Hai haii haiii☺️☺️
Masih semangat buat baca chapter selanjutnya kan guys??
Kalau masih semangat yukkk langsung baca sajaaa🥰
Happy reading....
Tenggara baru saja tiba di rumah setelah pulang latihan bersama anak Aspire, saat ini dia tengah memarkirkan mobilnya di garasi, lantas Tenggara berjalan memasuki rumah.
"Den Tenggara, kemana aja sih Den tiga hari nggak pulang-pulang, Bapak sama Ibuk marah-marah terus, Bibi jadi khawatir sama Den Tenggara nggak ada kabar," ucap Bi Retno saat melihat Tenggara memasuki rumah.
Tenggara tersenyum kepada Bi Retno, dia menyalami tangan Bi Retno.
"Tenggara ada urusan Bi makannya nggak pulang," jawab Tenggara.
"Lain kali jangan nggak pulang gitu kalau ngga ngabarin Ya Den," ucap Bi Retno.
"Iya Bi lain kali Tenggara bilang dulu sama Bibi," ucap Tenggara seraya terkekeh pelan, Bi Retno itu sudah bekerja di rumah ini sejak Tenggara masih berumur empat tahun, karena itu Tenggara sangat akrab dengan Bi Retno dan sudah menganggapnya seperti keluarganya sendiri.
"Ya sudah sekarang istirahat dulu, bibi siapkan makan," ucap Bi Retno, Tenggara menganggukkan kepalanya.
"Bi Papa sama Mama kemana?" Tanya Tenggara.
"Bapak lagi ke Surabaya, kalau Ibu dari tadi pagi sudah keluar katanya arisan sama temennya," jelas Bi Retno.
Tenggara menganggukkan kepalanya mengerti, dia segera pamit kepada Bi Retno dan menuju ke kamarnya.
Mood Tenggara sepertinya sangat baik, karena mendengar kedua orangtuanya sedang keluar, setidaknya Tenggara tidak merasa risih karena pertengkaran orangtuanya, dan juga omelan-omelan yang mereka tujukan kepada dirinya.
Tenggara memilih membersihkan badannya.
••••
Selesai membersihkan badannya, Tenggara langsung berganti dengan pakaian santai, Tenggara mengambil ponselnya dan membawanya keluar kamar, karena Bi Retno sudah menyiapkannya makan.
Saat menuruni tangga, Tenggara menghentikan langkahnya, karena dia melihat Mamanya yang tengah berada di meja makan, karena hal itu Tenggara memutuskan untuk naik kembali, tapi langkahnya terhenti karena ucapan Mamanya.
"Tenggara sini kamu," ucap Mama Tenggara.
Tenggara membalikkan badannya lantas menatap mamanya.
"Tenggara masih ada urusan Ma," jawab Tenggara benar-benar cuek.
"Mama bilang ke sini," ucap Mama Tenggara memperjelas.
Tenggara menghela napasnya kasar dia melanjutkan langkahnya untuk menuju meja makan, dan duduk di depan Mamanya.
"Makan dulu nanti Mama mau bicara sama kamu," ucap Mama Tenggara seraya menyodorkan piring yang berisi makanan.
"Tenggara nggak laper Ma, bicara aja langsung bisa kan," ucap Tenggara seraya menggeser makanan itu.
Mama Tenggara menatap Tenggara.
"Makan Tenggara, Mama tadi beli makanan ini di luar," ucap Mama Tenggara.
Tenggara menatap sepiring nasi itu yang sudah di ambilkan oleh Mamanya, tiba-tiba saja Tenggara terkekeh pelan.
"Bahkan Mama sendiri lupa kalau aku alergi udang, udah jelaskan kalau selama ini Mama terlalu egois, bahkan hal kecil kayak gini aja lupa, atau emang nggak tau Ma," sindir Tenggara, karena Tenggara memang memiliki alergi terhadap udang.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU DAN TENGGARA
Teen FictionHidup berkecukupan dan bergelimang harta sepertinya sangat menyenangkan bukan? Tapi semua itu seperti tidak berarti untuk Arghi Matteo Tenggara, karena keluarganya yang sangat tidak harmonis. Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk pula...