya ingin berhenti. Tapi Takdir sepertinya belum puas untuk bermain-main dengan hidupnya dan menghadapi Kematian yang sangat keras kepala dan semaunya bukanlah hal yang sulit. Hanya saja, dia tidak pernah bisa mengerti dengan Kematian dan ba...