7. Waktu dan Tenggara

50 5 0
                                    

Halooooo haloooo👋👋

Siapa nih yang udah nungguin aku update

Absen dulu dong guys😁😁😁

Happy reading....

Tenggara baru saja membuka matanya setelah bangun tidur, dia menatap langit-langit kamar, tidak lama kemudian dia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul lima pagi itu.

Tenggara menghela napasnya pelan dia merasa hari ini adalah hari sial bagi dirinya, karena Papa dan Mamanya mengadakan acara makan malam bersama rekan kerjanya dan dia harus turut serta, padahal yang kemarin saja Tenggara sengaja tidak hadir dan sekarang orangtuanya mengadakan acara makan malam kembali, bukankah itu sangat membosankan.

Tenggara tidak tertarik dengan hal seperti ini karena ujung-ujungnya pembicaraan orangtuanya tidak jauh dari kata perjodohan. Dari sekian banyaknya kandidat yang di kenalkan tidak ada satupun yang membuat Tenggara tertarik.

Tenggara akan mencari sendiri pasangannya, seseorang yang benar-benar dia cintai dengan tulus, bukan seseorang yang terpaksa harus dia cintai.

Helaan napas keluar dari mulut Tenggara, tidak lama kemudian dia mengubah posisinya menjadi duduk, lantas Tenggara beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Beberapa menit berlalu Tenggara dia sudah selesai mandi, dan dia sudah rapi dengan pakaian santainya.

Tenggara mengambil ponselnya, dia tersenyum tipis saat menatap notifikasi dari Instagram, Bening mengikuti Instagramnya.

Setelah itu Tenggara memutuskan untuk keluar kamarnya, dia berjalan ke arah dapur dan mengambil air minum di kulkas.

"Tenggara,"

Tenggara menoleh menatap seseorang yang memanggilnya, dan ternyata mamanya yang masih menggunakan pakaian tidur.

"Pagi Ma," sapa Tenggara dengan nada yang cukup datar.

"Hmm pagi," jawab Mama Tenggara seraya mengambil air minum yang ada di meja makan.

"Nanti jangan lupa di restoran delima pukul delapan malam," ucap Mama Tenggara.

"Maaf aku ada urusan Ma," tolak Tenggara seraya beranjak dari tempatnya, tapi Mamanya menahan lengan Tenggara.

"Sekali ini saja, jika kamu cocok kita bisa lanjutkan, jika tidak terserah kamu," setelah mengucapkan hal itu Mama Tenggara beranjak dari tempatnya, sedangkan Tenggara dia menghela napasnya sangat pelan.

••••

Tenggara menatap layar komputer di depannya itu, tangannya sedari tadi lincah memegang mouse dan bermain di atas keyboard, tatapannya sangat fokus, saat ini Tenggara tengah mengedit video yang harus dia unggah di YouTube channel miliknya, sudah terhitung dua jam Tenggara duduk di depan komputer.

Tenggara meregangkan otot-ototnya, dia menatap jam sudah menunjukkan pukul dua siang, akhirnya pekerjaannya selesai juga, dan nanti malam jadwalnya untuk mengunggah video yang sudah selesai dia edit.

Tenggara memutar hasil video hasil editannya sampai selesai.

"Udah oke," gumam Tenggara, setelah itu Tenggara segera mematikan komputernya dan memutuskan untuk  keluar mencari angin segar.

Tenggara membawa kunci motornya dan pergi ke garasi rumah untuk mengambil motor.

Tenggara menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumahnya, dan mencari Kafe untuk dia nongkrong, tiba-tiba saja dipikiran Tenggara terlintas Kafe tempat Bening kerja, entahlah Tenggara ingin melihat Bening, memang Tenggara sudah gila sepertinya, karena dari kemarin dipikirkannya selalu tertuju kepada Bening, bukan berarti Tenggara suka dengan Bening, belum ada hal seperti itu di hatinya hanya saja Tenggara merasa nyaman jika bersama Bening, karena sepertinya Bening cocok untuk menjadi teman ngobrol.

WAKTU DAN TENGGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang