Kelly Kinandra, gadis ramah dan murah senyum khas penduduk Indonesia pada umumnya. Mengejar cinta pemuda yang bersekolah di sekolah elit, dari keluarga Old Money yang menggenggam kekuasaan di tangannya. Sedangkan dirinya tidak selevel dengan pemuda...
Sepanjang pelajaran berlangsung, Kelly dibuat gundah— tidak tenang dengan berbagai pemikiran rumit tak berujung. Ia beberapa kali menghembuskan napasnya hingga mengundang tanya teman sebangkunya— Theresia, gadis itupun tahu apa yang dipikirkan sahabatnya. Gadis khas Indonesia itu menggenggam tangan Kelly berusaha menenangkan dengan senyum manisnya yang hanya dibalas dengusan.
Hingga jam pulang sekolah berbunyi, Kelly dengan lunglai berjalan menuju gerbang sekolah. Membalas setiap sapaan teman-temannya dengan senyum tipis— kentara sekali gadis itu tidak memiliki mood yang baik. Gadis seceria itu harus berurusan dengan sosok menyeramkan yang kemungkinan mengancam ketenangan hidupnya.
Kelly dirangkul oleh Gio yang kini menggunakan jersey basket berwarna putih dengan list biru dan merah di bagian pinggir lengan ketekannya. Si gadis sebenarnya risih dengan tingkah Gio yang seenaknya merangkul dirinya, namun dengan beberapa kali paksaan beralaskan bahwa ia membutuhkan pelindung, mau tidak mau Kelly mengiyakan. Sejujurnya, ia juga membutuhkan perlindungan dan tawaran Gio yang ingin melindungi dirinya terdengar menenangkan. Walau ya, lelaki itu cukup menyebalkan.
Seluruh anak IPS diangkatan mereka— Gio dan Kelly, tahu jika mereka memiliki love-haterelationship. Kelly dengan kebenciannya dan Gio dengan rasa sukanya yang menjahili Kelly hingga gadis itu marah-marah sepanjang hari.
"Lo balik sendiri dulu ya, bareng murid lain yang naik TJ. Nanti kabarin gue via Dm. Oke?" Gio mengantar Kelly hingga halte dekat sekolah, memastikan gadis itu dalam keadaan baik. Memegang kedua bahu kecil si gadis dan menatap serius ke kedua mata lentik itu. Gio merasa jika kondisi sekitar ramai maka gadis itu akan baik-baik saja.
"Lebay lo! Sana lo basket dulu, gausah sok-sokan peduli. Biasanya ngajak gelut mulu!" Kelly mencibir yang justru dibalas jitakan pelan oleh Gio. "Awas lo ada yang nyulik!" Gio membalikkan badannya dengan telunjuk terangkat menunjuk Kelly sembari berjalan menjauhi gadis itu yang justru matanya berpendar ke sekeliling melihat apakah ada sosok yang mencurigakan.
Mata almond Kelly mendapati Gio mulai tertelan oleh gerbang sekolahnya. Kemudian ketika matanya tertuju kedepan sana, ia mendapati sesosok lelaki tinggi besar berpenampilan nakal yang misterius berdiri disamping motor hitam miliknya. Tidak ada yang tahu bagaimana rupa sosok itu pun apa yang sedang lelaki itu perhatikan karena ia menggunakan helm full face hitam, yang dapat Kelly pastikan jika lelaki itu adalah pria yang tampan dengan kulit putih yang mengintip di celah helm dan jaket kulitnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kelly suka memperhatikan penampilan orang apalagi jika itu adalah seorang pria. Tanpa mengalihkan pandangannya, Kelly memperhatikan semua yang melekat di tubuh lelaki itu— semuanya terlihat mahal, nakal dan misterius. Lelaki itu bermotor hitam besar yang tidak diketahui tipe motornya oleh Kelly— gadis itu tidak suka otomotif. Menggunakan jaket kulit hitam, kaos hitam, sepatu hitam, dan sarung tangan hitam. Dapat dipastikan jika lelaki itu pencinta hitam garis keras dan dapat dipastikan semuanya adalah barang mahal.
Seingat Kelly murid disekolahnya tidak ada yang menggunakan motor besar itu, pun tidak memiliki perawakan seperti sosok itu. Lalu, apa yang lelaki itu lakukan disana? Apakah sedang memperhatikan dirinya? Dirinya?
Si gadis yang mengaku suka mengamati penampilan orang tidak suka balik diamati. Kelly tidak ingin merasa kepedean. Lelaki se-wah itu menatap gadis buluk seperti dirinya ini? Um, apakah lelaki itu yang mengirim surat hitam semalam? Jika benar, haruskah Kelly diam ditempat saja hingga menunggu lelaki itu menangkap atau menculik dirinya. Kelly terkikik seperti orang aneh di halte hingga menjadi pusat perhatian murid lain.
"Woy, centil!" Kelly tersentak ketika ia merasakan tepukan dibahunya. Si pemilik nama centil menolehkan kepalanya, mendapati Anna, Theresia, dan Kelly yang menatap dirinya dengan kesal. "Kenapa lo ninggalin kita-kita?" Anna bertanya sinis.
"Tau lo, mentang-mentang sama Gio. Kitanya dilupain," Theresia menambahi dengan tidak suka. "Jadian lo sama Gio?" Yunna terdengar sedang mengigau. Kelly hanya memasang wajah seolah-olah hendak muntah. "Si babi satu itu tiba-tiba nyeret gue ke halte. Geli gue dia sok peduli," Kelly membuat gerakan tangan seperti membersihkan debu di kedua bahunya.
"Gak boleh gitu, dia peduli sama lo, Kelly." Yunna melirih. Memanyunkan bibirnya seolah-olah tidak suka jika Kelly berkata seperti itu padahal Gio memiliki niat baik. Lagipula, sebenarnya Gio peduli dengan Kelly.
"Iya, iya. Maaf," Kelly mengerlingkan matanya, tentu saja ia tak berniat minta maaf apalagi ini tentang Gio, si cowok yang menyebalkan suka mengganggu dirinya dan suka mempermainkan emosinya.
"Eh lihat-lihat. Cowok depan itu—" tentu saja Kelly tidak menunjuk sosok disebrang jalan dengan tangannya, ia menunjuk dengan dagunya dan lirikan matanya yang tentu saja diikuti oleh sahabat-sahabatnya. Theresia, Yunna, dan Anna serentak menatap sosok misterius disebrang sana. "Ganteng ya? Kayanya dia yang nguntit gue deh." Rungu mereka mendadak aneh ketika mendengar Kelly yang berujar dengan nada senang yang antusias. Berbeda dengan tingkahnya beberapa jam lalu yang terlihat merenung seolah-olah banyak beban hidup yang menimpa dirinya.
"Kayanya, dia deh yang mau nyulik gue," Theresia, Yunna, dan Anna bersamaan menatap Kelly yang sedang tersenyum manis. Gila, gadis ini benar-benar gila.
"Gila ya lo?" Anna lama-lama tak tahan dengan tingkah idiot sahabatnya ini.
"Eh beneran loh, kalau gue diculik sama dia kalian jangan nyariin ya. Lihat deh, dia keliatan banget pecinta hitam dan bunga mawar yang semalem dikirim kerumah gue juga warnanya item, dan jangan lupa kartu hitam tadi yang kalian baca." Kelly masih berusaha meyakinkan sahabatnya. Tolong, tingkah gila sahabatnya ini tidak tertolong lagi.
Theresia mengalihkan tatapannya dari Kelly menuju sosok lelaki serba hitam itu, apakah intuisinya salah ketika ia merasa sosok itu menatap kepada Kelly. Bahkan, ia juga sudah memperhatikan lelaki itu yang sedang menatap sahabatnya sejak keluar dari gerbang dan berjalan menuju halte ini. Tapi tidak hanya Kelly ditempat ini, dibelakang Kelly masih ada perempuan lainnya. Bisa saja lelaki itu menatap perempuan dibelakang Kelly.
"Terus, kalau lo diculik sama dia dan tau tingkah centil lo ke Theodore, menurut lo apa yang bakal dia lakuin? Ngebacok lo?"
Bersambung...
Keli ni tipe cegil yg gacuma cukup sama satu cowo. lagian jomblo ini, ya perbanyak cadangan hehe
semoga part ini suka yaa, lihat gimana tingkah asli keli yang nyeleneh. mana minus semua di sosok keli ini. ampun deh
ayu bantu share cerita ini biar aku makin semangat nulisnya ^^